10. Jalan-jalan.

50 20 64
                                    

Kenapa kentut gue bau telur dadar?

Jagong Onta

****

           Dibawah langit biru dan hamparan rumput yang terbentang luas Ralyn dan Markojang bercumbu mesra, bersenda gurau, saling berbagi cerita terkadang Markojang khilaf ia mencium pipi Ralyn kecupan itu membuat Ralyn gemetar sepertinya bunga-bunga cinta telah tubuh di hatinya.

"Markojang, sepertinya gue mulai suka sama lo," ucap Ralyn. Jujur saja Markojang buluk, sifatnya aneh, tatapi entah mengapa Ralyn bahagia jika dekat dengan Markojang.

"Apa yang membuat lo suka sama gue Lin?" Markojang bertanya, dia sangat takut Ralyn berbohong. Dicintai karena kasihan itu sangat menyesakan dada.

"Karena lo lucu hehehe, sekarang gue cuma menyukai belum mencintai."

Saat ini Ralyn masih belum bisa melupakan mantan suaminya, dia hanya berusaha untuk terbiasa tanpa kehadirannya yang pergi dia dipersilahkan untuk yang datang ia sambut dengan penuh rasa bahagia.

"Lo sudah melupakan Pengki Lin?" tanya Markojang lagi.

"Selagi kita tidak mengalami lupa ingatan, sampai kapanpun kita tak akan pernah melupakan kejadian penting dalam hidup, Pengki cinta pertama gue dan lo mungkin orang terakhir yang gue sayang Mar, buat saat ini gue ingin lo tatap di sisi gue."

"Gue janji tak akan pernah membiarkan lo sendirian."

"Buktikan jangan hanya sekedar ucapan."

*****

Warung Mak Ijah.

Rasa rindu tak bisa dibendung lagi air mata mengalir membahasi pipi, kenangan manis tak pernah terlupakan ingin mengulang semuanya tatapi semua  mustahil untuk terjadi. Ralyn merindukan kebersamaan bersama sahabat tercintanya, Siska talah pergi jauh sementara Ujang sibuk mengurus bisnis cilok yang baru ia rintis terkadang Ralyn kesepian.

Disini pojok warung Mak Ijah, tempat mereka bertiga berbagi cerita tentang suka dan duka. Kala hati Ralyn dilanda kesedihan Siska dan Ujang lah yang menghiburnya.

"Kenapa Lin, lo tidak senang gue ajak ke warung Mak Ijah, maaf gue enggak bisa mengajak lo ke cafe jauh soalnya motor gue disita babeh soalnya."

"Bukan gitu Mar, gue sedih bukan karena lo ajak gue ke sini, tatapi warung Mak Ijah menyimpan banyak kenangan gue kangen main bersama sahabat gue."

Merindukan seseorang yang telah lama pergi memang sangat menyakitkan, sakitnya tak tertahankan.

"Maaf Lin gue enggak tahu."

"Iya Mar gue enggak apa-apa ayo kita pesan makanan dan membuat kenangan indah di sini." Ralyn tersenyum terus larut dalam kesedihan tidaklah baik.

****

           Langit biru yang semula cerah kini berubah kelabu, rintik gerimis lembut menyentuh kulit niatnya Ralyn dan Markojang ingin menikmati senja ditepian danau cinta. Hujan mulai deras mereka mengurungkan niatnya untuk berjalan-jalan keliling desa, Ralyn dan Markojang berteduh di gubuk sederhana untuk berlindung dari derasnya air hujan.

"Dingin bangat." udara dingin menusuk kulit Ralyn tak kuasa menahan semua ini.

"Mau gue peluk Lin, supaya lo hangat." dalam kondisi begini Mekojang sempat-sempatnya modus!

"Makasih Mar, tapi gue ogah di peluk sama Lo! Badan lo itu bau terasi berapa minggu lo tidak mandi?"

"Cuma empat belas hari Kok!"

"Ouh pantesan."

Hening tak ada lagi yang mengucap kata, irama nada hujan merdu untuk di dengar kilatan cahaya menghiasi langit kelabu. Ralyn berharap pelangi yang indah penuh warna akan datang setelah hujan usai tangis air mata berubah tawa bahagia.

Lapar dan haus itu yang dirasakan Markojang dia menyantap bakso yang ia beli di kedai Mang Fidan, mencium aroma sedap Ralyn juga kelaparan cacing di perutnya demo meminta makanan.

"Lilin mau makan juga gak? Seblak sama Bakso yang kita beli masih hangat nih, atau mau ngemil gue ambil banyak aneka kue di acara nikahan masal guru."

Padahal Ralyn sudah menyantap dua porsi seblak dan dua mangkuk bakso tatapi tatap saja makanan sebanyak itu masih kurang, mungkin karena apapun yang dia telan dimuntahkan kembali porsi makan Ralyn bertambah.

"Mau gue laper bangat sumpah! Aneh kenapa gue sama sekali gak mual saat makan sama lo?" Ralyn bingung.

"Makan Lin yang banyak hehehe."

"Kita romantis banget ya Mar, berduaan ditengah hujan menikmati makanan bersama apalagi kalau lo yang suapin gue makan."

"Boleh tapi janji makanannya dihabiskan."

"Oke deh."

****

            Hari sudah gelap tapi hujan tak kunjung reda terpaksa Markojang dan Ralyn nekat menerobos derasnya air hujan. Tubuh mereka basah kuyup.

Ralyn mengajak Markojang menari menikmati guyuran air hujan yang dinginnya melebihi cowok wetpet.

"Hasyunggg srooot." Markojang bersin-bersin, ia membuang ingusnya ke sembarang tempat.

"Ojang sakit? Mampir ke kontrakan gue dulu yuk badan lo menggigil gue takut lo sakit."

"Makasih Ya, Lin." Markojang menggenggam erat tangan Ralyn.

"Makasih buat apaan?"

"Karena Lo sudah hadir dalam kehidupan gue, karena lo hati gue yang sepi kembali berwarna."

****

Maaf kalau tidak lucu.

Next gak nih?








𝑀𝑎𝑟𝑘𝑜𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑎𝑟𝑖 𝐶𝑖𝑛𝑡𝑎 || 𝑺𝒆𝒍𝒆𝒔𝒂𝒊 ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang