Lv 31 Wait for The Wind to Stop

184 33 9
                                    

Minggu pagi itu; Feiyu membuka lemari khusus yang berisi koleksi sepatu basketnya dengan penuh semangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minggu pagi itu; Feiyu membuka lemari khusus yang berisi koleksi sepatu basketnya dengan penuh semangat. Brand apapun ada di dalam lemari kaca itu; mulai dari Anta, Nike, Puma, Adidas sampai Air Jordan. Setelah berpikir cukup lama dengan berbagai pertimbangan ini dan itu, diapun mengambil sepatu dari brand favoritnya; DIOR x Air Jordan. Produk limited edition karya desainer Kim Jones ini memang terlihat elegan sebagaimana image DIOR, dengan tidak meninggalkan ciri khas sepatu basket yang maskulin dari Air Jordan.

Perhatian berikutnya pun tertuju pada sederetan botol cologne, perfume dan eau de toillete di atas mejanya. Untuk kedua kalinya; Feiyu bingung dalam menentukan pilihannya. Hari ini, dia akan pergi ke apartemen Yunxi dan bermaksud untuk mengajaknya keluar. Aktivitas santai dengan gaya casual, tentu saja yang paling sesuai adalah eau de toillete dengan kandungan perfume oil hanya sekitar 5%. Hingga akhirnya keputusan pun jatuh pada L'eau D'issey dari brand Issey Miyake. Beberapa semprotan kecil pada area sekitar leher dan pergelangan tangannya telah meninggalkan aroma wood yang fresh dan natural sekaligus sexy.

Saat turun ke ruang keluarga; laki-laki dengan hoodie jacket Balenciaga itu melihat 3 luggage size 40 kg di dekat pintu. Sementara Yuang dan Jingmi sedang berada di ruang makan bersama oma Chen.

"Kalian akan berangkat ke Macau sekarang?" tanya Feiyu sembari mencium pipi omanya yang duduk di wheelchair, "Morning; my beloved Granny..."

"Yup, sebentar lagi kita akan ke airport," jawab Yuang dengan mengiris apel untuk Jingmi dan oma Chen.

"Granny jadi ikut ke Macau?"

Wanita dengan rambut putih keperakan itupun tertawa kecil, "Yuang dan Jingmi memaksaku untuk ikut... Bukankah nanti aku hanya akan mengganggu liburan kalian?"

Jingmi langsung menggelengkan kepalanya, "Tentu saja tidak; kita sudah lama tidak pergi bersama dengan Granny. Jadi ini adalah waktu yang sesuai, pekerjaan di LunarCloud sudah tidak seberat bulan yang lalu waktu launching game."

"Granny jangan katakan ingin kembali berjudi di sana," goda Feiyu sambil menuangkan skim milk ke gelasnya.

Oma Chen pun tertawa kembali, "Hahaha, omamu ini hanya bisa bermain mahjong. Kenapa kamu mengatakan seperti itu..."

"Granny tidak perlu merendahkan diri, memangnya siapa yang tidak mengenal Queen of Gambling dari Mainland China?" sindir Jingmi.

"Pfttt... itu sudah berlalu... tetapi setidaknya keberuntunganku turun pada Yuang."

Anak pertama keluarga Chen itupun tersenyum bangga, "Itu karena Cái Shén; Dewa kekayaan selalu memihakku," ucapnya sambil menyuapkan irisan apel ke bibir mungil Jingmi.

Feiyu melirik sekilas ke arah mereka berdua dan bisa melihat ada sesuatu yang berubah di antara kakaknya dan pasangannya itu. Dia sama sekali tidak menanyakan bagaimana mereka menyelesaikan kesalahpahaman selama ini sewaktu di Shanghai. Pembatalan Jingmi untuk bekerja di Jepang, itu sudah membuatnya sangat lega dan tenang. Kalaupun Jingmi tetap memaksa, dia yakin Yuang akan menyusulnya ke Jepang dan bisa-bisa LunarCloud membuka cabangnya di negeri sakura itu.

(END) TRIVIA✨🔞FeiYun✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang