Part 28

185 11 0
                                    

Sean menyempatkan untuk mengadzani anak itu sebentar, wajahnya yang sangat lucu membuatnya Sean menatapnya dengan senyuman, mereka sepakat menamai anak mereka Thierry Sean Green, Jennifer cemburu dengan nama Sean di tengah nama anaknya, namun Sean berjanji saat Jennifer memiliki anak perempuan dia bisa memberikan namanya sebagai nama tengah anak perempuannya, ucapan Sean membuat Jennifer tersenyum lega karena itu berarti dia diizinkan hamil oleh suaminya. 

Kalau begitu tidak ada kondom dan tidak ada pil kb untuk saat ini karena mereka berencana memiliki anak lagi, setelah 2 hari berada di rumah sakit, Jennifer kembali ke rumah dengan keadaan sehat dan sambutan hangat oleh Harold dan Eleanore yang menantikan kehadiran cucu mereka, Jennifer memberikan anaknya ke gendongan ibu mertuanya saat dia mendapatkan sebuah telpon dari Karminah. 

"Scarlett, dia memecat kami semua, tapi sebelum aku pergi aku menemukan sebuah surat rekomendasi untuk berobat ke singapore beserta tiket pesawat dan ada trip nya, sepertinya kami tidak bisa menemukan apa-apa lagi," Ucapnya putus asa di telpon, Jennifer tak mau bersikokoh terhadap apa yang dia cari tapi, dia harus menemukan jawaban dari Kevin. 

"Kamu ini gimana sih, what about plan B? saya baru aja melahirkan udah dapet kabar kayak gini, hufft" Jennifer bernapas sebentar, "Akan kami lakukan sebelum dia mengudara ke negeri singa" Ucapnya patuh terhadap perintah boss nya. 

Memang membutuhkan waktu yang lama, bahkan hampir berbulan-bulan, Jennifer sengaja membuat kekacauan di rumah James waktu itu agar Canah di pecat dan di gantikan oleh Karminah pembantu dengan identitas yang sudah dipalsukan. Jennifer juga mengancam dua satpam yang pernah mengusirnya, dia menjadikan itu sebagai kesempatan untuk menyingkirkan mereka dan menggantikan mereka dengan tim bayarannya, Karminah sudah menelusuri rumah James baik rumah Scarlett yang berada blok yang sama dengan rumah James, namun rumah Scarlett di sebelah kiri rumah James. 

Menurut Karminah, Scarlett justru jarang sekali tinggal di rumahnya sendiri padahal rumah itu hadiah pernikahannya dengan Kevin, dia lebih suka tinggal di rumah James dan berbicara dengan ayah ibunya, berbelanja adalah hal yang sering Scarlett dan Trivia lakukan karena Trivia memang jarang ke kantor. Karminah juga mengatakan Scarlett tidak memiliki hubungan lain selain bersama dengan Kenndy yang sudah lama tidak tinggal di Bali. 

Karminah pernah menelpon Kenndy menanyakan perihal Scarlett, namun dia hanya mengatakan bahwa Scarlett hanya temannya dan mereka pacaran tidak lebih hanya selama 3 bulan, "This psychopath, " Jennifer bergumam, hal itu membuat Sean terkejut mendengarnya. 

"Ngeri ya, siapa psikopet?" Tanya Sean merangkul Jennifer dari belakang, "Scarlett akan berobat ke Singapore 2 hari lagi dan sekalian dengan trip, mengejutkan." gumamnya. 

"bosen aku denger nama dia," Sean yang tak mau membahas seorang wanita gak jelas yang kali ini dia merasa jijik dengan Scarlett entah apa alasannya, namun setiap kali Sean mengingat malam itu dan kesedihannya karena ketidakhadiran seseorang yang seharusnya dia lupakan, dia merasa jijik mengingatnya. 

Menunggu dengan sabar dan tanpa kepastian, Jennifer tak bisa tertidur dengan nyenyak karena Thierry menangis sejak tadi, untungnya air susu nya lancar-lancar saja, sehingga dia dapat menyusui anaknya dari sumber segar yang sedang mengantuk memikirkan perihal lain, Sean jelas tak terganggu dengan suara anaknya, dia tertidur dengan pulas dan itu membuat Jennifer menatapnya lucu. 

Sampai pagi, karena belum menemukan baby sitter, Jennifer menitipkan anaknya kepada Eleanore sedangkan dia pergi ke tempat yang sudah Karminah tentukan untuk bertemu dengan seseorang, sampai di gudang yang jauh dari pemukiman, sudah terdengar suara teriakan yang cukup berisik dan dapat terdengar dari pintu luar, namun siapa yang akan datang ke gudang kosong jauh dari pemukiman warga?

"Siapa kalian, jawab aku, lepasin aku, apa mau kalian," Teriak pria itu dengan lantang, Karminah hanya berdiri saja tanpa jawaban, "Kami mau kamu menceritakan semuanya, mulai dari awal, apa rahasia busuk istri kamu, " Jennifer menatap Kevin dengan sangat tajam dan penuh amarah. 

"Baiklah kalau kalian ingin tau, sekarang tak peduli aku akan mati atau tidak karena wanita itu sangat licik sekali, Jennifer kamu pikir aku tau semuanya? sama sekali tidak, tapi dia pernah kepergok minum sebuah racun waktu kami liburan di Maldives, sayangnya botolnya entah hilang kemana saat aku mencoba menemukannya, efeknya dia jatuh pingsan di hadapan kalian, hanya itu, " Jawab Kevin, wajahnya babak belur karena dihajar oleh 2 pengawal Karminah yang mau laki-laki itu mengatakan yang sebenarnya, Karminah berbisik bahwa Kevin takut mati saat dia mengatakannya, Jika Jennifer tidak datang maka, Kevin akan lebih babak belur. 

"Itu saja tidak cukup membalas perbuatannya dulu, dasar laki-laki tidak tahu diri," Ucap Jenifer sinis. "Jelaskan yang lain," Jennifer memaksa Kevin dengan mengarahkan pisau ke lehernya, memang bukan bermaksud membunuh tapi, hanya sebagai ancaman, dia percaya orang yang lebih terancam lebih cepat mengatakan tentang kebenaran yang tersembunyi. 

"Jennifer aku benar-benar minta maaf, wanita itu sudah membunuh pembantu keluarga kami, dia entah kemana jasadnya, hilang begitu saja, waktu itu dia menculik adik dan kakakku serta orang tuaku, katanya jika aku tidak bersedia menikahinya saat itu juga maka, dia akan membunuh mereka semua dan jika dia mengetahui bahwa aku membocorkan rahasianya, dia juga akan membunuh kami semua, hal lain tidak ada yang ku ketahui, lepaskan aku Jennifer, aku benar-benar minta maaf karena telah menyakiti kamu, tapi, jujur aku masih mencintai kamu," pinta Kevin yang memegang tangan Jennifer dan menatapnya dengan penuh air mata. 

Jennifer meneteskan air matanya, selama ini dia buta karena telah menilai Kevin yang bersalah, Kevin tidak bisa menjukkan video penculikan keluarganya dulu karena sudah dihapus oleh Scarlett, namun, Kevin memastikan pada Jennifer, "Kalau kamu gak percaya kamu bisa bertanya ke keluarga aku, " Ucap Kevin dengan penuh air mata

"Kalau Scarlett suatu hari membunuh kami semua, karena aku, maka, biarlah itu terjadi memang aku pantas untuk dibunuh karena sudah menyakiti kamu Jennifer, aku merindukan kamu setiap hari, aku masih menyimpan foto kamu di ponsel aku, foto kita waktu di paris, waktu aku jenguk kamu di Oxford, aku bawakan bunga lili kesukaan kamu, kalau suatu hari nanti aku pergi, tolong maafkan aku yang penuh dosa ini, " Jennifer memeluk Kevin karena dia sudah meneteskan air matanya sejak tadi. 

Aku akan berusaha menjaga keluarga kamu, kamu harus ikut besok untuk mengungkapkan ini di depan keluarga kami, Scarlett harus menghentikan permainan kotornya, Kevin memeluk Jennifer dan berbisik serta mengucapkan terima kasih serta dia masih mencintai Jennifer sepenuh hati, moment itu dilihat dan didengar oleh Sean yang seketika marah dan mengajak paksa pulang istrinya. 

"Sean kamu dengar penjelasan aku dulu, " Ucap Jennifer yang masih sesak karena menangis tersedu-sedu. Sean dengan wajah datar membawa Jennifer pulang yang masih sedih dan menangis, "Jadi, ini yang kamu lakukan walau kamu sudah menikah, kamu ini punya suami, punya anak? kenapa masih mencari laki-laki itu? kamu pikir aku gak tau kamu kemana?" Sean memarahi Jennifer yang sedang mengusap air matanya. 

"Sudahlah jangan menangis, untuk apa mengingat mantan kamu yang sudah meninggalkan kamu setelah 8 tahun berpacaran?" ucap Sean tanpa rasa kasihan, "Sean, Kevin terpaksa dia melakukan itu karena dia diancam oleh Scalett," Ucap Jennifer mencoba membela Kevin, Sean hanya terdiam mendengar hal itu, dia sudah muak dan tampak tidak percaya dengan keyakinan istrinya mengenai Scarlett yang memutar balikkan fakta. 

"apa maksud kamu?" Jennifer menatap Sean dengan penuh amarah, dia mengirim pesan kepada Karminah untuk membereskan semuanya, "Apa maksud aku? ya aku ini suami kamu__," ucap Sean tak melanjutkan ucapannya, "Sean kamu cemburu kan? akui saja, kamu juga sama gak jelasnya dengan Scarlett, kalau cinta bilang cinta, cemburu ya bilang" Teriak Jennifer memasuki rumah, dia menggendong Thierry dan masuk ke kamar Thierry tanpa memperdulikan Sean. 

Jennifer menangis menatap bayi Thierry yang dia tidurkan, dia merasa bersalah karena sudah menuduh Kevin, namun apa boleh buat di keadaan yang tiba-tiba semua itu terjadi, apa yang bisa dia lakukan selain menyalahkan Kevin, dia sendiri waktu itu yang mengaku, tak pernah memahami bahwa dibalik semua itu ada ancaman yang sedang mengancam keluarganya, Kevin hanya sedang mencoba menyelamatkan keluarganya, sedang tak ingin berbicara dengan Sean, Jennifer mengunci dirinya di kamar Thierry dan tidur bersamanya. 

to be continued....

Despair FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang