01. Mantan gak ngotak.

181 34 149
                                    

Sebaik apapunlo, seganteng apapun wajah lo akan kalah sama cowok berduit, buktinya pacar gue lebih lebih memiliki dia yang kaya raya punya segalanya.

Markojang Sujajang

🐷🐷🐷

"Sekarang gue tanya elo pilih gue atau dia?" Ojang bertanya, rasa kecewa membanjiri jiwa, ketika tahu kekasih hati yang paling dicintai selingkuh dengan cowok lain.

Bagi Amira menerima cinta Markojang adalah kesalahan terbesarnya dalam hidup, selain jelek kurang glowing, cowok itu juga suka mabok marjan, dan juga menggoda janda beranak lima.

Amira muak setiap kali jalan cuma ke danau dekat rumah, dia juga bosan makan di pinggir jalan pakai tumis jengkol doang saking susahnya Ojang tidak mampu membeli air mineral, pacar gak ngotaknya itu malah menyuruh dirinya minum air keran. Bukannya mandang harta dan fisik hanya saja Amira memang tidak mencintai Markojang ia menerima hubungan ini hanya karena rasa kasihan semata.

"Pertanyaan bodoh, jelas aku pilih Riza lah dia  ganteng kaya raya dan berbakat, tidak seperti kamu sudah muka mirip pantat penggorengan, miskin gak punya duit, beban keluarga, bau ketek pula." ucapan dari mulut Amira sangat menusuk hati Ojang, saking nyeseknya dia jadi kebelet berak.

"Terimakasih hinaannya, semoga elo bahagia dengan dia yang punya segalanya," ujar Ojang, baginya putus cinta sudah biasa santai saja stok cewek dimuka bumi masih banyak ragamnya. Ada perawan yang masih ting ting, janda rasa perawan, cewek yang udah jebol duluan sebelum kawin, sampai bini orang juga ada. Markojang mah santuy orangnya.

"Coba saja dari awal aku bertemu Riza, gak akan mungkin aku mau pacaran sama cowok tidak punya otak sepertimu."

"Heh, Amira Sedyakala. Kalau gue tahu elo itu mandang fisik dan duit gue juga ogaaaaaaaahhh kali sama lo, gak usah sok cantik."

"Dasar cowok miskin, jelek gak ngotak." Amira terus menghinanya Ojang mah bodoamat gak perduli, walaupun agak nyesek sebab jaman sekarang itu kejam bree lo gak glowing layaknya cahaya ilahi lo tidak akan dihargai.

"Jadi anak pungut tidak usah belagu!"

Perkataan Markojang membuat Amira meneteskan air mata, betul dirinya adalah anak pungut yang dirawat oleh keluarga kaya raya, sejak lahir hingga kini ia belum pernah melihat orang tua kandungnya.

"Heh brengsek elo apain cewek gue bangsat!" pacar Amira yang ketampanannya dibawah rata-rata itu datang memarahi Ojang.

"Gue mah sadar diri kali, gak pantas bersanding dengan Amira tatapi tidak seharusnya kan dia terus menerus menghina gue? Giliran balik dihina sewot kana mental depresod meninggoy dadakan hahaha." Ojang tertawa terbahak-bahak melihat wajah Riza yang jelek mirip biayak blasteran kuda poni.

Plak

Plak plak.

Plak plak plak.

Sekali tamparan, dua kali tamparan, tiga kali tamparan, wajah Ojang babak belur ketampanan yang sisa 1,2% kini telah sirna. Sial sudah jelek nambah burik, Riza mah gitu brengsek.

"Berani bicara seperti itu elo mau gue bunuh hah?" tanya Riza, siapapun yang bikin Amira nangis akan ia bantai.

Wah penawaran bagus dengan begitu Ojang tidak usah repot mengakhiri diri sendiri. Hati Ojang lelah sangat capek dianggap sampah terus, padahal emang kenyataannya begitu. Tapi kan tatap nyesek bikin perut laper, pengen makan semur jengkol Mak Ijah.

"Elo mau bunuh gue? Silahkan! Awas aja nanti setelah gue mati, kalian berdua akan gue hantui dan elo Riza bakal membusuk dipenjara hahaha." Ojang tertawa lagi padahal tidak ada yang lucu, maklumi saja otak Ojang mendadak korset soalnya.

Amira dan Riza terdiam dia bingung mau bicara apa lagi?

"Sikap kalian sungguh tega huaaaahh gue jadi kebelet kentut ini." Mendadak perut Ojang sakit.

Broooooooooooooooooooootttttt

Ojang sudah tak tahan lagi akhirnya gas berbau itu keluar tanpa seijinnya, baru kali ini dirinya kentut sampai mencium aromanya saja ingin muntah. Ojang kentut sampai keluar tai dikit.

"Hoeeeeeeekkk hoeeeeekk, bau banget sumpah." Riza menutup hidung sungguh ini kentut terbau yang pernah ia cium.

Amira pingsan terkapar di tanah, Riza oleng kaya orang mabuk semetara Ojang pergi meninggalkan mereka.

"Dadah ... Selamat menikmati kentut gue yang semerbak bunga-bunga, gue mau ngejar janda dulu."

****

                Hari ini Ojang lelah, ia ingin beristirahat. Namun, apalah daya kamarnya semerbak tai kucing, si Oyen berak sembarang Ojang sedang malas beberes jadilah dia jalan-jalan tanpa arah dan akhirnya singgah di bawah pohon beringin untuk beristirahat sejenak.

"Capek banget sumpah."

Ojang mengeluh lelah, padahal seharian ini tidak melakukan apapun alias rebahan, sambil ngehalu bahwa ia bisa menikah dengan Amira, bisa blaem blaem bikin anak yang imut kaya pantat kuda, sayangnya kisah cintanya dengan anak pungut itu tidak berlangsung lama.

"Woy sepupu ngapain di situ?" tanya Ujang, dia menghampiri Ojang yang sedang termenung memikirkan nasib yang malang ini.

"Galau gue Jang, si Mira ngehina gue habis-habisan, lo sendiri habis dari mana kisut banget tuh muka, lecek kaya sempak belum di setrika."

Markojang dan Ujang sering disangka anak kembar lantaran wajah dan perilaku mereka sama gilanya. Padahal kenyataan mereka lahir dari orang tua yang berbeda.

"Lelah hati Ujang di kejar pak satpam, biasalah nyopet beha buat Emak, sebentar lagi dia mau ulang tahun. " sejak kecil sifat Ujang tidak pernah berubah ia suka mencuri, jika maling nya memang sudah terlihat sejak dini.

"Dih masa kado buat orang tua hasil nyuri gak baik tau." walau Ojang otaknya sengklek sebelah tatapi ia masih sedikit waras.

"Habisnya gue kaga punya duit hiks sroott, elo tahu kan usaha gue sekarang wasalam semua bangkrut."

"Sabar ya Jang, semua akan indah pada hal tidak," ucap Ojang ngawur.

*****

Bersambung....

Maaf kalau garing Author gak pinter ngelawak hmm










𝑀𝑎𝑟𝑘𝑜𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑎𝑟𝑖 𝐶𝑖𝑛𝑡𝑎 || 𝑺𝒆𝒍𝒆𝒔𝒂𝒊 ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang