X. House Cup: Dragon Tamer

796 157 21
                                    

Piala asrama tahun ini akhirnya resmi dimulai. Meski sudah sempat dibuka beberapa bulan lalu, hari ini seluruh murid di SM Academy kembali berkumpul untuk mendengarkan arahan dari kepala sekolah serta jalannya pertandingan yang dari tahun ke tahunnya selalu berhasil menarik perhatian.

"Selamat malam semua murid-murid terbaik di SM Academy. Malam ini adalah saatnya kita bersama-sama menyalakan obor piala asrama untuk tahun ini. Sebelum aku menyalakan obor tersebut, maka perlu aku sampaikan beberapa hal yang berubah dari piala asrama tahun ini."

"Pertama, terkhusus untuk asrama Legacy murid tahun pertamanya diperbolehkan untuk mengikuti semua cabang pertandingan karena kurangnya jumlah pemain. Kedua, jika dicabang pertandingan yang diikuti kebetulan diisi oleh murid tahun pertama dari asrama Legacy, maka asrama lain juga diperbolehkan mengirim murid tahun pertama mereka. Ketiga, untuk meningkatkan kemampuan mandiri para murid semua pertandingan berkelompok dengan jumlah lebih dari tiga orang ditiadakan. Demikian perubahan yang perlu aku sampaikan lalu dengan ini aku nyatakan piala asrama SM Academy tahun ini resmi dimulai!"

Kepala sekolah melambaikan tongkat sihirnya lalu sebuah api dengan bentuk seekor burung tercipta dari sana. Burung api tersebut terbang menukik ke arah luar aula utama. Semua murid mulai berlarian meninggalkan aula utama untuk mengikuti kemana larinya si burung api tadi. Rupanya burung tersebut terbang keluar dari gedung utama dan menjadi dua kali lebih besar saat sudah berada di luar. Burung api tersebut menukik tajam ke arah sebuah obor yang berdiri tegak di halaman sekolah, lalu api yang berkobar-kobar menyala di obor besar tersebut.

Para murid berseru riuh redam menyaksikan pertunjukan sihir tersebut. Tak terkecuali Baekhyun dan Mark yang bertepuk tangan meriah sekali menyaksikan hal tersebut. Berbeda dengan Kyungsoo yang malah bersandar malas di dekat pintu utama, tak tertarik berdesak-desakan dengan murid lainnya hanya untuk mengelilingi sebuah obor api raksasa.

Ketika semua murid masih semangat menyaksikan benda sihir yang hanya dikeluarkan satu tahun sekali ini, dari obor tersebut muncul seseorang yang dengan gagahnya berdiri di tengah kobaran api.

"Itu Jung Soensaeng-nim!" Salah satu murid berteriak.

Kepala asrama dari asrama Pyro, Jung Yunho unjuk kebolehan dengan memperlihatkan kemampuannya yang tahan oleh api. Setelahnya lelaki tersebut menciptakan berbagai macam ilusi api dari sihirnya. Pertunjukan tersebut ditutup dengan terciptanya sebuah kembang api besar di langit SM Academy.

Sesaat setelahnya terdengar suara gemuruh di langit. Muncul kilatan-kilatan petir yang terlihat begitu rendah membuat para murid merunduk waspada. Kemudian dalam sekejap muncul banyak sekali pijaran-pijaran listrik yang mengelilingi obor utama. Lalu pijaran-pijaran tersebut berkumpul membentuk tubuh seorang manusia dan darisanalah terbentuk sosok lelaki yang memberikan senyumnya.

"Leeteuk Ssaem!!" Para murid asrama Electro meneriakkan nama lelaki yang kini bergabung bersama dengan Yunho di dekat obor utama tersebut.

Usai Leeteuk sang kepala asrama Electro muncul, udara di sana seketika menjadi sangat dingin. Bahkan dengan api yang berkobar dari obor sebesar itu seolah tak terasa sama sekali. Bahkan hal yang menakjubkan terjadi saat butiran-butiran salju turun di malam yang sama sekali bukan musim dingin. Kemudian dengan elegannya, seorang pria dengan pakaian ala bangsawan melayang turun dari atap gedung utama disertai salju-salju di sekitarnya.

Tidak seperti murid asrama sebelumnya yang berteriak kencang, para murid asrama Cryo memilih untuk menggunakan sihir mereka menciptakan lambang asrama mereka di langit sebagai penghormatan untuk kepala asrama mereka Lee Donghae.

Setelah disapa dengan salju yang dingin, semua murid sekarang merasa embusan tipis angin yang begitu menyejukkan. Tak seheboh tiga kemunculan kepala asrama lainnya, Im Yoona datang berjalan dari pintu utama gedung sambil tersenyum dengan wajah rupawannya. Tak ada teriakan di sepanjang Im Yoona berjalan menuju obor utama, karena semua murid di SM Academy setuju kecantikan wanita yang menjadi kepala asrama Anemo tersebut sudah cukup dinikmati dalam diam.

L E G A C YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang