Selir#9

441 85 14
                                    


Dadanya masih terasa sesak, ia sakit hati dan kecewa secara bersamaan.
tanpa sadar, dirinyalah penyebab Tobirama harus mendapat hukuman kejam seperti itu. Pria itu tidak bersalah, dia bahkan tidak pernah menyentuh Hinata lebih dari sekedar pegangan tangan. Tobirama begitu menghormatinya sebagai seorang wanita, ia menjaga dirinya dengan sangat baik.

Tapi, Hinata menghancurkan semuanya. wanita itu menghancurkan rasa cinta yang ia bagi karean ambisinya. ia adalah iblis berwujud manusia, orang-orang selalu terpesona dengan kecantikan bak dewi miliknya. namun, mereka tidak tahu hatinya yang kini sudah membusuk dengan segala dendam yang menggerogoti hingga tidak tersisa.

👑THE BLOODY CROWN👑

Fugaku adalah sosok raja yang dibutakan oleh kecantikan wanita, setelah apa yang terjadi pada Hinata dan Tobirama. Pria itu masih menerima Hinata sebagai selirnya tanpa keraguan. ia masih menjadikannya objek tersayang dan memperlakukannya bak seorang ratu.

Ia buta, telinganya tuli akan semua fakta yang baru saja ia lihat dan ia dengar.

Dirinya masih menjadikan Hinata di atas segalanya, ia membuang satu-satunya orang yang setia terhadapnya demi wanita yang baru ia kenal beberapa bulan belakangan ini.


Fugaku kali ini menjadikan Yahiko sebagai pengawal pribadi Hinata. dan itu langsung disanggupi dengan senang hati oleh pria itu. dirinya makin terasa mudah untuk memata-matai wanita itu sesuai perintah tuan Danzo.

Pria dengan surai jingga itu menyeringai pada Hinata yang kini sudah bersiap dengan pakaian latihannya. rencananya mereka akan melakukan latihan pedang dan memanah, semua itu adalah perintah langsung dari Yang Mulia Raja. pria itu menginginkan Hinata unggul untuk pertandingan selir dan putri yang tidak lama lagi dilaksanakan.

Hinata menatapnya tajam, kedua iris rembulan itu berkilat seolah menemukan target yang akan ia singkirkan setelahnya.
ia benar-benar membenci Yahiko, berkat pria itu Tobirama harus tersingkir dan meninggalkan dirinya seorang diri dengan para manusia durjana.

"Sudah siap Yang Mulia?"
Ia bertanya dengan nada yang terdengar menjengkelkan bagi sang selir. Hinata menyunggingkan senyum tipisnya, ia kemudian mengacungkan pedang kayu tepat di depan wajah pria itu.

Keduanya telah memasang kuda-kuda, dan tanpa menahan-nahan Yahiko menyerang Hinata dengan pedang kayu miliknya.
wanita itu menangkis dengan cukup cepat, ia menghindari ayunan pedang dari musuhnya. tubuhnya yang langsing memudahkan Hinata untuk bergerak dengan cepat dan ringan.
namun tetap saja kemampuannya tidak ada setengah pun dari apa yang dikuasai oleh Yahiko.

Pria itu dengan mudahnya membuat sang selir jatuh tersungkur dengan pedang kayu nya yang telah patah.

Hinata menghirup udara dengan rakus, kedua lavendernya menatap Yahiko dengan tajam. Pria itu cukup terkesima dengan tatapan milik sang selir, belum lagi wajah tegasnya yang kini sudah dihiasi keringat hasil latihan mereka.

"Yang Mulia cukup pandai menyerap semua pelajaran yang kuberikan dengan singkat"
Ia berucap sambil mengulurkan tangannya untuk wanita itu raih.

Hinata menerimanya dengan senang hati, ia menyeka keringatnya dengan gerakan anggun nan gemulai. Ia tatap wajah pria itu dengan matanya yang berkilat nakal.

Yahiko tersenyum culas melihatnya, "Tentu saja aku harus pandai agar tidak lagi tertinggal dan menjadikanku satu-satunya selir yang tidak berguna di Istana ini"
Ucap Hinata dengan penuh keyakinan. Ia membiarkan para dayang mengelap keringatnya yang berada di sekitaran lehernya yang jenjang juga putih.

Selir : The Bloody CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang