"ve, lo mau join eskul apa?" tanya jungwon.
"jujurly sih gue gak mau ikut eskul," jawab sang cewek santai, lantas kembali sibuk dengan ponselnya, lanjut bermain game dengan sunoo.
"edan nih cewek satu. lo gak denger kata kakak osisnya tadi?"
"denger," sahutnya singkat.
ni-ki menggelengkan kepalanya, gak ngerti lagi dengan jalan pikiran kawan sekawannya ini.
"untuk form eskul ini wajib diisi ya, teman-teman. paling lambat dikumpulkan lusa, kumpulkan langsung ke saya aja!" jelas kakak osis yang masih membereskan barangnya di meja guru.
"saya pamit ya! kalian boleh istirahat!"
svea, gadis yang sedari tadi sibuk bermain game itu melirik ke arah pintu sekilas lalu kembali fokus ke layar ponselnya.
"asik, istirahat!"
"ve, kantin yok!" tanpa babibu, ni-ki menarik pergelangan tangan svea.
"anjrit! santai kek ah!" cibir svea.
ni-ki cuma memamerkan cengirannya lalu melepas tangan svea dengan wajah tanpa dosanya.
"sorry, bro."
svea bangkit dari duduknya, mengantongi ponselnya ke dalam saku.
"sun, kantin hayuk!"
sunoo menggeleng. "males gue. lo lo pada aja. nitip aqua dah. siapa bae yang baik hati dan tidak sombong."
"gak denger, gue gak denger!" jungwon dan ni-ki lebih dulu pergi, pura-pura gak peduli.
"tah, elo. nitip ye. kembaliannya kantongin aja."
svea tersenyum miring. ini nih yang dia tunggu-tunggu dari sunoo. si sultan satu ini gak pelit kayak ni-ki soalnya. hhw.
"sip."
"permisi~ gue mau lewat! aduh! tolong dong ya! permisiiii! halloooooowww??"
bruk!
"aduh! sakit!"
"sorry, gak liat."
"heh, mak kunti! tanggung jawab dong ini!"
svea memutar bola matanya malas. hari pertamanya di kantin sekolah sudah penuh masalah aja.
lantas ia berbalik, menarik lengan seorang gadis yang tadi terjatuh itu lalu melangkah kembali ke mejanya, dimana jungwon dan ni-ki duduk.
"heh! tanggung jawab ini! baju gue jadi basah gini!" sang gadis itu marah-marah sampai wajahnya memerah karena malu dan emosi.
"bukan gue yang numpahin," sahut svea.
dirinya hanya gak sengaja menabrak, tapi sama sekali gak ada niatan buat menumpahkan es jeruk ke arah gadis itu.
"tetep aja! lo yang tanggung jawab!"
svea membaca nama yang tertera di name tag sang gadis di depannya. carlone amorie.
"carlone amorie."
"lo adek kelas kan? songong banget sama gue!"
"girls, tolong dong ini!"
tiba-tiba aja sekelompok kakak kelas cewek menghampiri, membantu si cewek yang masih saja marah-marah itu.
svea mendecih, lalu berbalik, berjalan dengan cepat ke arah mejanya.
"heh! anak baru!"
lagi-lagi tangannya ditarik, gak jadi ke mejanya.
svea bisa melihat jungwon dan ni-ki yang menatap ke arahnya dari meja. mereka juga tampak bingung melihatnya ada di tengah kerumunan.
"oh, svea maeve. nama lo? hah."
"lo siapa?"
"lo gak kenal dia?"
"nih, morie. ratunya sekolah ini. jangan nyari gara-gara lo sama dia!"
svea mengangkat kedua bahunya, gak peduli.
"ada apa ini?!" suara berat seseorang terdengar dari arah lorong sekolah.
morie tiba-tiba saja menarik tangan svea ke arah kerah kemejanya.
"huh?"
"heeseung~! tolongin dong! ini dekel nih songong banget!" rengeknya kemudian sambil menunjuk svea.
svea mengerutkan keningnya.
"dih. gak jelas lo."
ia secepatnya berbalik, dirinya sempat berhenti beberapa saat, bertatapan dengan lelaki yang baru saja tiba di kantin dengan tiga orang temannya.
tatapannya dingin, menusuk, menyelidik.
"adek kelas, lo?" tanyanya dengan nada dingin.
svea gak membalas, dengan cepat melewati sang cowok itu setelah sedikit menabrakkan bahunya dengan sang cowok.
"ve, lo ngapain anjir di tengah sana?!" protes ni-ki.
svea melirik ke belakangnya sekilas. "gak tau. kakel gajebo amat."
"hayuk ah balik! lo diliatin, bege!"
svea melirik ke belakang lagi. benar saja. ia jadi pusat perhatian sekarang.
"gece!" jungwon menarik tangannya, berlari ke kelas. diikuti ni-ki di belakangnya, meninggalkan kantin.
"seung, siapa?"
heeseung, cowok dengan kemeja berantakan itu menatap punggung svea yang baru saja menabraknya.
"gak tau tapi songong banget."
"ayolah, won! nebeng!" rengek svea.
"kagak ah! anak kecil gak boleh ikut!" tolak jungwon.
"yhaaaa! mampus lo!" ledek sunoo.
"gue gebuk sia!"
"ampun, nyai!"
"won, ikut ya? ya? boleh ya?" pinta svea lagi.
"kagak. lo, balik sana! jangan nyari gara-gara!" jungwon menutup kaca helm full face-nya lalu ngegas motornya keluar dari parkiran.
"jangan berani ngikutin! kalo sampe berani ikut... "
svea menelan ludahnya kasar. ancaman sunoo emang paling horror. belum selesai ngomong aja udah bikin deg-degan.
"bai, ayangieee! hahahahhaha!" ni-ki tertawa puas lalu ngegas motornya mengikuti jungwon sebelum mendapat tinjuan dari svea.
"balik. jangan bandel lo!" sunoo mengacak rambutnya lalu mengikuti motor ni-ki dari belakang.
"ck. elah!"
"woy! lo bisa minggir gak?!"
seruan seseorang mengalihkan perhatian svea. dengan cepat ia menoleh ke arah suara.
cowok ini. yang tadi di kantin.
svea menepi. membiarkan cowok itu mengeluarkan motornya.
cowok itu berhenti di depannya. sepertinya sengaja. lalu memasang helm hitamnya.
sebuah ide melintas di pikiran svea. cowok ini kakak kelas ya? hmmm.
"kak, gue-"
"sibuk."belum selesai ia berbicara, cowok sialan itu lebih dulu pergi.
svea menggertakan giginya. cowok itu. awas aja.
hai, I'm back :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Penjuru | Heeseung [EN-]✔
Fanfictionlee heeseung, penjuru pasukan merah putih yang jadi panutan dan idola semua orang. tapi di balik itu semua, dia punya rahasia besar. [ o r i g i n a l b y a p p l e j j o n g s t _ ] ©applejjongst_