Astaga! Bisa gawat kalau Kanya tau Keenan jadi babu gue!!! Secara kan gue tau banget kalo Kanya suka sama Keenan.
Gue memunguti pakaian gue yang bertebaran di hadapan Kanya. Gue berpura-pura seakan nggak terjadi apa-apa. Emang nggak terjadi apa-apa, kan?.
"Farah!" seru Kanya. Aish, Apa Kanya marah ya sama gue?. "Gue temen lo dari TK! Lo harusnya kasih tau semua rahasia lo ke gue! Lo anggep gue apa sih?"
Gue mendongak untuk melihat wajah Kanya yang memerah. Iya nih, dia marah sama gue. Pasti gue dikira MT (makan teman).
"Sorry, Nya, gue..."
"Lo tuh ya! Gue seneng banget tau bisa tabrakan sama Keenan! Kayak ala ala sinetron gitu terus baju beterbangan. Astaga romantis banget!!!" Kanya melompat-lompat kegirangan.
"Hah?" Unexpected banget. Gue hanya bisa mengerjap-ngerjapkan mata melihat Kanya yang kegirangan kayak gitu.
"Tunggu dulu," kata Kanya tiba-tiba. "Kenapa Keenan bisa muncul dari kamar lo?"
Gue tau Kanya bakal tanya kayak gitu.
*
"Oh My Gosh, demi apa lo?!" teriak Kanya yang membuat telinga gue hampir pengang. Di luarnya aja Kanya keliatan kalem lembut gitu tapi kalau sama gue, beuh garang banget.
"Iya...iya..., abisan gue gedek banget sama dia." kata gue cuek sambil melahap satu keping biskuit keju.
"Sampe kapan?" tanya Kanya. Matanya mulai menyipit.
"1 bulan doang kok," sahut gue. "Sebenarnya juga gue pengen nendang dia daripada tinggal disini."
"Cie elah," kata Kanya. "Bentar lagi temen gue yang satu sudah membuang jauh status sendirinya."
"Lebay ah lo," kata gue. "Lagian lo kan suka sama Keenan kan?"
"Dih, kata siapa?" kata Kanya cepat- cepat. "Nggak, kok!"
"Iya udah, deh." kata gue sambil senyum-senyum. Katanya enggak, tapi mukanya merah gitu.
"Eh udah malem, Far!" kata Kanya. "Gue pulang dulu, ya."
"Lah, nggak nginep? Tumbenan." kata gue bingung. Padahal Kanya udah bawa baju ganti.
"Kapan-kapan aja deh, Far," kata Kanya sambil berdiri. "Salam ke Kak Kipli ya!"
"Nggak ke Keenan?" tanya gue. Bahagia banget gue ngeledekin nih cewek.
"Nggg, terserah lo deh," kata Kanya sambil berdiri. "See ya!"
Gue ikut berdiri. "Oke, thanks biskuit kejunya ya! Enak banget!"
Kanya mengangguk. Ia membuka pintu kamarku dan...
*
"Keenan?"
Kanya tampak gelagapan. Ih, gue baru tahu ini kebiasaan orang berdiri di depan pintu. Gue ngerasa nggak aman nih. Aduh, kalau gue tidur gimana? Ntar dia bakal nge-bom kamar gue selagi ada kesempatan.
Tampang mayat hidup itu datar-datar aja. "Ngg, gue pulang dulu ya, Keenan." kata Kanya pelan.
Keenan menggeserkan posisi tubuhnya untuk memberi jalan untuk Kanya lewat. Kanya langsung melangkahkan kakinya terburu-buru. Tanpa berkata apa-apa, gue langsung menutup pintu kamar dengan setengah membanting walaupun Keenan masih berdiri di luar pintu.
*
Gue melirik jam. Pukul 2 malam. Ah, kenapa harus bangun jam segini sih. Gue langsung teringat sesuatu. Apa Keenan masih berdiri di depan kamar gue?. Aduh, apa dia merencanakan sesuatu ya?. Gue nggak seharusnya langsung banting pintu. Gue memutuskan untuk memeriksanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Keenan! [SUDAH TERBIT]
RomanceSUDAH TERBIT Sebagian bab akan dihapus "Ketika seorang yang kucintai tidak tahu apa artinya jatuh cinta." Keenan Alvaro, pria muda yang berhati dingin dan berwajah kaku. Matanya yang hitam dan kulitnya yang pucat. Kisah misterius menyelubungi diriny...