"SELAMAT MAL-"
"BACODH!"
"lah?! lo sejak kapan di sini?!!" seru angkasa histeris.
"tadi sore," jawab heeseung singkat lalu kembali memejamkan matanya.
"lo toa banget sih, sa. santai aja kelesss!" itu bagas, sohibnya heeseung juga yang baru muncul.
"ya maap, ganteng. kaget lah aku. amboy, amboy."
bagas dan heeseung saling tukar pandang. ini si angkasa kesambet apaan dah jadi letoy melehoy gini?
"lo napa ege, sa? sakit bukan?" bagas dengan gercep memeriksa jidat kinclong angkasa.
"gue sehat ye, bangs-"
"toxic gue tebas lo!" ancam heeseung, membuat angkasa mingkem.
"gue sehat, bagaaaazz. lagi hepi ini. lo pada gak seneng banget kayaknya ngeliat kawannya hepi. awas lo, gas!" angkasa seenak jidat saja mengusir bagas yang baru duduk di kursi.
"hepi kenapa lagi ni orang. tumben banget lo hepi-hepi. biasanya menggalau," ujar bagas.
heeseung mengangguk setuju.
"mending ye, lo pada bantuin gue bebersih. mau ada tamu nih."
"LO NGUNDANG ORANG LAIN KESINI?! LO GILA HAH?!"
"santuy, gas. mulut lo bau naga."
"eng... eh iya sih. bentaran doang lagi. temen gue ini. buru lah bantuin!""siapa?!" bagas masih tak terima.
"lo tau kan? gue ngajak orang taruhan buat lawan gue. nah, orang itu mau dateng kesini. sekarang."
belum sempat heeseung dan bagas membasmi angkasa, terdengar suara ketukan di pintu depan.
"nah, itu orangnya. hehe!" angkasa berlari ke pintu depan.
"lo dateng cepet amat, ve!"
svea, cewek di pintu depan itu hanya mengendikkan bahunya. "ntar maleman gue ada acara, makanya buru-buru."
"eh iya, ayo masuk! ada temen gue di dalem. tapi gapapa, anggap aja setan."
"sialan lo!" sarkas bagas.
"oh ya sebelumnya, kenalin. ini, si ganteng dari goa hantu, bagas. nah itu yang lagi rebahan, heeseung."
svea tersentak. hah?
heeseung yang sedang rebahan di sofa itu membuka matanya, menatap svea sekilas lalu memejamkan matanya lagi.
svea sempat berpikir, apa heeseung gak mengenalinya? atau pura-pura gak kenal?
"owalah, cewek. gue kira cowok. udah mau gue bantai. betewe, salken. gue bagas, yang paling cogan dari dua bocah-bocah ini." bagas mengulurkan tangannya yang langsung dijabat svea.
"svea."
bagas tersenyum genit. dasar cowok.
"mulai aja. buruu!!"
"aduh, sakit, kak! biasa aja napa!"
angkasa menarik tangan svea ke tempatnya supaya gak mengganggu heeseung yang kayaknya beneran tidur di sofa.
"hee, gue ngikut si kasa ye. lo jagain rumah aja."
"hm."
heeseung membuka matanya. dia jelas gak tertidur, dari tadi matanya memerhatikan orang asing yang baru saja tiba di basecamp-nya.
dua hari yang lalu itu, mungkin dia gila. bisa-bisanya mau nungguin svea sampai cewek itu dijemput temennya. dalam buku sejarah, mana ada seorang heeseung pernah selembut itu.
"ah, siyal. gila gue kali ah!" heeseung menutup wajahnya dengan bantal lalu pura-pura tertidur lagi.
"gue balik duluan ya, kak!" pamit svea.
"tiati, cantik! ntar kesini lagi ya!"
angkasa melirik bagas dengan muka julidnya. "lo genit bat, gas. sumpeh. iwh!"
"e-eh! hee! lo mau kemana?!!"
heeseung menoleh ke arah angkasa. sohibnya itu kelihatan kebingungan. entah sejak kapan heeseung sudah duduk di motornya, hendak memasang helm.
"kepo. gue pergi ye!"
belum sempat angkasa dan bagas bertanya lagi, heeseung lebih dulu ngegas motornya dengan kencang. bahkan melewati svea yang sudah jalan dari tadi.
"eh, yang tadi lewat temen lo juga, ve?"
"hah? oh, kagak. gak tau dah siapa." svea memakai helmnya lalu naik ke motor.
"buru, won! ntar dicariin!"
ya, itu jungwon alias kang ojek sejatinya. hehew.
"ye. pegangan!"
"ogah!"
sedetik kemudian jungwon ngegas motornya, membuat svea spontan memeluknya dari belakang. "sialan lo! jangan ngebut-ngebut!!!" seru svea panik.
"hah?!"
"JANGAN NGEBUT, ASHUUUU!!"
"HAH?!!!"
"ISH! GAK TAU AH!!"
heeseung menutup kaca helm fullface-nya lalu kembali menjalankan motornya mengikuti dua orang itu dari belakang.
motor heeseung berhenti di sebuah tempat dimana motor yang ia ikuti itu berhenti juga. sebuah restoran mewah. hm, tercium mahal dan sultan.
drrrrrrrrrrttttt!!!
ponselnya berdering, membuat heeseung segera mengeluarkan ponsel dari sakunya. sebuah panggilan masuk dari bagas.
"kenapa?" tanya heeseung jutek.
hening.
sesaat kemudian heeseung menggertakkan giginya. "sial. gue kesana sekarang!" umpatnya.
segera ia melupakan hal yang akan ia lakukan sebelumnya dan kembali ke jalan sebelumnya, menuju base camp.
sementara itu dari kejauhan seseorang memperhatikannya sejak tadi.
"won! ayo!"
"ah, i-iya iya. ayo!"
jungwon mengikuti langkah svea masuk ke dalam setelah menyaksikan kepergian seseorang yang sedari tadi mengikutinya.
aku sedang dilanda bucin berkat oknum lee heeseung :')
![](https://img.wattpad.com/cover/276631582-288-k720182.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Penjuru | Heeseung [EN-]✔
أدب الهواةlee heeseung, penjuru pasukan merah putih yang jadi panutan dan idola semua orang. tapi di balik itu semua, dia punya rahasia besar. [ o r i g i n a l b y a p p l e j j o n g s t _ ] ©applejjongst_