Kelam malam sedang membuai orang-orang untuk berkutat dengan dunia mimpi masing-masing. Meski ada saja orang-orang yang menolak terbuai dalam kelamnya malam, tetap saja hal itu tidak dapat memisahkan kelam malam dengan keheningan dan ketenangan.
Di tengah keheningan malam itulah, seorang pria berjalan melewati sunyinya wilayah gedung-gedung perkantoran. Masih memakai setelan jas, pria itu berbelok ke sebuah jalan kecil diantara dua gedung yang menjulang tinggi. Langkahnya terhenti begitu mendapati sebuah kerak hitam yang menyebar semakin luas.
Dari tangan kosong pria itu, tiba-tiba saja muncul sebuah pedang. Dengan cekatan pria bertubuh tinggi tersebut berhasil memotong kerak hitam yang sempat akan menyebar. Anehnya dari pusat kerak tersebut justru muncul cairan hitam berbau busuk yang menciptakan sebuah gerbang aneh.
Sebuah tangan besar lengkap dengan jari-jari penuh kuku tajam keluar dari lubang tersebut. Tangan besar itu hendak menyerang si pria berjas tadi. Beruntungnya ia cukup tangkas dan berhasil menebas tangan besar tersebut dengan memunculkan satu pedang lagi.
Awalnya semua baik-baik saja sampai gerbang hitam tersebut menjadi semakin lebar. Bahkan tangan-tangan lain kembali bermunculan untuk menyerang pria tersebut.
"Luz escura ceo luz!"
Sebuah cahaya terang mengitari lokasi tersebut. Cahaya itu memaksa tangan-tangan tadi masuk kembali ke dalam gerbang. Namun, gerbang hitam berbau busuk itu masih menganga dan masih menciptakan kerak hitam yang terus menyebar.
"Kau tidak perlu datang."
"Aku kebetulan sedang lewat. Lalu aku melihat Tuan Choi Siwon yang hebat sedang dalam kesulitan."
"Tidak ada orang yang berkeliaran tengah malam memakai jubah mandi." Siwon melirik kenalannya yang memakai jubah berwarna coklat tersebut.
"Please! Ini wool gabardine robe dari Prada, Tuan Choi! Jangan samakan pakaian berkelasku ini dengan jubah mandi murahan!"
"Terserah. Jika kau kemari ingin membantu lebih baik kita cepat menutup gerbang dunia bawah ini. Karena aku punya pekerjaan lain selain sibuk dengan pakaian-pakaian mahal sepertimu Kim Heechul."
"Dasar penggerutu." Heechul akhirnya melangkah mendekati gerbang tersebut beriringan dengan Siwon.
"Toda escuridade aséntase na terra. Pía e nunca máis volvas."
Kedua pria tersebut merapalkan mantra yang sama berulang-ulang. Lalu perlahan gerbang hitam tadi tertutup. Semua kerak hitam di sekitarnya juga tertarik masuk hingga akhirnya hanya tertinggal sebuah dinding berwarna putih bersih.
"Ini adalah gerbang kelima yang terbentuk dalam bulan ini," gumam Siwon.
"Apa yang dilakukan kementerian sihir sampai mereka melewatkan hal-hal berbahaya seperti ini?" Omel Heechul.
"Tidak ada yang bisa mendeteksi munculnya gerbang itu kecuali Prime Sorcorers. Kau tahu apa artinya kan?" Siwon memandangi Heechul.
"Aku dibayar untuk menjadi guru di akademi sihir, bukan menutup gerbang dunia bawah hampir setiap malam. Aku harus meminta gaji tambahan ke kementerian."
"Ini semakin serius Kim Heechul. Dunia sihir sedang tidak seimbang, Prime Sorcorers sudah banyak yang menghilang. Kita tidak boleh lengah," ungkap Siwon mencoba membuat rekannya yang satu itu lebih serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
L E G A C Y
FanfictionKetika seorang murid di sebuah akademi sihir paling bergengsi di negaranya justru tak bisa menggunakan kekuatan sihirnya. Dianggap sebagai murid buangan, pemuda tersebut justru menemukan kekuatan sihirnya yang jauh berbeda dari orang-orang lain. Kek...