Chp. 34

458 87 18
                                    

Hari ini akan menjadi hari terakhir mereka di Bali. Oleh karena itu (Name) ingin menghabiskan waktunya dengan Oikawa disini sebanyak mungkin. Dan disinilah mereka berdua berada sekarang, sedang bermain kejar-kejaran di pesisir pantai.

"Tooru! Udah dong! Aku...capek nih!!" teriak (Name) lalu mulai mengatur nafasnya.

"Ayo kejar aku lagi sayang! Atau sepatu kamu mau aku buang ke laut?" lantas (Name) pun mulai mengejar Oikawa dengan sekuat tenaganya.

"Udah ah nyerah aku...capekk.." ujar (Name) lalu jongkok karena sangat capek mengejar Oikawa yang mempunyai tenaga lebih darinya.

Akhirnya Oikawa pun memilih mengembalikan sepatu (Name) dan memasangkannya.

"Dah, ke yang lain yuk." Oikawa membantu (Name) berdiri dan menuju ke arah Kuroo dan yang lainnya.

"Heh lu berdua cepetan bantuin. Mesra an mulu dari tadi," cibir Atsumu pada Kuroo dan Alisa.

"Syirik aje lu setan," saut Suna.

"Cichi mana siii. KANGENNN! Masa gue ditinggalin kayak gini? keliatan banget aura jomblo gue," rengek Atsumu menghentakkan kakinya seperti anak kecil yang sedang meminta sesuatu tidak di penuhi.

"Yachi lagi angkat telpon Tsumuu. Sabar dikit dong. Biasanya juga lu lirik cewek sana sini," ujar Osamu.

"Udah tobat gue. Sekalipun gue udah cinta dan sayang sama satu orang, gue nggak akan pernah berpaling ke cewek mana pun itu. Dan gak akan pernah ada seorang pun yang bisa ambil hati gue kecuali cewek yang bernama Yachi Hitoka. Paham? Twins?" Osamu hanya menggidik kan bahunya merinding karena kata-kata kembarannya itu.

"BUCINN!" saut Suna.

Yachi pun akhirnya datang setelah mengangkat telepon dari ayahnya. (Name) memperhatikan mata Yachi yang sembab. Ada apa dengan sahabatnya itu?

"Hai guys! Maap sekali saya lama angkat telponnya," ujar Yachi dengan senyuman nya. Namun senyuman palsunya itu tak bisa membohongi beberapa anak Kadekarpet.

"Kenapa lo? Abis nangis? Cerita sini," ujar Semi menepuk tempat duduk yang masih kosong di depannya.

Sontak Atsumu pun menghampiri Yachi yang masih berdiri diam sambil tersenyum kecut.

"Percuma ya. Meskipun gue nutupin semuanya dengan senyuman gue, kalian bakalan tetap tau apa yang terjadi sama gue," ujar Yachi kembali meneteskan air matanya yang langsung di hapus lembut oleh Atsumu.

Mereka semua pun pada akhirnya menunggu Yachi agar tenang terlebih dahulu dan membiarkannya untuk bercerita dengan tenang.

"Huftt.." Yachi menghela nafas panjangnya dan menyandarkan kepalanya di pundak Atsumu.

"Besok pagi banget, gue disuruh bokap gue balik ke Inggris. Gue gatau mau disuruh ngapain, tapi gue takut..hiks.." ujar Yachi sesenggukan.

"Ssttt, tenang... jangan takut... ada kita disini," bisik Atsumu di telinga Yachi sambil mengusap lembut punggung Yachi.

"Gue trauma. Trauma sama rumah itu! Gue takut! Hiks..hiks..g-gue t-takut.."

"Udah. Kita ikut kesana kok. Oikawa udah co tiket pesawatnya," ujar Kuroo.

"T-tapi gue takut kalian diapa-apain sama bokap gue! Kalian tau sendiri kan? Bokap gue itu kasar," lirih Yachi.

"Masalah itu belakangan. Yang penting sekarang lo. Kita nggak akan ninggalin lo Chi," ujar Alisa beralih duduk disamping Yachi dan membawa Yachi kedalam pelukannya.

'Etdahh ni Alisa main ambil Yachi aja. Sialan emang ni ceweknya Kurtet,' batin Atsumu kesal.

Kuroo memberi kode ke Alisa agar membawa Yachi ke dalam villa untuk menenangkan pikiran Yachi. Sedangkan (Name) sedang membereskan kopernya, Alisa, dan Yachi.

THE KADEKARPET✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang