Selir#7

483 88 12
                                    


Bagian Tujuh

Pagi hari ini diadakan rapat dewan istana, Fugaku dengan sengaja mengadakan semua ini karena ingin meminta penjelasan akan semua informasi salah yang menggiring Hinata hampir pada kematian.

Danzo, Shikaku, Inoichi dan Chouza, beserta Hiruzen, terlihat sedang menatap satu sama lain. Mereka tidak tahu apa maksud rapat saat ini, karena setahu mereka tidak ada permasalahan penting yang perlu dibahas untuk sekarang.

Pintu ruangan terbuka lebar, derap langkah kaki yang menghentak mulai menyebar ke seluruh ruangan.
Fugaku berjalan dengan gagahnya diikuti oleh Obito.

Semua orang berdiri dan menatap hormat pada sang penguasa Konoha saat ini. Fugaku duduk di tengah-tengah mereka dengan wajahnya yang terlihat kaku.

"Kalian sudah mendengar kabar tentang Lady Hinata?"
Suara baritone itu mulai terdengar, begitu menggema hingga menusuk ke gendang telinga orang-orang yang berada disana.

"Sudah Yang Mulia!"
Jawab mereka serempak.

Fugaku meletakan kedua tangannya diatas meja, ia memberi tatapan tajam pada tiap anggota dewan istana. Meneliti tiap wajah dari mereka yang dirasa ia curigai.

"Selirku diserang oleh sekelompok orang bayaran dan karena kejadian itu Minato harus terbunuh karena melindunginya"
Fugaku kembali berbicara dan semua orang mendengarkannya dengan seksama terutama Danzo.

"Selain itu, berita soal pemberontakan di pelabuhan hanyalah bualan semata!"
Iris hitamnya langsung tertuju pada Danzo. Pria dengan kain putih yang melilit hampir setengah dari wajahnya itu sedikit memberikan reaksi dari keterkejutan.

"Kalian tahu informasi itu didapat dari siapa?"
Mereka saling berpandangan satu sama lain, hingga semuanya sepakat menatap Danzo sebagai pelaku utama penyebaran berita palsu.

Pria itu tahu dirinya hampir tersudut, ia memutuskan untuk berdiri dan membungkuk hormat pada Fugaku.

"Maafkan hamba, Yang Mulia!"

"Saya tidak salah memberi informasi. Namun sepertinya para pemberontak itu sudah tahu bahwa mereka tengah diincar" kilahnya dengan meyakinkan.

"Dan untuk penyerangan terhadap Lady Hinata, saya turut ikut prihatin"
Ucapnya lagi dengan nada yang terdengar sedih.

Fugaku terdiam, saat ini dirinya tidak memiliki bukti yang kuat untuk kembali memojokan Danzo. Meski bagian lain dari hatinya merasa bahwa pria itu ada kaitannya dengan semua ini.

"Aku hanya ingin memperingatkan kembali pada kalian. Aku paling benci penghianat!"
Semua orang terdiam, tidak ada yang bisa menampik semua perkataan dari sang raja.

"Mungkin saat ini aku tidak memiliki bukti, tapi jangan pernah meremehkanku akan hal apapun!"

Dan untukmu, Danzo!"
Pria itu menoleh, "Lebih baik kau lebih teliti lagi dengan semuanya. Termasuk memilihkan orang tidak berguna saat melindungi selirku!"

**

Sepanjang hari, Hinata masih tidak di perbolehkan untuk beranjak dari tempat tidur oleh Fugaku. Membuat wanita itu benar-benar seperti seorang ratu yang manja. Makan dan minum diantar langsung ke depan wajahnya.

Hinata tentu saja tidak nyaman, selain itu ada hal yang membuatnya jauh lebih tidak nyaman. Yaitu, sikap Tobirama yang terlihat berbeda dari sebelumnya. Pria memang masih acuh seperti biasanya, namun kali ini ia jauh lebih acuh dan enggan untuk berdekatan lama-lama dengan dirinya.

Membuatnya gelisah dan kesal secara bersamaan. Ia paling benci tidak dihiraukan apalagi oleh pria itu.
Orang yang diam-diam mencuri hatinya yang rapuh.

Selir : The Bloody CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang