: ̗̀➛ | 21; why it has to be you?

165 24 5
                                    

"lee heeseung!"



braaakkkk!!!

heeseung membanting pintu kamarnya dengan tangan gemetar. cukup. ini kali terakhir dia akan melakukan hal ini lagi. escape.

heeseung menjatuhkan dirinya di depan pintu. di bawah sana terdengar seseorang lain tengah menghancurkan ruang tamu.

entahlah.

mungkin juga guci favorit nyokapnya.

hatinya terasa sakit. apalagi setelah mendengar perkataan bagas beberapa hari yang lalu.



"dia balik lagi. masih mau membalaskan dendamnya lewat cewek yang bokap lo kenalin, than."

"aita."



tangannya mengepal. dia gak kuat lagi dan entah sampai kapan dia harus ada di posisi ini.

di tempat yang ia kira rumah ini.




tok! tok! tok!

"dek heeseung?"


heeseung menyambar jaket hitam dan topinya lantas berhenti di depan jendela besarnya untuk memantapkan diri.

dia jelas tau apa yang bakal terjadi kalau malam ini dia kabur lagi.

tapi dirinya memilih untuk bertingkah seolah ia tidak peduli.

ethan lee, the other side of him bukan orang yang penakut kayak dirinya.






tok! tok! tok!

"dek heeseung? keluar dulu, dek.."

heeseung menarik napasnya dalam-dalam dan sedetik kemudian nekat melompati jendela besarnya.

sensasi jatuh yang familiar membuat dirinya kebal sekarang. gak takut lagi dengan luka di lengan kanannya yang terbuka lagi.

"aishh.. sial," ia meringis dengan tawa bodohnya.

perih. tapi dirinya terlanjur menikmati rasa sakitnya.





"DEK HEESEUNG!!" 

tak perlu melihat ke atas, heeseung yakin, salah satu maid-nya menjerit heboh di atas sana. 

panik karena heeseung yang pasti terluka dan panik karena menjaga heeseung adalah salah satu tugasnya juga.


sementara itu heeseung segera berlari ke sisi lain kebun di rumah besarnya, memanjat melewati tembok batu bata yang tinggi itu.

escaped.

harusnya ia menyesal karena nekat kabur lagi setelah kasus kaburnya yang entah itu kali keberapa, tapi ketimbang menyesal dan takut, hatinya berdebar-debar.

ia bisa bernapas lagi setelah keluar dari tembok-tembok tinggi batu bata di belakangnya.




sekarang satu-satunya tujuan yang ada di kepalanya adalah basecamp.

tempat ternyaman baginya.

yang bahkan terasa lebih seperti 'rumah'.











































"lee heeseung..."

"saya bilang apa sama kamu terakhir kali?" kak yeosang yang berdiri di depannya terdengar menghela napasnya.

kak yeosang akhirnya berbicara setelah menatap heeseung dengan tatapan tajamnya semenit lebih. kuat banget matanya. ups.

sunghoon yang berdiri di sebelahnya juga ikut menghela napas.




Penjuru | Heeseung [EN-]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang