7. Goodbye

784 109 1
                                    

Sejak kejadian itu, Chan nampak menjaga jarak dengan Minho. Dia bahkan enggan untuk berbicara berbicara pria manis itu.

Hari itu Minho sudah keluar masuk kamar mandi berkali-kali. Dia benar-benar memuntahkan semua yang dia makan.

"Aku sakit apa sebenarnya?" Gumam pria itu sambil meminum air mineral itu.

Semakin hari keadaan Minho nampak semakin aneh, berat badannya juga agak bertambah.

"Minho kau baik-baik saja kan?" Tanya Seungmin melihat pria itu nampak pucat.

"Hmm aku baik-baik saja, hanya sakit kepala saja" kata Minho sambil tersenyum.

Seungmin melihat ke arah kanan dan kiri. Dia lalu menyentuh perut pria itu.

"Kau tidak hamil kan Minho?" Tanya pria itu pada si manis. Seketika membuat Minho terkejut, dia lalu memegang perutnya.

"Aku? Hamil? Bagaimana bisa?" Tanya pria itu.

"Kau tenanglah, sepertinya tidak" kata Seungmin.

Entah kenapa Minho menjadi kepikiran saat itu. Dia juga mulai sadar jika di perutnya itu bukan lemak biasa.

"Bagaimana aku tes saja" gumam pria itu.

Mata Minho terkejut saat melihat dua garis pada alat tes kehamilan itu.

"Ini tidak mungkin" gumamnya.

"Ini" kata Minho sambil memberikan hasil tes itu pada Seungmin.

"Bagaimana ini? Aku menghitungnya saat kita melakukan itu sudah tiga bulan" bisik Minho dengan wajah cemasnya.

"Bagaimana jika kita gugurkan saja" kata Seungmin. Minho terdiam mendengar itu, jujur saja dia sangat dilemma saat ini.

Bagaimana tega dia membunuh anaknya sendiri, tapi jika dia dipertahankan Minho akan dikeluarkan dari Universitas dan beasiswa nya pasti akan dicabut.

"Aku akan pikirkan nanti" kata Minho.

Sesampainya di rumah, Minho langsung menangis saat itu juga. Dia benar-benar tidak bisa berpikir saat itu.

"Aku tidak bisa membuang cita-cita ku yang hampir aku gapai selama ini" kata Minho sambil menangis. Di sisi lain, dia juga tidak bisa membunuh bayi yang tidak bersalah itu.

"Ini" kata Seungmin sambil memberikan beberapa pil itu pada Minho. Sambil meneguk salivanya, Minho mengambilnya.

"Ingat minum hari ini juga, jangan menundanya Minho" kata pria tinggi itu.

Minho menatap pil itu sambil berjalan ke arah kamar mandi.

"Aww" Dia tiba-tiba menabrak seseorang.

"Kak Chan" ujar Minho sambil menatap pria itu. Dia langsung menyembunyikan pil itu ke tasnya.

"Apa yang kau masukan itu?" Tanya Chan.

"Bukan apa-apa" kata Minho lalu dia tertawa canggung. Lalu Chan pergi dari sana dengan dinginnya.

Tanpa ragu Minho meminum obat yang diberikan oleh Seungmin. Pria manis itu ternyata menerima pesan.

"Minho aku ada urusan keluarga, kau bisa pulang sendiri kan?"

Minho langsung mengiyakan untuk membalas pesan dari Seungmin.

Dua jam setelah Minho meminum obat itu. Tiba-tiba dia merasakan nyeri di perutnya.

"Arghh" dia berhenti berjalan dan memegang perutnya. Nyerinya benar-benar sulit untuk dijelaskan.

"Tolong" panggil Minho, tapi sayangnya dia saat itu tengah berada di gang sepi.

Sambil menjongkok, Minho mengambil ponselnya. Dia mencari nomor asal dan meneleponnya.

"Kenapa?"

"Tolong" kata Minho.

"Kau di mana?"

"Minho apa yang terjadi?" Tanya Chan saat melihat pria itu duduk di depan tembok gang.

"Sakit kak" kata Minho sambil menegang perutnya. Chan langsung menggendong pria itu ala bridal lalu dia membawanya ke dokter terdekat.

"Apa yang terjadi dok?" Tanya Chan saat dokter itu keluar.

"Dia baik-baik saja, untung saja janinnya tidak keguguran" kata dokter itu. Chan benar-benar membeku mendengar itu.

"Dia hamil?" Tanya Chan dengan nada bergetar.

"Bukanlah anda suaminya?" Tanya Dokter itu. Rupanya dia sudah salah paham dengan mereka.

"Katakan pada ku, dia benar-benar hamil?" Tanya Chan dengan mata merahnya. Jujur saja hatinya sudah seperti terbakar mendengar itu.

"Iya benar, usia kehamilannya sudah empat bulan" kata sang dokter.

💦

"Semua mahasiswa membicarakan mu Minho, apa kau tidak merasa malu? Kau akan kami keluar kan" Minho hanya bisa pasrah mendengar itu.

Jujur saja saat itu hidupnya seperti hancur lebur dan ini semua karena kesalahannya.

Pria manis itu hanya bisa menangis saat itu. Bagaimana dia akan menjalani hidupnya.

"Minho" panggil Seungmin tiba-tiba datang. Mendengar suara pria itu, Minho langsung bangun dan memeluk pria itu.

"Bagaimana ini Seungmin?" Tanya Minho sambil menangis. Seungmin berusaha menenangkan Minho.

"Kau tidak akan meninggalkan aku kan?" Tanya Minho. Dengan cepat Seungmin menggeleng pelan.

"Kau begini juga karena aku, jadi aku akan bertanggung jawab. Kau mau kan hidup bersama ku?" Tanya Seungmin. Minho langsung mengiyakan pada yang pria itu katakan.

Plakk

Tamparan itu mengenai pipi milik Seungmin. Minho hanya bisa diam saja melihat itu.

"Kau ingin menikahi nya? Kami tidak akan merestuinnya" kata Ibu Seungmin. Minho sudah berkaca-kaca mendengar itu.

"Hai! Apa yang kau lakukan sehingga anak ku seperti ini? Dasar murahan" kata wanita itu lalu dia mencengkram dagu milik Minho. Seungmin melihat itu langsung menghempaskan tangan ibunya dari Minho.

"Jika kalian tidak merestui kami, aku akan pergi membawa Minho dan menikah tanpa perlu restu dari kalian" kata Seungmin.

"Lihat saja Kim Seungmin sampai di mana kau akan bertahan" Teriak sang ayah pada Seungmin.

Di jalan mereka berpegangan tangan satu sama lain. Dari tadi Minho hanya diam saja tanpa mengatakan apapun.

"Jangan di pikiran Minho, nanti mereka pasti akan merestui kita. Kau fokus saja dengan kehamilan mu" jelas Seungmin. Minho mengangguk pelan. Lalu dia tiba-tiba menangis.

"Maafkan aku Minho, aku telah menghancurkan mimpi mu" Seungmin langsung memeluk pria itu.

Minho duduk di bangku taman itu, di pangkuannya pria manis itu tengah membawa sebuah paperbag.

"Kak Chan!" Panggil Minho saat pria itu datang. Chan nampak tanpa berekspresi berjalan ke sana.

"Ada apa? Kenapa kau mengajak ku bertemu?" Tanya Chan. Minho lalu menepuk kursi kosong di sampingnya.

"Ahhh kau ingat kan, dulu kita selalu makan siang di sini" kata Minho sambil menatap pemandangan di depannya.

"Hmm" jawab Chan singkat. Tiba-tiba mata Minho berkaca-kaca mengingat hal itu.

"Bagaimana dengan kuliah mu, apa lancar?" Tanya Minho ke topic lain. Chan terdiam.

"Cepat katakan saja apa mau mu" kata Chan ketus. Minho tersenyum lalu dia memberikan paper bag itu pada Chan.

"Ini, terima kasih untuk semuanya Kak. Hanya itu yang bisa aku berikan. Setelah ini aku akan pergi, aku tahu kau pasti muak melihat wajah ku kan? Setelah ini, tidak akan ada yang akan menganggu mu. Aku akan pergi dari kita ini dengan Seungmin. Aku akan menikah dengannya" jelas Minho.

Chan hanya diam saja tanpa menatap pria itu.

"Hmm aku pulang, jaga diri mu baik-baik. Jangan sampai terluka Kak Chan" kata Minho lalu dia bangun dan pergi dari sana.

TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

SILENT CRY | BANGINHO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang