Bagian EnamTobirama memacu larinya dengan cepat, ia berlarian di sekitar koridor menuju istana barat menemui Fugaku. Nafasnya tersenggal-senggal, ia kini sudah sampai di paviliun milik sang Raja. Beberapa penjaga disana menatapnya dengan heran. Pasalnya Tobirama berlari seperti orang yang melihat setan.
"Aku ingin bertemu dengan Yang Mulia!"
Ucapnya setelah berhasil menenangkan jantung dan pernafasannya."Yang Mulia tidak ada disini, kapten. Beliau sedang di Aula utama bersama rombongan dari Suna"
Jawab salah satu dari mereka.Sial!
Tanpa membalas ucapan pengawal tadi, Tobirama kembali memutar arah dan berlari menuju Aula utama.
Ia ingin menanyakan kabar Hinata, karena nyatanya wanita itu belum kembali ke istana.Ia terus berlari dan mengabaikan tatapan aneh dari para penjaga, dan ketika ia hampir sampai disana, di waktu yang sama pula Fugaku telah keluar dari Aula dan menuju kearahnya.
"Tobirama, kau sudah kembali?"
Pria itu hanya mengangguk dengan cepat."Aku ingin mengatakan sesuatu"
Fugaku mengernyitkan dahinya, ia merasa aneh dengan sikap Tobirama yang terlihat panik."Apa? Kalau begitu katakanlah!"
Setelah mendengar perintahnya, Pria dengan surai keperakan itu menarik nafasnya lalu mulai menceritakan perihal informasi palsu tentang para pemberontak di pelabuhan.Ia juga mengatakan bahwa bisa saja ini jebakan untuk Hinata, dan ada seseorang yang ingin melenyapkan wanita itu. Fugaku menatapnya terkejut, ia baru sadar apa yang di katakan Tobirama terdengar masuk akal.
"Tunggu apa lagi? Ayo kita susul Hinata!"
Mereka berdua bergegas pergi keluar istana dengan hanya bermodalkan kuda dan katana masing-masing. Fugaku bahkan tidak meminta pengawalan dari yang lainnya. Karena baginya keberadaan Tobirama pun sudah cukup. ditambah lagi ia tidak ingin buang-buang waktu, bisa saja Hinata benar-benar sedang dalam kesulitan.
Wanita itu terlalu lemah fisik, ia juga tidak bisa beladiri. Jika salah satu pengawalnya berkhianat, Hinata bisa kehilangan nyawa dengan mudah.
**
Itachi memacu kudanya dengan cepat, hari sudah mulai gelap sedangkan ia dan para pengawalnya masih berada di tengah hutan sehabis berburu rusa dan babi liar.
Di pertengahan jalan tiba-tiba barisan depan dari pengawalnya berhenti tanpa sebab. Membuat Itachi berteriak marah karena harus menghentikan kudanya secara mendadak.
"Kenapa kalian berhenti disini?"
Teriaknya pada orang-orang di depan sana. Salah seorang dari mereka mendekat."Di depan ada tandu milik istana, Yang Mulia. Tapi, tidak ada siapapun di dalamnya"
Lapor salah pengawal tersebut.
Itachi langsung lompat dari kudanya, ia berlari ke depan menghampiri tandu tersebut.Di sana banyak para prajurit Konoha yang sudah tewas, ia meyakini bahwa telah terjadi penyerangan. Itachi memeriksa ke dalam tandu tersebut, dan sesuai perkataan pengawalnya, bahwa sudah tidak ada siapapun di dalamnya.
"Ini milik wanita itu"
Ucap Itachi saat melihat logo pada tandu tersebut.
Ia pun mengedarkan matanya mencari-cari petunjuk akan keberadaan wanita itu, namun hasilnya nihil.Saat ini dirinya terlibat perdebatan batin, antara membiarkan selir itu terjebak di dalam hutan atau mencarinya. Di tambah lagi ia juga tidak tahu apakah wanita itu masih hidup atau justru terbunuh.
Itachi memang membencinya, tapi entah kenapa ada rasa tidak rela jika seandainya dirinya memilih diam sedangkan wanita itu sedang dalam bahaya. Akhirnya ia memutuskan untuk menelusuri hutan dan mencari keberadaan wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir : The Bloody Crown
Fanfic(SELESAI) Tobirama X Hinata Hinata adalah seorang selir yang sangat dicintai Sang penguasa kerajaan Konoha. Terlibat perasaan rumit dengan pengawal pribadinya juga sang putra mahkota. Perebutan tahta dan cinta. juga, mahkota berdarah pembawa bencana...