👑 Jiwa Fanboy di kala Sepi 👑

36 2 0
                                    

Hari pun berlalu, hingga tiba saatnya perlombaan piano Arjun dilaksanakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari pun berlalu, hingga tiba saatnya perlombaan piano Arjun dilaksanakan. Tubuh Arjun masih terasa sedikit tidak enak hingga hari H. Namun, ia tetap memaksakan dirinya agar pagi ini bisa pergi ke bandara dan berangkat menuju Singapura.

Malam tadi, keempat temannya mengirim semangat untuk dirinya berlomba. Tentu bisa ditebak siapa yang paling drama dan heboh, tak lain dan tak bukan bahkan tak perlu diragukan, sang dedemit, Juna.

|| Junalangkung

Bro, semangat mas bro. Jangan sampai bapak negara ini sakit atau kecapean. Bapak negara harus berhasil bawa emas, ok! Saya percaya pada kemampuan anda dan senantiasa mendukung bapak negara. Doa dan harapan saya adalah semoga saya dan Clara bisa segera menuju pelaminan, awokwok. Tentu, mengapa harus mendoakan anda kawan, anda pasti menang. Pelet bapak Arjun kuat, gak mungkin kalah.

Arjun pun hanya bisa geleng-geleng membaca pesan tersebut. Ia mendengkus dan segera menarik kopernya menuju gate tempat para penumpang menunggu. Hari ini, ia hanya ditemani Pak Gento dan Audy selaku perwakilan sekolah yang juga ikut serta dalam festival musik di Singapura itu. Sungguh kejutan dalam hidup yang tidak terduga bukan? Bersama Pak Gento selama lima hari lamanya, sekamar. Tentu momen ini tidak akan dilewatkan keempat temannya untuk mengejek Arjun sepuas hati mereka.

|| Nut

Aduh, akur-akur ya sama ayang disana. Jangan berantem.

|| Areskayang

Berduaan aja nih pak di satu kamar, ya ampun romantis banget, sih. Jadi iri :') gue ama Alea aja gak pernah date berdua doang di luar negeri gitu. Ok, habis ini, bakal jadi wishlist gue deh. Mau ajak Alea ke Cappadocia. Liat balon terbang, awowk.

|| Valter aja

Akur sama pacar disana ya, jangan diomelin. Gue tau dia kadang rese.

Bahkan Valter saja tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, sial!

"Arjun, ayo! Kita sudah dipanggil untuk masuk! Ayo!" perintah Pak Gento. Arjun mengangguk.

"Oh, iya, Pak Gentong, e-eh, Pak Gento maksud saya, ma-maaf," astaga, bisa-bisanya di situasi begini ia malah keceplosan mengejek Pak Gento.

"Kamu ini, masih aja sempat-sempatnya ngejek saya!" omel Pak Gento.

"Aduh, ma-maaf, Pak. Gak sengaja."

Pak Gento nampak sedikit sangsi. Namun, ia segera mengubah ekspresinya. Mau bagaimanapun, ia dan Arjun harus bisa akur sampai lima hari kedepan. Ia tidak boleh membuat masalah atau memarahi bocah itu hanya karena ulahnya. Pak Gento pun kembali menyuruh Arjun mengikutinya menuju pesawat yang akan mereka tumpangi menuju Singapura.

"Lu, nyari masalah aja!" omel Audy sambil menggeplak lengan Arjun.

"Aduh, ya, maaf."

Audy pun hanya cengar-cengir geli melihat ekspresi Arjun. Ia rasa, lima hari ke depan akan jadi hari yang luar biasa, mengingat ia akan bersama Arjun dalan kompetisi tersebut. Membayangkan dapat bersebelahan dan saling menyemangati satu sama lain di lomba membuat Audy jadi tersipu sendiri. Ini benar-benar aneh, Audy sendiri tidak mengerti mengapa dirinya jadi se-excited itu menghabiskan waktu dengan Arjun.

ARJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang