FARAH : 2

13.6K 885 7
                                    

Ih, kesel banget sih gue!!!. Pagi-pagi gini, baru juga masuk SMA, mood gue udah ancur kayak gini.

"Sorry, Far. Gue udah duduk sama Ghina." kata Kanya pelan sambil menggigit bibir tipisnya itu.

"Kok gitu sih Nya? Kan semalem gue udah bilang sama lo, kenapa jadi duduk sama...sama siapa tuh namanya,"

"Ghina." sahut cewek yang duduk di sebelah Kanya. Dia tersenyum manis. Ih, nggak ngerasa bersalah banget ya tuh cewek.

"Serah deh, ya," sahut gue bete. "Sekarang gue duduk sama siapa dong, Kanya?" Gue mulai menurunkan volume suara.

Kanya langsung mengedarkan pandangan ke sekeliling kelas, dan gue mengikutinya. Pandangan gue berhenti ke cowok yang menatap gue dengan intens. Mata hitam legamnya seakan pengen nelen gue, anjir nih orang.

"EH LO NGAPAIN LIAT-LIAT GUE?! GASUKA?!" teriak gue keras-keras. Seenak jidat banget ngeliatin orang. Genit.

Cowok itu cuma diam, lalu dia mengalihkan matanya ke papan tulis. Dih ngapain tuh orang ngeliatin papan tulis kosong gitu? Dasar orang gila.

"Farah? Tuh bener kan Farah. Lo teriak-teriak sampe kedengeran keluar tau." Temen SMP gue, Arga, tiba-tiba masuk sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Tuh Far, sama Arga aja!" kata Kanya bersemangat.

"Arga! Please, gue duduk sama lo ya! Hari ini...aja!" pinta gue sambil memasang wajah puppy face andalan.

"Yah, Far," kata Arga dengan tampang merasa bersalah. "Gue udah duduk sama Keenan."

"Ih siapa lagi tuh Keenan!" kata gue kesal. Arga menunjuk cowok yang pengen gue tendang sampe ke planet mars. Dan cowok itu masih aja ngeliat papan tulis.

Sekarang cowok itu kembali merhatiin gue, kali ini tanpa ekspresi, kayak mayat. "Dih daripada duduk sama dia, mending lo duduk sama gue deh Ga!" kini gue mulai membisik ke Arga. "Lo nggak takut apa sama dia? Tadi kayak pembunuh berdarah dingin, sekarang kayak mayat."

"Ngapain takut?" Tiba-tiba muncul senyum jahil di bibir Arga, perasaan gue mulai gaenak nih.

Tangan Arga langsung meraih tangan gue dan memegangnya erat. Dia mulai menarik gue ke cowok aneh itu.

"Lo duduk aja sama dia!" katanya sambil melebarkan senyumnya. Gue kembali memerhatikan cowok bernama Keenan itu, ekspresinya masih aja nggak berubah. Arga mengambil tasnya dan mempersilakan gue duduk.

"Ih gue gamau Arga... Emang lo mau duduk sama siapa?" rengek gue. Pengen nangis dah lama-lama.

"Gue mah nggak rempong kayak lo," kata Arga, dia masih memasang evil smirk-nya. Ia mulai berbisik, "Kasian deh, hati-hati ya semoga nggak diterkam rawr." Ia menyeringai dan jemarinya seperti ingin menerkam gue.

Sebelum gue sempat menolak, bel sudah berbunyi dan siswa siswi sudah duduk di tempatnya masing-masing. Dan gue ngeliat guru sudah berjalan ke arah kelas dari jendela. Ah, payah.

Masa gue harus duduk sama nih orang di hari pertama gue yang harusnya cerah ceria gembira unyu-unyu sih.

Hello, Keenan! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang