Prolog

314 37 129
                                    

Ditolak janda emang menyakitkan!


*****

"Ujang pilih yang mana? Perawan atau janda, perawan memang cantik, janda lebih menarik. Ujang pilih yang mana perawan atau janda? Perawan memang bohai janda lebih aduhai ... kalau Ujang pilih perawan masih muda masih segelan belum di sentuh orang belum berpengalaman, kalau Ujang pilih janda sudah pasti lebih dewasa sudah bermain cinta banyak pengalamannya."

Suara jelek Ojang mengusik pendengaran sepupunya yang baru saja bangun dari alam kubur, eh maksudnya ranjang rumah sakit. Ojang sangat menyesali perbuatannya karena mengajak Ujang mabok marjan bercampur racun tikus sehingga membuat Ujang terkapar tak berdaya wajah cowok itu pucat ketampanannya hilang maksimal.

Ujang adalah sepupunya yang sangat menyebalkan rese dan sok banget ganteng.

"Berisik monyet!! " teriak Ujang kesal, dia muak mendengar nama janda, Ujang benci janda karena mahluk itu sangat pelit tidak boleh mengijinkannya mengutang tea jus padahal Ujang haus dan tidak punya duit sepeserpun.

"Ujang Sukiman sepupuku tersayang harus jawab pilih janda atau perawan? Kalau aku sih Janda sebab janda itu wanita yang sangat Uwu, " ucap Ojang ngawur, otaknya sudah konslet yang ada dibenaknya hanya janda, janda, janda dan janda.

"Secantik apapun janda atau perawan gue tatap memilih Marpuah, titik gak pake sayur asem. "

Cinta memang membutakan mata, padahal Marpuah mirip mbak kunti rambutnya panjang tawanya mengerikan hihihihi, Ojang tidak habis pikir apa yang membuat sepupunya itu tergila-gila dengan Marpuah? Atau karena kentutnya wangi bunga kamboja? atau kerena tai gadis itu emas? Entahlah kepala Ojang jadi pusing tujuh keliling memikirkannya.

"Elo lebih cocok pacaran sama Julehe sumpah, Marpuah terlalu tua untuk kamu yang masih jadi dede gemes, " kata Ojang, memang betul ucapannya Ujang lebih cocok bersanding dengan kambing daripada Marpuah cewek yang usianya lebih tua dari Ujang.

"Huaaaaaaaahhh jadi kangen Leha, pasti dia galau kangen gue hiks srooott. " Ujang menangis Tersedu-sedu ia mengkhawatirkan kondisi Juleha kambing betinanya yang baru saja ditinggal mati suaminya.

"Tenang Leha sudah tenang dialam sana, dia sudah jadi sate, gulai, rendang dan makanan lezat lainya. "

Ojang senang meledek sepupunya, sebab wajah cowok itu nambah burik saat sedang sedih. Ojang bahagia dan bersyukur ada seseorang yang lebih buluk darinya.

"Le Le Lehaaaaaa meninggoy huaaaaaaaaahhh Alhamdulillah beban gue berkurang!"

Ujang yakin sepupunya tidak serius mana mungkin cowok itu tega membunuh hewan imut itu, membunuh nyamuk saja Orang tidak tega. Percayalah Markojang Sujajang itu cowok burik berhati lembut macam permen yupi.

"Heh asal kalian tahu nih ya, perawan dan janda sudah tidak menarik, sebab isteri orang lebih menggoda." Kedatangan Afrian, membuat Ujang malas, Ojang juga tidak menyukai kehadiran cowok itu.

"Afi elo mau menjenguk orang sakit atau mau jual hasil panen, sih?" tanya Ojang bingung.

Mata Ojang berbinar dia terpana melihat semua yang Afrian bawa, musuh nya membawakan Ujang, satu tandan pisang, singkong, ubi, buah dan sayur mayur. Ada untungnya juga dirinya meracuni Ujang.

"Semua itu dari warga, katanya Ujang harus banyak makan biar cepat sembuh." Kalau saja tidak disuruh Ibu, Afrian ogah menjenguk musuh bebuyutannya.

"Iya Jang, supaya bisa ngejar janda bareng gue."

"Ogah!! Janda bukan selera gue mohon maaf."

"Yaudah, bay gue mau godain janda kembang di kampung sebelah." Orang melangkah keluar kamar dimana Ujang dirawat sebab ingin berjuang demi mendapatkan janda cantik dan aduhai.

"Jang lihat deh muka elo dibaca."

Ujang menuruti perintah Afrian.

"Aaaaaaa se se setaaaaaaaann huaaaaaaaaahhh seremmm ." Ujang pingsan melihat wajahnya sendiri yang buluk dan kurang glowing. Ojang yang melihat dari kaca tertawa terbahak bahak.

***

Bersambung...






𝑀𝑎𝑟𝑘𝑜𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑎𝑟𝑖 𝐶𝑖𝑛𝑡𝑎 || 𝑺𝒆𝒍𝒆𝒔𝒂𝒊 ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang