👑 Sanggara 👑

116 7 71
                                    

Kini, di kelas 11 ...

Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang membuat para anggota Sanggara akhirnya bisa bersama. Mereka hanya saling berkenalan, sering berkumpul bersama dan akhirnya membentuk sebuah geng bernama "Sanggara".

Sanggara bukanlah sekumpulan anak 'terlalu' populer, mereka hanya murid biasa. Ya, mereka cukup dikenal, tapi tidak membuat kehebohan setiap mereka melintas di koridor sekolah juga. Bukan juga kumpulan anak pintar ataupun tajir melintir. Mereka tidak se-spesial itu. Ya, yang tajir melintir di sanggara 'kan hanya Arjun. Yang lain, ya mereka bisa dibilang "cukup", meski kita tau, Ares adalah anak dari seorang artis. Mereka juga bukan anak-anak nakal yang hobi buat rusuh, kecuali Juna, mungkin.

Mereka hanya Sanggara, hanya mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Areska si pemuda manis tapi pelit dan penuh drama. Arjun, pemuda moody-an yang terkadang bisa menjelma sebagai cowok lembut yang penuh kasih sayang. Natasha, satu-satunya perempuan di geng Sanggara yang terkenal bar-bar dan sedikit jutek. Juna, ya, sebenarnya malas membahas makhluk satu ini, tapi dia adalah yang paling waras di geng Sanggara. Terakhir, Valter, pemuda misterius yang irit bicara dan hanya menghabiskan sepanjang waktunya dengan tumpukan buku.

Sebenarnya, tak ada yang begitu spesial dengan geng mereka. Jadi, berhentilah berharap bahwa geng Sanggara akan terlihat sekeren dan sehebat geng-geng di cerita wattpad.

Siswa-siswi Legantara juga tidak takut atau mengagumi mereka secara berlebihan. Mereka mungkin hanya ... kadang heran? Bagaimana bisa 5 manusia dengan paras rupawan itu bisa bersama? Sungguh, tidak adil rasanya. Bagaimana mereka akan mencoba berbaur dengan geng Sanggara sementara dirimu sadar, jika kau hanyalah seoonggok rengginang kering di toples khong guan? Sungguh tidak tahu malu!

"Eh, laper nih. Pesen makanan napa!" omel Natasha.

"Iya, iya, sabar Nat. ATM berjalan kita belom ada disini. Lo gak mau paket komplit apa? Kalau ada ATM kita, lo bisa pesen menu sepuas lo," ujar Ares.

Namun, Natasha justru melayangkan pukulan ke belakang kepala Ares. "Tau diri lo! Minta-minta mulu, matre banget jadi orang!"

Ares nyengir tanpa rasa berdosa, "Iya lah, kalau ada yang gratis, kenapa harus bayar sendiri?"

Natasha mendelik malas, memilih memerhatikan deretan penjual makanan di kantin. Apa kira-kira makanan yang mau gue pesen ya, Arjun sekalian pesenin gak ya? Pasti dia bakal dateng telat karena rapat Osis lagi batin Natasha.

"Gue mau pesen Siomay, 1 buat Arjun juga, kalian mau apa? " tanya Natasha pada Juna dan Ares.

"Apa aja deh, asal gue gak perlu makan piringnya juga," balas Juna.

"Gak bakal gue suruh makan piringnya, yang ada sama gerobak-gerobak abangnya tuh lo makan!" sahut Natasha.

"Waduh, bahaya tuh. Abangnya juga perlu gue makan gak?" tanya Juna.

"Bodo amat!" sambil mencak-mencak, Natasha 'pun pergi menuju tukang Siomay.

"Yang gue jangan pake pare, ya, Natasha manis!" seru Ares.

"Yang gue jangan pakai sawi, kecap ama pare. Oh ya, siomay-nya tolong dipotong jadi 8 bagian masing-masing, telornya 1 aja, pilihin yang masih agak lembek, terlalu keras 'tuh gak enak di lidah. Sama tahu-nya kalau bisa ambil yang agak gede, 'kan rugi dong gue, udah bayar tapi dapet bagian yang lebih kecil, jangan mubazir duit lah! Sama itu, bumbu kacangny--"

Natasha melotot, "Sekali lagi lo ngomong, hidung lo pindah ke pantat, ya, Juna!"

Juna memegangi hidungnya, "Astaga, teganya kau Natasha. Galak amat, kayak banteng PDIP!"

ARJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang