FARAH : 14

6.3K 410 3
                                    

"Haris sama Tristan diskors?"

"Demi apa?!"

"Katanya sih, gitu."

"Dih cuma gara-gara gituan doang, diskors."

"Plis deh orang eksis kayak mereka. Gapercaya gue."

"Katanya gara-gara ngehajar Keenan? Hih dianya aja yang lenjeh"

"Tau emang."

Seenaknya saja mereka ngomong di belakang ya, gemes gue. Kalau aja gue baper* nih sekarang, udah gue tabokin tuh satu-satu ibu ibu gosip. Untung aja Keenan hari ini juga nggak masuk, bisa panas dong dia.

"Eh Farah!" Arga mendatang gue dengan terburu-buru.

"Apa Ga?"

"Keenan nggak masuk ya? Kasihin gws ya dari gue ke dia." katanya sambil cemberut.

"Hihh, masa gue? Kalian tuh ya kayak orang pacaran tau ga?" kata gue sebal. Udah gue sebal tuh sama gosip-gosip Haris sama Tristan, nih juga bocah satu.

"Gue apa lo nih, kayak orang pacaran?" kata Arga tiba-tiba.

"Maksudnya?"

"Yang..." suara Arga mengecil. "...Tinggal satu atap."

Glek! Nih orang ya.

"Bacot!" gue menjewer telinga Arga sambil tuh bocah teriak-teriak kayak cewek.

Kemudian, Kanya datang sambil membawa tasnya dengan lesu.

"Weits, suntuk aja neng." goda Arga.

"Kenapa lo Kan?" tanya gue heran.

Kanya menjatuhkan bokongnya dengan keras di kursi. "Gimana kabar Keenan, Far?"

"Wetseh, langsung nanya soal Keenan, Nya? Asik asik. Kalau jadian jangan lupa peje** buat gue 5 kali lipat yak!" kata Arga cengengesan.

"Dia cuma masih pusing dikit doang kok Kan, tenang aja." kata gue.

"Jangan terlalu deket sama Keenan, Far."

Hah?

"Gue gasuka aja orang yang gue suka satu atap sama sahabat gue." Kanya langsung berjalan melewati gue menuju bangkunya.

Hah apanih maksud Kanya? Gue gaboleh deket-deket sama Keenan? Aneh banget katanya kemaren gapapa kok sekarang jadi marah sama gue sih?

*

Setelah mandi, makan, dan sebagainya, gue naik ke atap. Gua melihat Keenan yang menutup matanya, ia tertidur. Gue bisa mendengar dengkuran halusnya, rambutnya berkibar-kibar. Angin cukup kencang malam ini, tapi kenapa dia bisa tertidur seperti itu? Sudah berapa lama dia tertidur disitu? Ia hanya memakai kaos oblong tipis dan celana training.

Keenan diam saja. Dengkurannya makin pelan..., tersendat-sendat. Gue menggoyang-goyangkan bahu Keenan. Bahunya sangat kaku dan dingin.

"Keenan! Bangun." panggil gue pelan.

"Keenan! Lo ntar masuk angin loh! Eh bocah!"

Gue mulai panik. Sekilas gue melihat muka pucat Keenan yang dimakan kegelapan. Gue bergegas turun dan berteriak memanggil Kipli.

Kipli tidak ada di rumah!

Gue lupa kalau Kipli menginap lagi di rumah temannya malam ini. Tuhan, gue harus ngapain nih...

Gue bergegas naik lagi ke atap,

Sampai di atap, mayat hidup itu sudah menghilang.

***

Note :

*baper : bawa perasaan. Bagi yang belom tahu ya.

**peje : pajak jadian

Hello, Keenan! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang