Meant to Be (1)

9.3K 257 6
                                    

"Jangan lupa ya nanti sore kita ke acaranya Inggrid." Seru Catur sebagai reminder bahwa mereka tidak boleh pulang terlebih dahulu.

Teriakan riuh memenuhi ruangan itu. Bagaimana tidak, pesta ulang tahun Inggrid tahun ini akan diadakan di sebuah bar baru yang hampir mustahil reservasi dalam waktu mendadak. Beruntung pemiliknya adalah teman dekat Inggrid sehingga merek semua bisa mencoba tempat baru itu.

"Jadi nggak sabar pengin cepat pulang." Gumam Aurora kepada teman sebelahnya yang bernama Oliver.

Terlihat Oliver menggelengkan kepalanya melihat ketidaksabaran teman kantornya. "Ingat nanti kamu jangan minum banyak-banyak." Pesannya pada Aurora yang terakhir kali mempermalukan dirinya di depan teman-temannya saat mabuk.

"Iya iya bawel ah." Aurora mencebik kesal sebelum kembali memasang wajah cerianya. Dengan semangat yang membara ia kembali menghadap komputernya untuk segera menyelesaikan pekerjaannya.

Sementara itu Oliver menggelengkan kepalanya sebentar sebelum senyum tipis terukir di bibirnya. Manis, batinnya.

***

"Cheers to Inggrid."

"Cheers."

Semua yang hadir disitu menenggak minuman di tangan mereka masing-masing untuk merayakan bertambahnya satu tahun umur rekan kerja mereka.

"Ini enak banget." Aurora tersenyum lebar, berkata pada si empunya acara. Tidak pernah ia mencicipi minuman seenak itu seumur hidupnya.

"Iya dong di dalam sini ada secret recipe-nya." Inggrid bersuara sambil secara tidak langsung mempromosikan bar milik temannya. Senyum miring tercetak jelas di bibirnya.

"Pantas saja." Aurora menganggukkan kepalanya tanpa berkata-kata lagi. Ia sibuk menyesap minuman di tangannya. Sudah cukup lama ia tidak merasakannya sejak kejadian memalukan tempo hari.

"Lagi dong." Aurora menyerahkan gelasnya yang tiba-tiba sudah kosong.

"Ra!" Tegur Oliver namun tidak diindahkan sama sekali.

Inggrid tersenyum lebar melihat kelakuan dua sahabat itu. "Nggak papa, Liv kan cuma sekali ini saja." Ujarnya menenangkan Oliver yang terlihat khawatir. Tentu saja hal itu tidak bisa menghilangkan kekhawatiran pria itu begitu saja.

"Mas minta segelas lagi ya." Ujarnya lagi pada seorang pramuniaga yang kebetulan lewat di sekitarnya.

"Cheers."
"Cheers."
"Cheers."

Entah sudah berapa kali Aurora menenggak minumannya. Perempuan itu berulang kali meminta refill padahal mereka belum lama disana. Beberapa diantara mereka bahkan menyerah meladeni ajakan minumnya.

"Wah bisa rugi aku kalau ngajak Aurora lagi hahaha."

Inggrid yang sedari tadi memperhatikan Aurora sudah tidak bisa menghitung lagi berapa gelas yang sudah dihabiskan Aurora sejak kedatangan mereka. Walaupun bercanda tapi di kepalanya Inggris ketar-ketir menghitung estimasi pengeluarannya untuk party-nya kali ini.

"Ayo minum juga dong, Liv. Masa kalah sama Aurora." Disebelahnya Catur berusaha menggoda Oliver, tanpa tahu Inggrid memelototinya dalam diam.

Merasa tertantang, Oliver akhirnya menghabiskan sisa minumannya dalam sekali teguk. Persetan dengan akibatnya esok hari.

"Mas tolong satu gelas lagi." Teriaknya pada seorang pramusaji yang kebetulan berjalan di sekitarnya di tengah hingar bingar live music yang memekakkan telinga.

"Wooo..." Semangat Oliver langsung disambut teriakan meriah oleh teman-temannya. Oliver memang terkenal sebagai peminum berat di kalangan divisi mereka.

One Shot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang