06. Gak ada penolakan!!!

82 25 115
                                    

Gapapa gak good looking yang penting good rekening.

****

             "Pengen cium aroma kentut Ujang." Ralyn merengek mendadak ia merindukan sahabat otak separuhnya itu. Ditampar sejuta kerinduan enggak enak bro.

Setengah waras, suka kentut sembarangan, kentutnya wangi semerbak bunga raflesia, wajahnya buluk kurang glowing, senyumannya manis semanis senyum gebetan si Author kampret nggak ngotak, itulah Ujang sahabat terbaik yang  pernah Ralyn punya.

"Tadi katanya pengen rujak? Please deh kentut si Ujang itu bau bangat Lin, kenapa lo malah pengen cium sih? Daripada mencium aroma busuk itu lebih baik mengecup bibir sekseh ku saja," ucap Markojang seraya mengupas mangga muda yang dia curi dari kebun tetangga.

Bukannya tidak mampu membeli mangga di pasar tatapi buah hasil curian memanglah nikmat tiada tandingannya.

"Gue juga ogah kali, tapi bagaimana si Koret mini pengen, gue harus apa? Kalau kaga di turutin ngiler dong anak gue."

"Etdah anaknya si Medit, kemauannya sangat tidak uwuuuu. Asal lo tau ya Koni gue mampu membelikan apa yang lo mau, papih Kojang mah baik kaga koret." Markojang mengelus perut Ralyn.

Beruntung Ralyn bisa bebas dari jeratan cowok pelit bin medit, Ralyn sadar bahagia tak cukup cinta memangnya jikalau lapar cinta bisa dimakan? Bayangkan ketika perut keroncongan minta uang sama suami nggak dikasih trus mau makan apaan? Jigong onta?

"GUE MAU CIUM KENTUT UJAAAAAANGG HUAEEE." Ralyn menangis saking sedihnya ia sampai guling-guling di aspal.

"Yaudah sabar gue telpon si Ujang dulu."

Kalau bukan karena Ralyn, Markojang ogah menghubungi Ujang. Markojang ingin berduaan saja sama Ralyn, gagal sudah rencananya  nasib-nasib.

*****

                "Lo beneran Ralyn? Sumpah gue pangling banget melihat perubahan penampilan lo, bibir pink merona, mata pakai soptek, alis cetar membahana, rambut warna warni bagikan gulali sumpah demi apapun lo cantik bangat," ucap Ujang seraya menyeruput es boleh ngutang di warung Mak Ijah.

"Soflen Jang! Bukan Soptek. Astogeeeee enak sama anak sama aja ya, kalau ngomong suka salah." Markojang menggaruk kepalannya yang gagal.

"Hehehe entahlah semenjak hamil gue jadi suka dandan, aneh enggak sih bukan gue bangat soalnya." Ralyn tidak mengerti apa yang ia rasakan selama dua bulan terakhir.

"Gue tebak anak lo pasti kalau sudah lahir perempuan. Btw dengan gaya rambut pendek sebawah telinga lo lebih imut Lin, cantiknya nambah. Hati-hati banyak biawak blasteran kadal, pokoknya lo jangan mau digoda mereka oke?"

Ujang menatap sinis kearah Markojang, jujur Ujang sangat tahu sepupunya sedang di mabuk asmara , Markojang tergila-gila dengan paras cantik Ralyn.

"Hehehe, sumpah sih gue deg-degan soalnya gue gabut nonton tutorial yutube potong rambut sendiri, otak gue lagi korslet kayaknya. Ambil gunting  gue potong deh rambut gue sendiri, tapi ternyata rambut sebahu lebih ribet daripada panjang yaudah deh gue potong lagi di salon. Agak nyesel sih sebenarnya." Ralyn memang seperti itu orangnya suka bertindak tanpa berpikir dahulu.

"Kamu tatap cantik Lin, bagaimanapun penampilan lo, gue tatap suka. Ay lop yu Ralyn muaaaahh. Lo mau ya jadi pacar gue." Reflek Markojang mencubit pipi tembam Ralyn.

"Iya Jang, kapan-kapan hati gue belum siap untuk jatuh cinta lagi, please ngertiin gue."

"Pokoknya lo harus jadi pacar gue, GAK ADA PENOLAKAN!!!" Markojang capek ditolak terus.

"Markojang sepupu gue tersayang, menjalani hubungan karena paksaan itu gak enak. Yakin lo enggak akan menyakiti Ralyn? "

"Gue sayang dia Jang, mana mungkin gue tega menyakiti Ralyn. "

****

                  "Pengen makan seblak, kayaknya enak deh apalagi kuahnya pedes sepedas bacotan tetangga, " ucap Ralyn. Sekarang dia berubah pikiran, sudah tidak ingin mencium kentut Ujang lagi.

"Ayo kita beli, Lin. " Markojang menarik tangan Ralyn. Markojang berharap Ujang segera pergi, dia kesal lantaran Ujang mencampuri urusannya. Memangnya kenapa kalau ia memaksa Ralyn untuk menjadi pacarnya? Bukankah cinta bisa datang seiring berjalannya waktu?

"Etdah kalian menyuruh gue kemari buat apaan dah? Gue teh sibuk ah elah, " ujar Ujang. Galau gabut bete menghampiri kalau tidak ada yang penting lebih baik pulang bantu emak cuci piring,

"Si Koret mini tadi pengen cium aroma kentut lo Jang, " kata Ralyn menjelaskan.

"Aduh mamae, macam mana pula gue enggak bisa kentut kalau disuruh anjir karena kentut gue berhembus tanpa seijin gue. "

"Sekarang gue pengennya seblak, lo enggak perlu kentut Jang. " 

"Jang mending lo pulang deh, gue sama lilin mau beli seblak dulu. " Markojang berusaha mengusir Ujang pakai cara halus sehalus sutra.

"Ih Ujang enggak boleh pulangggggg. " Ralyn menangis dia masih rindu Ujang, Ralyn ingin Ujang tatap di sini.

"Gue ogah jadi nyamuk Lin. " Jujur saja Ujang juga merindukan Ralyn sudah lama semenjak Siska meninggal Ujang dan Ralyn tidak menghabiskan waktu bersama.

"Gue maunya Ujang tatap disini, ENGGAK ADA PENOLAKAN!!! "

(>_<)

To be continue

𝑀𝑎𝑟𝑘𝑜𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑎𝑟𝑖 𝐶𝑖𝑛𝑡𝑎 || 𝑺𝒆𝒍𝒆𝒔𝒂𝒊 ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang