Kalau mulut yang udah Tuhan kasih buat lo, cuma bisa digunain buat hina dan rendahin orang. Mending lo jadi bisu aja sekalian.
-Arjun
***
"Jangan bilang ... Papa mulai lagi!" sambung sosok itu dengan amarah yang terlihat dipendam. Tak ingin itu sampai harus ia keluarkan secara membabi-buta.
Papa-nya menatap dengan datar, berjalan cepat kearah kamarnya. Meninggalkan Arjun disana, masih dengan tangannya yang gemetar. Matanya yang hanya terpaku pada pecahan kaca disana. Tak memiliki keberanian untuk melihat sosok yang baru saja datang.
"Bang ..." ia adalah Nerine. Ia baru saja pulang dari les bahasa Inggrisnya. Ia mengenggam erat lengan Arjun. Menahan air matanya. Ia pun memeluk Arjun. "Tenang, ya. Nerine udah ada disini. Abang gak bakal kena marah Papa lagi. Abang gak lemah 'kok. Nerine juga bakal takut kalau dimarahin kayak tadi. Lagian, takut itu wajar. Itu manusiawi, bang." Arjun membalas pelukan Nerine, masih membisu dan menutup matanya.
"L-lo gak bakal ninggalin gue ... kayak--" ucapan Arjun terputus kala ia merasakan pelukan Nerine jadi lebih erat dan ia tahu, air mata Nerine kini sudah tumpah. Nerine menggeleng cepat, ia bergetar.
"Gak bang, gak akan!" Arjun tersenyum hangat, mengeratkan pelukannya juga pada Nerine.
***
"Aduh pokemon ada dimana sih. Daritadi gue cari pakai aplikasi Grib food gak ketemu-ketemu. Perasaan gak cewek, gak Munaroh, gak Haji Selamet, gak pokemon, mgumpet mulu dari gue," ujar pemuda itu dengan posisi membungkuk sambil mengarahkan ponselnya ke sekeliling rumput taman SMA Legantara.
"Nyari apaan lagi, lo? Kemaren nyari janda, nyari Adolf Hitler, nyari nuklir, nyari burung twitter, sekarang apa? Pakai Ruang Murid apa pake Shipipay?" tanya sosok yang ada di belakang si pemuda secara beruntut.
"Nyari pokemon, pake Grib food."
"Tobat gue, mau ke WC aja, dah. Mending merenung di WC daripada denger kelakuan lo yang makin hari makin sinting!"
"Eh, jangan salah, wahai pemuda karang taruna yang budiman. Gini-gini, katanya bakal dapet ayam jago 12 biji loh hadiahnya. Mayan 'kan, kalau gue jual?" ucap si pemuda sambil tersenyum jail. Siapa lagi dia, kalau bukan Juna.
Juna merangkul bahu lawan bicaranya, "Ares, temenin nyari duda, kuy!"
Ares melotot, "Apaan sih lo. Dah kemaren nyari janda, sekarang nyari duda! Buat apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUN
Novela Juvenil|| Genre : Teenfic, Persahabatan, Keluarga, Romance || Apa yang terjadi ketika seorang cewek jutek dan keras kepala didekati cowok Kpopers yang berhati lembut dan murah senyum? Sasha Putri Andriana bertekad untuk fokus dengan kecintaannya pada bela...