Be(d)st Friends Forever (2)

21.2K 531 7
                                    

"Bima selama ini ternyata deketin Kimberly, Ren."

"Kemarin mereka resmi jadian."

Kata-kata Clara terus terngiang di kepala Darren. Tadi saat jam makan siang Clara memberitahukan hal itu padanya. Darren turut sedih mendengarnya namun tak dapat dipungkiri rasa bahagia yang begitu besar timbul di hatinya. Ini berarti ada kesempatan untuknya memiliki Clara seutuhnya.

Rasa rindu yang membuncah semakin memacu Darren agar segera sampai ke apartemennya dan bertemu dengan Clara. Namun sesampainya di apartemennya Darren tidak menemukan Clara padahal wanita itu biasanya selalu sampai lebih dahulu.

Detik demi detik berlalu dengan lambat. Setidaknya itu yang dirasakan Darren sebelum Clara membuka pintu apartemennya. Secepat kilat Darren mendekati Clara dan memeluk wanita itu. Clara sontak terkejut dengan perlakuan Darren yang tidak biasa.

"Are you okay?" Darren bertanya tanpa melepas dekapannya.

Clara hanya menganggukkan kepalanya. Tubuh dan jiwanya terlalu letih hari ini. Anehnya ia tidak sesedih yang ia kira. Sepertinya perasaannya kepada Bima tidak sedalam itu.

Darren melepaskan pelukannya. Ditatapnya Clara yang menatapnya bingung. Entah mengapa Clara selalu saja bisa membangkitkan dirinya yang lain. Segera Darren mendekatkan wajahnya ke wajah mungil Clara.

Darren mendaratkan sebuah ciuman di bibir ranum Clara. Selama beberapa detik Clara mematung di tempatnya. Tidak ada tanda-tanda penolakan yang ditunjukkannya. Clara malah dengan senang hati menyambut baik ciuman itu. Ia sendiri kerap heran mengapa ia tidak bisa menolak Darren.

Beberapa saat kemudian mereka tubuh mereka sudah polos tanpa busana diatas ranjang milik Darren. Suara lenguhan dan desahan memenuhi ruangan itu. Baik Clara maupun Darren tengah berjuang untuk menggapai puncak mereka masing-masing.

Saat hampir mencapai puncaknya, Darren segera mencabut kemaluannya dari dalam tubuh Clara. Nafas memburu mereka bersahutan satu sama lain. Pergulatan panjang yang melelahkan itu akhirnya selesai sudah.

Malam itu untuk pertama kalinya Darren memberanikan diri memeluk Clara setelah menyelesaikan "ritual" mereka. Lagi-lagi Clara tidak menolak. Pelukan hangat dari Darren tidak disangka-sangka terasa begitu nyaman hingga membuatnya tertidur tanpa sadar.

Darren mengecek Clara yang ternyata sudah tertidur dengan lelap. Pandangannya tertuju pada dahi Clara. Sudah sejak lama ia ingin mengecup dahi itu. Tanpa berpikir panjang Darren akhirnya memberanikan dirinya. Dikecupnya dahi indah itu sebelum ia membisikkan sesuatu pada Clara.

"I love you."

***

Tak terasa satu bulan berlalu begitu saja dengan cepatnya. Selama itu Darren menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan perasaannya pada Clara. Sedangkan tanpa Darren tahu Clara tidak ingin terlibat perasaan lagi pada seseorang untuk sementara waktu.

Sejak kejadian patah hatinya sebulan lalu Clara merasa Darren lebih perhatian kepadanya. Darren juga lebih manis daripada biasanya. Kadang Clara sampai tersentuh dengan sikap pria itu. Tapi sedetik kemudian ia menyadarkan dirinya tentang perjanjian mereka yang tidak boleh melibatkan perasaan. Lagipula bisa saja perhatian itu karena Darren merasa kasihan padanya.

Saat ini, di kantornya, Clara mendengarkan presentasi yang dibawakan oleh Bima sambil menahan kantuk. Akhir-akhir ini ia merasa sering mengantuk padahal sebelumnya ia jarang mengantuk di siang hari. Akibatnya saat ini ia tidak fokus seratus persen.

"Clara?"

Sebuah suara yang memanggilnya tiba-tiba membuat Clara kaget dan buru-buru membuka matanya. Rupanya tanpa sadar ia memejamkan matanya hingga Bima membangunkannya. Sambil merutuki dirinya dalam hati, Clara menatap Bima dengan menyesal.

One Shot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang