: ̗̀➛ | 15; anak gadis

212 24 3
                                    

bruk!!

"eh, s-sorry-"
"sorry!"

wajah svea mendadak memerah saat sadar kalau seseorang yang tak sengaja ia tabrak sore itu adalah heeseung.

"maaf, kak! gak sengaja!" svea menunduk.

"g-gapapa. emm.. gue.. duluan? bai!" heeseung berbalik, berjalan cepat menuju parkiran.

gawat. gak boleh ada yang melihatnya salah tingkah kayak gini.

heeseung menyentuh dadanya. lagi dan lagi. selalu begitu. jantungnya berdegup kencang lagi karena gadis satu itu. apalagi setelah mengingat apa yang terjadi di malam kemah sekolah minggu lalu. dia...

HSHSHSHS MALU BANGET GUE ANJAAYYY!!!, jerit heeseung dalam hatinya.









segera saja ia menetralkan ekspresi wajah gantengnya. "ekhem."

mengecek kegantengan sepulang sekolah di spion motornya gak masalah, kan?

heeseung memeriksa sekitarnya. good news. lokasi terdeteksi aman. gak ada tanda-tanda gangguan.

heeseung diam-diam mengeluarkan sisir hitam kecilnya dari saku tas. lalu mulai merapikan rambutnya yang tampaknya sudah mulai bertambah panjang.

ganteng juga gue ternyata.








"EKHEM!!!"

heeseung segera saja menyembunyikan sisirnya, cepat-cepat memakai helmnya.

astaga, baru aja nyisir ㅠㅠ







"duh, gue sakit tenggorokan. beli obat dulu kali, ya?"

heeseung melirik ke sebelah kanannya. cowok tengil nan nyebelin itu ada di sana. lengkap dengan belahan jiwanya alias besti-nya.

"iya, terserah."
"eh? kak.. heeseung ya?"




anjir anjir deg-degan gini gue!! hsnsjnsjsns!

dengan berat hati heeseung menoleh ke kanannya dengan wajah jutek khasnya.

"hm?"

betul saja dugaannya. svea dan jungwon. pantesan aja, rasanya motor di sampingnya ini gak asing. kayak sering lihat dimanaa gitu.

"ve, lo gak usah manggil-manggil ni orang dah! songong amat!" celetuk jungwon yang baru saja naik ke atas motor kesayangannya.

heeseung memutar bola matanya malas.

svea tersenyum canggung. duh, kan. gelut mulu sejak pertama bertemu.

"kak hee-"
"buruan, ve! tugas presentasi sejarah gue beloman nih!"

svea mendecak sebal. "ck. iya, iya!"

heeseung melirik kedua insan di sampingnya ini. hadeh, dasar jungwon! svea malah gak jadi ngomong. kan heeseung kepo. eh?

"duluan, kak!"



oke gugel, gimana cara pdkt tanpa perlu berurusan sama bocah tengil semacam jungwon?

heeseung masih terdiam di posisinya. belum berniat untuk menancapkan gas ke rumahnya. 

ah bahkan tempat itu gak pantas disebut rumah.

























"makan, than."

bujukan dari rekannya itu tetap saja tak membuat sang pemuda yang dibalut selimut itu beranjak bangun. dirinya tetap sibuk bergelut dengan jiwa magernya dibalik selimut.

"mandi pagi susah, makan pagi juga susah. kayak anak gadis aja!" sindir bagas.

"oy, heeseung! bangun! tumbenan banget mager."

heeseung, yang namanya dipanggil sedari tadi itu akhirnya merenggangkan tubuhnya, menunjukkan bahwa ada kehidupan di balik gundukan selimut di atas sofa itu.

"makan, kalo gak mau ya udah. gue habisin!" ancam angkasa.

"bodo amat. habisin aja. gue gak mood makan."

bagas dan angkasa saling tatap. gak biasanya seorang lee heeseung kayak gini. biasanya tuh serius dan gak pernah ada kata gak mood makan. 

tapi belakangan ini, seakan kepribadian heeseung berubah. 



"apa sih ini maksudnya? aksi mogok makan karena ditolak doi?"

"jaga kau punya mulut itu!" seru heeseung.

pokoknya dia lagi sensitif. jangan diganggu. huh!





angkasa melirik heeseung yang seperti sedang larut dalam pikirannya. entah lagi mikirin apa cowok satu itu. tapi seperti serius.




"sa, kenapa paus gak punya kaki?"





oke, kita tarik kata-kata yang tadi.

ini sama sekali gak serius.



angkasa menggaruk tengkuknya. "kata gue mah, hayu makan dulu. otak lo lagi gak beres kayaknya, than. eh, seung."

bukannya makan, kali ini heeseung mengeluarkan kepalanya dari gundukan selimut. dengan rambut acak-acakannya itu dia menatap datar piring kosong di tengah meja. 

lalu mengeluarkan sebuah pertanyaan yang membuat si jenius angkasa kewalahan meladeninya.

"eh, misalnya nih, misal ya! gak beneran, misal! ada cowok, ketemu sama cewek, terus suatu hari cowok itu bilang ke si cewek kalau dia nyaman sama si cewek. nah, abis tuh, ceweknya kayak kaget gitu, terus dia-"

"tuh cowok suka sama si cewek itu mahh!" sela bagas. kemudian melahap orek tempe balado di piringnya.

"IDIIIIIIHHHHH!!!!! YA KALI GUE SUKA SAMA—"

heeseung segera membekap mulutnya sendiri. ga to the wat. 

ini benar-benar gawat. 

kedua sohibnya yang lagi enak-enak menikmati sajian di piring miliknya itu sontak menatapnya dengan tatapan yang tak biasa.

bahkan angkasa sampai menjatuhkan kerupuknya yang sisa setengah ke piring kosong. saking kagetnya.

"seung? lo?"

"jangan bilang lo lagi suKA SAMA ORANGG??!!!!"








mendengar teriakan histeris seorang angkasa membuat wajah heeseung memerah dalam hitungan detik.

gak, gak mungin.

dia gak mungkin lagi suka sama orang, kan?



iya kan.....?

Penjuru | Heeseung [EN-]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang