Danzo menatap datar para petugas kepolisian yang membawa mayat Yahiko. Jika dilihat dari luka yang didapatnya, sudah jelas jika Yahiko kalah dalam perkelahian. Namun dengan siapa lelaki itu berkelahi, Danzo belum bisa memastikan.
Pihak kepolisian bertanya pada beberapa wanita penghibur di sana, dan juga pada yang mengelola tempat itu. Namun tidak ada yang melihat siapa orang yang telah membunuh salah satu ksatria kebanggaan Konoha.
Untuk saat ini kematian Yahiko tidak terlalu mereka pikirkan, karena pihak internal kerajaan tengah sibuk dengan rencana penobatan Itachi dan pernikahan lelaki itu. Semua dibuat kelimpungan karena Itachi menolak untuk menikah dengan putri dari salah satu bangsawan.
Sementara itu Hinata sudah mendengar berita kematian Yahiko, wanita itu tidak henti-hentinya tersenyum senang. Ia tidak menyangka jika Tobirama benar-benar tunduk akan perintahnya.
Tiba-tiba jendela kamarnya di buka seseorang dari luar, Hinata menoleh dan mendapati Tobirama yang baru melompati jendela kamarnya.
Wanita itu terkejut dan segera mendekati kekasihnya setelah mengunci pintu kamarnya rapat-rapat.Hinata memeluk Tobirama, pria itu juga balas memeluknya dengan erat.
"Terimakasih," Ucap Hinata pelan. Tobirama mengangguk tipis, dikecupnya sisi kepala Hinata dengan mesra."Sekarang bagaimana? Siapa yang akan menjagamu selama di istana?" Tanya pria itu. Hinata terdiam sesaat, ia juga baru memikirkan hal yang sama, setelah kepergian Yahiko maka dirinya harus segera mencari penggantinya.
Hinata menarik tangan Tobirama dan mengajaknya untuk duduk di atas ranjang miliknya. Pria itu sedikit ragu, namun karena Hinata memaksa ia pun mengikuti nya.
"Bagaimana jika kapten kembali lagi padaku?" Tanya Hinata. Ia tersenyum tipis, kedua pipinya bersemu merah.
"Kita jadi tidak perlu sembunyi-sembunyi seperti ini." Lanjutnya."Tidak bisa. Orang-orang tahu aku sudah tiada, dan Yang Mulia juga sudah men cap ku sebagai penghianat." Balas Tobirama. Hinata menggelengkan kepalanya pelan, sebelah tangannya terulur dan menyentuh wajah Tobirama.
"Yang Mulia hanya memberi tahukan pada kami jika kau sedang bertugas di luar kerajaan. Dia tidak pernah menegaskan pada siapapun jika kau seorang penghianat." Jelas Hinata.Tobirama cukup terkejut mendengar fakta tersebut, ia jadi memikirkan ulang untuk kembali ke istana. Namun kepemimpinan Konoha sekarang ada di tangan Itachi, dirinya takut Itachi tidak akan setuju.
"Bagaimana dengan pangeran Itachi?" Tanya Tobirama memastikan. Hinata kembali tersenyum tipis lalu memeluk tubuh Tobirama, "Jangan pikirkan itu, aku akan pastikan putra mahkota setuju." Jawab Hinata dengan yakin.
Tobirama terdiam, sebenarnya ada untungnya juga jika dirinya bisa kembali menjadi pengawal pribadi wanita itu. Ia bisa terus mengawasi Hinata dalam melaksanakan balas dendam nya, dan dirinya bisa memutuskan kapan menghentikan kegilaan wanita itu guna meruntuhkan kekaisaran Uchiha.
Hinata menyentuh dada kiri Tobirama lalu menekannya dengan pelan, jari-jemarinya bisa merasakan detakan jantung milik pria itu. Tobirama menggenggam tangan Hinata yang berada di dadanya, ia menariknya pelan dan mengecup punggung tangan sang selir.
Tobirama cukup terbawa perasaan dan juga suasana yang mendukung untuk dirinya kembali bermesraan dengan Hinata. Ia mendorong tubuh wanita itu hingga menimpa kasur, dirinya tersenyum tipis sambil menatap wajah Hinata yang telah bersemu merah.
"Bisakah aku menyentuhmu saat ini?" Tanya pria itu meminta izin, sedangkan tangannya sudah berada di samping pinggang Hinata. Wanita memamerkan senyum simpul nya, ia mengalungkan kedua lengan pada leher kokoh kekasihnya. Ia menariknya untuk lebih dekat hingga kemudian mengecup bibir pria itu tanpa ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir : The Bloody Crown
Fanfiction(SELESAI) Tobirama X Hinata Hinata adalah seorang selir yang sangat dicintai Sang penguasa kerajaan Konoha. Terlibat perasaan rumit dengan pengawal pribadinya juga sang putra mahkota. Perebutan tahta dan cinta. juga, mahkota berdarah pembawa bencana...