Liburan kali ini menjadi liburan pasangan yang sudah saling mencintai meskipun cinta itu masih berbentuk bunga yang belum bermekaran, masih rentan dan sangat mudah untuk hancur dan layu, masih ada keraguan bagaikan tanah tandus yang menjadi tempat bunga itu tumbuh, membutuhkan kepercayaan dan kepastian bagai air yang mengalir supaya sang bunga cinta dapat tumbuh dan bermekaran.
Tapi, ibarat cinta jelas jauh berbeda dengan filosofi menanam bunga, kadang ada orang yang kurang kompeten merawat bunga, bunga pun layu dan gagal untuk tumbuh, tapi realitas cinta benar-benar tak sama, hanya saja ibaratnya seperti itu, cara merawat cinta itu sendiri adalah hal yang cukup sulit, pertama tentu karena cinta melibatkan perasaan antara dua orang manusia, kedua cinta menginginkan bangunan fondasi yang kuat yang dibangun oleh kedua belah pihak.
Namun, terlepas dari semua itu, biarkanlah dia tumbuh secara alami, berikan dia ruang untuk bernapas dan mengambil keputusan untuk melanjutkan atau berhenti, Sean tak pernah memaksa Jennifer, namun dia sudah terlanjur terjebak dengan pesona Jennifer, dia sudah terlanjur mencintai Jennifer, dia sudah sepenuhnya melupakan masa lalunya, tanpa dia ketahui bahwa orang-orang dari masa lalu pun dapat kembali semau mereka, mereka dapat mengembalikan memori yang ingin dia kubur dalam-dalam.
Sayangnya, hal itu bukanlah hal yang bisa dihindari, faktanya orang yang ada di masa lalu kadang-kadang masih hidup meskipun memiliki kehidupan yang berbeda, mereka masih punya izin untuk bertemu dengan orang yang bersangkutan mau memori kita tak memberikan izin, mereka tetap akan datang tanpa Sean sadari.
Kebetulan sekali liburan Jennifer dan Sean tertunda selama sebulan karena Sean ada pekerjaan di Manhattan, USA. Jennifer menunggu kepulangan Sean hari ini dari bandara internasional Maldives, Sean terlihat memiliki brewok yang panjang tanda-tanda dia belum mencukur brewoknya, Jennifer geram melihatnya, dia pun segera memeluk Sean yang baru datang dari pesawat, mereka berdua saling tersenyum menatap ke arah mobil mereka.
Jennifer terlihat agak kesal melihat brewok Sean serasa ingin mencukurnya saat ini juga. "Sayang, selama sebulan di Manhattan kok kamu pulang kayak abis di lahirkan dari perut tarzan, itu brewoknya kenapa gak di shaving???" Jennifer menjambak brewok Sean dan Sean spontan mencium bibirnya yang merah, "Karena ini akan membuat bibir sexy kamu menggigil sayang" ucap Sean dengan lembut, tak mau terlihat mesum di mobil bersama supirnya, mereka pun berhenti berciuman.
Sampai di hotel di tengah pantai dan di atas air, Sean menggendong Jennifer dan menidurkannya di tempat tidur atas air, tempat yang cukup terbuka sesungguhnya untuk melakukan olahraga berkeringat kesenangan di waktu yang agak siangan, namun Sean tak peduli hal itu, angin semilir dari laut membuat buah zakarnya mendingin dan zakarnya berdiri, Jennifer yang sudah menginginkan itu pun tak sabar, namun dengan tangannya yang lembut Jennifer membuka celana pendek Sean pelan-pelan dan tak sepenuhnya terlepas.
Jennifer mengelus buah zakar Sean perlahan-lahan dan menghisap zakarnya seperti sedang memakan lolipop, Sean mengerang merasakannya, dia semakin mendorong Jennifer dengan sedikit cepat melalui kepala belakang Jennifer, Sean kemudian mendorong Jennifer tidur dan mulai melucuti bra-nya dan memerasnya serta menyapu bersih melingkar ke bagian sensitif itu, lidahnya bergerak lambat dan penuh dengan kecepatan ketika tangannya sudah membuka underwear merah muda Jennifer, Sean perlahan-lahan memasukan zakarnya ke dalam lubang Jennifer dengan penuh kecepatan, Sean memangku Jennifer duduk dan menyelimutinya agar tak terlihat sedang berolahraga.
"Semoga gak ada yang melihat kita, pria tarzan" Ucap Jennifer dengan penuh suara yang terengah-engah. "Kalau begitu cukur brewok ini, tuan putri." Ucap Sean menatap Jennifer dan mencium bibirnya.
Jennifer beranjak dari pangkuan Sean dan memakai handuk putih milik hotel di pulau Maldives, dia membuka sebuah laci yang baru Sean isi dengan kejutan penuh dengan kebasahan yang akan semakin membanjiri kamar mereka, terdapat beberapa vibrator, alat pijat dan cream khusus yang cukup bermerk yang Sean beli dari Manhattan. "Dia memang sangat menarik". Ucapnya sebelum meninggalkan tempat itu dan membawa gunting ke kamar mandi.
Sean sudah berbaring di bathub, aroma mawar dan lavender dari lilin di sekitar bathub sekaligus pemandangan jendela yang menampilkan pemandangan indah di laut sekaligus membuat Jennifer penasaran ketika melihat sosok yang dia kenal namun Sean merengek dengan tetap menyentuhnya dan membuatnya tak fokus, Jennifer mulai mencukur brewok Sean perlahan, setelah itu dia memotong rambut Sean dan mereka meminum red wine bersama dan mandi di bathub berdua.
Selesai bermain dengan air dan membasahi diri, Sean dan Jennifer keluar untuk berjalan-jalan di pantai dan menikmati sunset, Sean agak terkejut melihat pemandangan seorang wanita di belakang Jennifer saat dia memotret Jennifer, dia bergegas mengajak Jennifer pulang saat itu juga, "Sayang nanti aja ya, sampai maghrib, ya ya??" Jennifer merengek menolak ajakan Sean untuk kembali ke hotel, Sean hanya menurut hanya saja mereka bergerak agak jauh dari pemandangan perempuan itu.
Jennifer ingin mengadakan makan malam di pantai, Sean pun hanya menuruti permintaan istrinya, bahkan Sean membakar sendiri daging steak untuk Jennifer dan dirinya, dia juga menuangkan anggur merah dan menyajikan makanan untuk Jennifer.
"Untuk tuan putri tercinta, " Ucap Sean setelah menuangkan anggur ke gelas Jennifer dan mencium tangan Jennifer.
"Thanks hubby, enak banget, aku gatau kalau kamu bisa masak juga" puji Jennifer yang membuat Sean terkesan atas keterampilan memsaknya meskipun hanya sederhana.
Sedang menikmati makan malam yang sangat romantis dengan lilin yang terdapat di atas meja, menikmati indahnya rembulan malam dan jutaan bintang di atas langit, ada saja yang datang dan mengacaukan makan malam mereka yang belum selesai.
"Oh! kebetulan banget kamu disini Jennifer, kakak kemaren cari kamu, sayang kamu udah di Maldives duluan" Ucap Scarlett tiba-tiba mendekat ke arah Jennifer, Jennifer mengernyitkan dahinya dan heran mengapa Scarlett yang sudah menghancurkan hidupnya tak pergi saja dari hidupnya selamanya, masih saja dia datang dan mengganggu rumah tangganya dengan Sean.
Jennifer berdiri dan hendak mengusir Scarlett, namun Scarlett menahannya "Tunggu dulu, Jen. Aku cuma mau bilang kebenaran yang perlu kamu tau". Jennifer masih tak terima kehadiran Scarlett yang tanpa di undang, dia memotong kalimat Scarlett. "Sudah cukup!!!! Pergi kamu dari sini, siapa kamu?? siapa kamu berhak mencampuri urusan aku" Jennifer teriak di hadapan Scarlett, Sean hanya bermain dengan bola matanya sebagai kontak antara Scarlett dan dirinya, Sean seolah tak ingin jika Scarlett mengatakan hal itu dan membiarkan mereka berdua hidup bahagia.
"Scarlett, aku gak ngerti ya tujuan kamu apa, aku sekarang saja tak sudi memanggil kamu kakak, kamu tuh udah menghancurkan hidup aku, kamu mau apa lagi sekarang??? kamu mau aku hidup menjanda selamanya sedangkan aku membiarkan kamu hidup bahagia dengan si bejat Kevin itu, apa mau kamu" Teriak Jennifer memohon agar Scarlett tak menganggu hidupnya, dia pun tak tahan, Jennifer menangis tak karuan sedangkan Scarlett yang tau berterima kasih tetap memojokkan Jennifer.
"Kevin berpaling karena dia sudah bosan sama kamu, kamu itu egois, sibuk dengan studi kamu tanpa peduli dengan Kevin, kamu tau kenapa? Kevin saja tak sudi memandang kamu, karena dia menyesal telah berpacaran dengan kamu selama ini, buktinya dia lebih memilih aku yang jelas lebih cantik, lebih perhatian dan lebih mencintai dia" Ucap Scarlett melebihkan dirinya, dia pun hendak pergi dan memberi mereka kesempatan malam ini, Sean yang melihat hal itu pun hanya duduk terdiam tak mampu bicara.
"Untuk apa semua kelebihan itu, untuk apa kalau hanya sementara? toh kamu tak akan ada selamanya untuk Kevin, kita semua tau bahwa kamu akan mati karena kanker, masih saja bersikap seolah dapat memberikan Kevin segalanya". Ucapan Jennifer tampak menampar Scarlett, wajah Scarlett membeku seolah menyesal telah membalikkan wajahnya ke arah Jennifer, dia tiba-tiba dan entah kenapa melemas dan kemudian jatuh pingsan.
Jennifer dan Sean segera membawa Scarlett ke rumah sakit terdekat.
to be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
Despair Fate
RomanceJennifer tak mempunyai pilihan selain menikahi Sean Green, Ceo muda 27 tahun, tampan berbadan kekar, berkarakter dingin tak seperti pria umumnya yang selalu dia bayangkan. Dia kehilangan segalanya, harta, kekayaan, nama keluarga bahkan orang tuanya...