: ̗̀➛ | 32; trust (again)

177 21 3
                                    

svea berjalan cepat melewati lorong sekolah. berkat kaki jenjangnya, ia berhasil sampai ke tempat tujuannya dengan cepat. 

anak-anak kelas lain sudah bubar. cuma dia yang sibuk dengan urusannya sendiri.

"ve! lo mau kemana?!"

suara jungwon terdengar meski yang ngomong berdiri di ujung lorong sana, tapi svea gak menghentikan langkahnya sama sekali. terus berjalan cepat menuju kelas dua belas yang sudah kosong.

ia memasuki tiap-tiap kelas, membongkar isi loker pribadi tiap kelas. mencari data yang ia butuhkan bermodalkan buku absen dan agenda.

dengan kelebihannya yang gesit dan seorang pembaca cepat, dirinya dengan mudah membaca setiap lembar dari buku absen dan agenda yang ia temukan.









terdengar suara langkah kaki seseorang yang berlari menuju svea. gak perlu ditebak, udah pasti dia jungwon dengan segala kehebohan dan kepanikannya yang tiba-tiba.

"svea! lo ngapain?!! jangan bongkar-bongkar gitu!" tegur jungwon yang betul-betul tiba di kelas dengan basah kuyup karena keringat.

"gak ada urusannya sama lo! diem aja!"

gak mungkin seorang jungwon bakalan diem kalau adiknya tiba-tiba bertingkah aneh. menyembunyikan sesuatu dengan jelas. bahkan lewat raut wajahnya, semua orang bisa tau gadis itu menyembunyikan sesuatu.

"ve!"

"apa sih?!!"

jungwon tersentak kaget, melihat svea membentaknya. wajah svea terlihat jelas memerah, kedua matanya berkaca-kaca.

"lo.. kenapa sih? udah dua hari gak kayak diri lo yang biasanya. lo nyembunyiin sesuatu dari gue?" tanya jungwon gemas.

yang ditanya bukannya menjawab, malah menggeleng kuat-kuat. tangannya mendorong loker pribadi kelas dengan kasar. lalu segera melangkah ke kelas terakhir yang belum ia kunjungi.

data yang sejak tadi ia cari gak kunjung ditemukan.





"svea!"

aduh, si bocil ini juga ikut-ikut aja lagi! svea kan lagi pengen sendirian.

"lo apa-apaan, sih?! gue pengen di sini sendirian. ini gak ada urusannya sama lo, jungwon!" seru svea.

jungwon menggeleng, menahan tangan svea yang hendak membuka buku absen.

entah keajaiban apa tapi buku absen tak sengaja terbuka.

di halaman yang tepat. dimana sebuah catatan kecil tertulis di pojok kiri bawah, di luar tabel absen.

sebuah nama yang dicoret tinta biru tua.




gak perlu ditanyakan lagi, jungwon segera memahami situasi yang tengah terjadi di sini meski dirinya sedikit terkejut karena svea tiba-tiba mengingat sesuatu yang harusnya sudah hampir hilang dari memori lemahnya.






lee heeseung, pindahan






































"ve, lo nangis udah lima menit, jir. udah napa,"

svea gak menghiraukan ucapan ni-ki, tetap menangis sambil menenggelamkan wajahnya di atas meja. jaket jungwon yang harus jadi korban air mata svea.

cewek itu sekalinya nangis, susah banget berhentinya.

dikasih makan pun gak mempan. memang spesies lain agaknya.

"nanti lo capek, bener kata ni-ki."

"hiks! lo gak ngerti, won! gue hampir ngelupain dia! gue jahat banget! huhuuuu!"



Penjuru | Heeseung [EN-]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang