VIII. Secrets

878 173 37
                                    

Derit tempat tidur terdengar dari kamar Baekhyun. Pemuda yang satu itu terbangun di tengah malam karena ia merasa ada yang mengusik tidurnya. Baekhyun sudah terduduk di kamar tidurnya saat ia hendak kembali berbaring ia melihat cahaya cukup terang dari celah bawah pintu kamarnya.

Rasa kantuk Baekhyun saat itu juga lenyap terganti dengan rasa penasaran. Secara perlahan ia membuka pintu kamarnya lalu cahaya tadi menghilang, tetapi Baekhyun masih bisa sempat melihat dari mana arah datangnya cahaya tersebut. Berjalan pelan pemuda tersebut sampai ke ruang utama asrama lalu ia melihat Kyungsoo sedang berdiri sendirian di sana.

Tak ada yang mencurigakan sebenarnya. Kyungsoo hanya berdiri sambil memandangi telapak tangannya, dan ia tampak memandang lurus ke arah pintu keluar asrama. Baekhyun masih ada di balik dinding untuk mengamati, entah kenapa ia memilih bersembunyi daripada langsung menegur Kyungsoo.

"Apa yang kau lakukan di sana Byun Baekhyun?"

Baekhyun sempat terkejut, ia ingin berbalik lari, tetapi hal itu akan mempermalukannya.

"Aku haus, aku ingin mengambil air minum," jawab Baekhyun lalu berjalan ke arah meja tempat air minum di sudut ruangan.

Baekhyun menuangkan air putih ke gelas lalu meneguknya perlahan. Saat melakukan itu semua, ia membelakangi Kyungsoo sampai tiba-tiba ia merasakan ada seseorang yang memeluknya dari belakang.

"Ya! Ya! Apa-apaan kau ini!" Baekhyun protes saat Kyungsoo tiba-tiba memeluknya.

"Aku lelah Byun Baekhyun, sepertinya aku terlalu banyak menggunakan sihir hari ini," gumam Kyungsoo.

Baekhyun langsung ingat kejadian siang tadi di hutan. Ia ingin marah lagi, tetapi secara tidak langsung Kyungsoo melakukan semua sihir siang tadi karena Baekhyun yang memintanya.

"Ka-kau mau aku buatkan tonic peningkat stamina?" Baekhyun merendahkan suaranya.

"Tidak perlu, ada ilmu sihir yang mengatakan jika sentuhan fisik bisa mengembalikan stamina. Jadi biarkan aku melakukannya sebentar." Kyungsoo berucap pelan sekali dengan suara rendahnya itu.

Baekhyun diam saja, ia tak menjawab ucapan Kyungsoo barusan. Sebenarnya tubuhnya dibuat merinding oleh suara Kyungsoo yang barusan ia dengar, alasannya karena suara pria yang memeluknya itu terdengar sangat dekat dengan telinganya, bahkan Baekhyun sendiri bisa merasakan embusan napas Kyungsoo.

"A-aku harus kembali tidur. Sampai jumpa besok pagi." Baekhyun akhirnya punya keberanian untuk melepaskan diri lalu berjalan cepat menuju kamarnya.

Baekhyun menutup pintu kamarnya cukup kencang. Pemuda itu bersandar di belakang pintu sambil memegangi dadanya, ada yang tak beres dengan jantung Baekhyun sekarang. Jantung berdebar-debar terlalu kencang dan tubuhnya juga seketika menghangat, sepertinya Kyungsoo mengambil terlalu banyak energinya.

Kyungsoo sendiri di luar kamar malah tersenyum tipis. Ia kemudian berjalan pelan menuju kamarnya sendiri kemudian memutuskan untuk melanjutkan tidurnya. Pengalaman tak terduga yang ia dapatkan malam ini tak akan pernah ia lupakan bahkan sepanjang hidupnya sebagai seorang penyihir.

Pagi harinya semua kegiatan di SM Academy berlangsung seperti biasanya. Para murid di asrama mulai berjalan ke kelasnya masing-masing, kecuali Baekhyun, Mark dan Kyungsoo yang hanya berdiri di dekat tangga menyaksikan teman-teman mereka terlalu sibuk.

"Pagi ini mereka ada kelas sesuai elemen sihir masing-masing. Lalu kelasnya selama tiga jam," gumam Baekhyun.

"Kau tahu jadwal mereka sunbae?" Mark menoleh pada Baekhyun.

"Kau juga bisa tahu. Kau kan punya jadwal selama satu semester."

"Ah, aku hanya mencatat jadwal pelajaranku saja." Mark malah tersenyum canggung.

L E G A C YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang