"gue tungguin di indoapril aja, ya. bareng ni-ki sama sunoo. lo buruan jalannya!"
svea memutus sambungan telponnya dengan jungwon. nasib banget deh hari ini. tadi sore tiba-tiba aja disuruh kumpul eskul, biasa lah. lagi edisi kakel menegur dekelnya karena sopan santun. lagian, tingkah temen seangkatannya ngadi-ngadi banget.
sebagai murid sekolah yang rajin dan budiman, harusnya kan menerapkan 5S alias senyum, sapa, salam, sopan dan santun. tapi adaaa aja anak yang songong sama kakelnya.
yang bikin masalah itu, kakelnya tuh giselle. udah tau nyai satu itu kalo lagi ngamuk hawa sekitarnya langsung panas kayak di oven di satu ruangan.
nasib baik masalahnya selesai. ya walaupun dekel yang ditegur itu nangis terus ngadu ke mamihnya. ck.
parahnya lagi, berkat sesi tegur menegur itu, svea pulang terlambat. ketiga temannya pastilah udah pulang duluan. paling-paling nongki karena besok hari sabtu. udah gitu jungwon, si kang ojek malah gak mau jemput.
svea menghela napasnya. capek banget. ia menunduk sambil terus berjalan menuju indoapril.
"eh, mbak! jangan lewat gang itu! lagi ada yang tawuran! muter lewat jalan besar aja!" pesan seorang penjual gorengan saat svea hendak memasuki gang kecil menuju indoapril.
"ah, iya. makasih, mas!" svea melewati gang itu, memilih untuk memutar ke jalan besar.
"MINGGIR! MINGGIR!" sekumpulan pemuda yang menaiki motornya keluar dari gang kecil itu, membuat svea segera menepi sebelum dirinya tertabrak motor-motor itu.
"MOHON BERHENTI! ATAS NAMA KEADILAN!" di belakangnya dua buah mobil polisi tampak mengejar sekumpulan pemotor itu.
dari apa yang svea lihat, dia bisa menyimpulkan kalau itu sekelompok pemuda yang tawuran di gang tadi.
svea kembali melangkah menuju jalan besar. Ia yakin kalau gang kecil belum aman untuk dilewati sekarang.
srekkk! srekkkk!!
tiba-tiba seseorang keluar dari semak-semak, ia menggunakan jaket berwarna hitam dengan celana panjang hitam sobek-sobek dan masker hitam. ia terlihat memegangi lengan kirinya, darah mengalir dari sana. pemuda itu terluka.
svea mematung disana, dia takut. apa dia harus kembali ke gang kecil, atau harus lewat saja? atau bagaimana ini?
"ethan! ethan lo disana?!"
sebuah suara dari speaker hp terdengar, nampaknya pemuda itu tengah menelpon seseorang.
"gue disini. gue ke sana sekarang!"
"jangan lewat supermarket! muter aja ke jalan baru!"
pemuda itu mematikan hpnya, mengantonginya kemudian mengeluarkan semacam perban dari tas ransel yang dibawanya. ia kemudian membalut luka di lengannya dengan perban putih itu kemudian segera berlari meninggalkan lokasi.
svea masih membeku, tubuhnya seperti berhenti bekerja beberapa saat. itu tadi menegangkan sekaligus membuatnya penasaran.
matanya menangkap sesuatu yang tidak asing dari gerak gerik pemuda tadi. sebelum pemuda itu berlari meninggalkan lokasi, ia sempat menoleh dengan cepat ke arah svea. ia melihat dengan jelas tatapan dari pemuda itu dan menyimpannya di memorinya. tatapan itu...
tampak tak asing.
"ve, jadi kan?" ni-ki tiba-tiba muncul dari balik pintu, masih dengan jersey tim bola sekolah miliknya.
"iya, iya, jadi. buru ganti baju! gue tunggu di depan sama sunoo!"
svea menggendong ranselnya lalu mengikuti sunoo keluar dari kelas menuju parkiran.
"ve, lo beneran nerima tantangan kakel yang waktu itu?" tanya sunoo basa-basi. tumben banget kan. biasanya heboh sendiri sama games di ponselnya.
"jadi."
"terus? lo kalah?"
"iya lah gila aja. kakel itu kayaknya penggila games banget."
sunoo tertawa pelan. lagi jaga image katanya, makanya sangat menghindari ngakak.
"lo tau svea yang anak paskib itu?"
mendengar itu, svea sontak menarik sunoo untuk bersembunyi di balik tembok parkiran. seseorang jelas sedang membicarakannya di luar sana. yang namanya svea di sekolah ini siapa lagi sih?
sunoo terdiam. dia juga kepo masalahnya.
keduanya setuju untuk diam, menyimak percakapan busuk beberapa orang di balik tembok itu.
"gue gak tau sih apa yang spesial dari cewek itu, tapi kenapa ya? kayaknya kakel ngebelain dia terus."
"lo liat aja, pas istirahat, kita semua gabung bareng kan? tapi svea gabung sama kakel aja."
"cih, caper banget. jijik gue."
"sok jago dia teh, ege. lo tau kak asahi, kan? nah, dia ngedeketin kak asahi terusss! ih anjrot! najisun banget!"
sunoo hendak maju, mau ngegibeng ciwi-ciwi sialan yang ngomongin temennya. tapi ditahan svea. "tar dulu, gue masih kepo," bisiknya.
"rumornya juga, dia dulu pindahan ya pas smpnya?"
"hah? lo kenal?"
"enggak sih, ada temen gue dulu katanya satu sekolah sama svea pas smp. lo tau gak?"
"rumornya, dia pindah karena kasus gitu."
"tuh kan!!! ih, gue gak sudi banget deh kak asahi dideketin sama cewek kayak gitu!"
"eh iya, lo sekelas sama jungwon kan?"
"jungwon mana woy?"
"itu loh. yang manis yang ada kempotnya. yang anak taekwondo."
"HAPAL LAH!! GEBETAN GUE!"
baik svea maupun sunoo memasang wajah jijik. ternyata jungwon sepopuler itu kah?
"hati-hati, san. svea kan deket sama jungwon. ntar gebetan lo ditikung duluan lagi."
"wah! gak bisa gitu dong anjerr!!"
"eh! udah mendung! ayo balik!!"
setelahnya gak ada percakapan lagi.
"mereka gila? berani banget dah ngomongin kayak gitu!" omel sunoo gak terima.
svea mengulas senyum tipis. "sans aja kali, sun. mereka teh butuh hiburan."
"ni-ki udah di depan tuh! ayo!!"
seseorang mengamati apa yang terjadi di lokasi parkiran. dia gak habis pikir, kenapa cewek itu bisa bertingkah baik-baik saja?
segera lah ia keluar dari persembunyiannya, menuju ke motornya yang terparkir tak jauh dari tempat persembunyiannya. langit tampak mendung, sebentar lagi sepertinya hujan.
ia duduk di atas motornya, memasang helmnya. sebelum kemudian seseorang menghampirinya dengan ekspresi dingin.
"lo diem-diem ngintipin dia terus ya? demen lo sama dia?" selidiknya dengan ekspresi curiga.
![](https://img.wattpad.com/cover/276631582-288-k720182.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Penjuru | Heeseung [EN-]✔
Fanfictionlee heeseung, penjuru pasukan merah putih yang jadi panutan dan idola semua orang. tapi di balik itu semua, dia punya rahasia besar. [ o r i g i n a l b y a p p l e j j o n g s t _ ] ©applejjongst_