Be(d)st Friends Forever (END)

18.8K 514 5
                                    

Kehidupan pernikahan Darren dan Clara berlangsung dengan damai. Tidak ada pertengkaran hebat diantara mereka karena mereka sudah mengenal baik satu sama lain. Baik buruknya satu sama lain sudah mereka hafalkan diluar kepala.

Selama itu mereka saling belajar menjadi suami dan istri yang baik walaupun tidak ada cinta diantara keduanya, setidaknya itu yang diyakini Clara selama ini. Seluruh perhatian yang diberikan Darren padanya dianggap karena pria itu begitu menyayangi darah daging yang tengah dikandungnya.

Selama itu pula mereka juga tidak memiliki pacar. Darren sibuk dengan pekerjaannya seperti biasa sementara Clara setiap harinya membaca buku tentang kehamilan di kantor Darren. Kemanapun Darren pergi Clara akan mengikutinya. Wanita itu merasa akan sangat merindukan Darren jika tidak melihatnya satu detik saja.

Saat usia kandungan Clara memasuki trimester kedua, mereka tanpa berpikir panjang langsung melakukan "malam pertama" mereka sebagai pasangan suami-istri. Terlebih dokter kandungan Clara menyatakan bahwa kandungan Clara sangat kuat jika mereka ingin melakukannya. Pasangan itu akan berhubungan intim minimal tiga kali dalam satu minggu. Maklum saja mereka sudah tidak kuat menahan hasrat yang tiga bulan terakhir tak dapat tersalurkan dengan baik.

"Emhh..." Clara menggerakan pinggulnya diatas tubuh Darren sambil memegangi perut buncitnya. Entah mengapa Clara yang seperti itu terlihat sangat seksi di mata Darren. Pria itu sangat menikmati pemandangan di depannya. Andaikan Clara memiliki perasaan yang sama untuknya pasti saat ini Darren sudah menjadi lelaki paling bahagia di muka bumi ini.

Jika ada seseorang paling pengecut di dunia ini, orang itu tidak ada bandingannya dengan Darren. Bahkan setelah Clara menjadi istrinya pun Darren masih belum dapat menyatakan perasaannya. Ketakutan hubungan mereka akan merenggang setelah ia menyatakan cintanya begitu menghantuinya. Akhirnya Darren menyerah. Selama Clara tetap disisinya, ia tidak peduli apakah Clara mencintainya atau tidak karena baginya itu saja sudah sangat cukup.

"Aahhhh..."

"Kamu nggak capek?" Tanya Darren. Pria itu sempat menolak ketika tadi Clara mengajaknya bermain. Ia tahu pasti tidak mudah beraktivitas seharian apalagi dengan membawa bayi di dalam perut. Namun Clara tetap memaksanya. Satu hal yang Darren tahu adalah hawa nafsu Clara memuncak ketika wanita itu mengandung anak mereka.

Clara menggelengkan kepalanya masih dengan memejamkan matanya. Keinginannya untuk menyentuh tubuh Darren begitu kuat hingga mengalahkan rasa lelahnya. Malah setelah berhubungan intim dengan Darren semua rasa capeknya hilang dalam sekejap.

"Aahh..."
"Aahh..."
"Aahh..."

Suara kulit mereka yang bertabrakan memenuhi kamar tidur utama rumah itu. Peluh bercucuran di tubuh mereka namun tidak ada satupun dianatara mereka yang berniat menghentikan permainan mereka. Clara justru semakin mempercepat gerakan pinggulnya. Kejantanan Darren di dalam tubuhnya begitu memabukkannya dan ia sangat kecanduan akan hal itu.

Satu lenguhan panjang mengakhiri permainan mereka. Baik Darren maupun Clara sama-sama mendapatkan puncak mereka. Clara membaringkan tubuhnya di sebelah Darren usai meresapi sisa-sisa permainan mereka. Sebelum memejamkan mata, mereka saling berpelukan dalam diam hingga jatuh tertidur bersamaan.

***

Keesokan harinya seperti biasa Clara akan mengunjungi Darren untuk makan siang bersama. Wanita itu terlihat sumringah memandang tas bekal yang ada di tangan kanannya. Kemampuan memasaknya jauh meningkat setelah ia menikah dengan Darren.

Sepanjang perjalanannya menuju ruangan Darren, tak lupa Clara menyapa satu per satu karyawan di kantor pengacara suaminya itu dengan ramah. Tanpa mengetuk pintu, Clara membuka pintu ruang kerja suaminya di depannya. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat suaminya dan seorang wanita tengah tertawa lebar. Berdua. Hanya mereka berdua di ruangan itu.

One Shot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang