Minho masuk ke kamarnya, dia berjalan dengan hati-hati saat ini karena perutnya sudah agak besar.
Pria itu membuka mengganti pakaiannya agar menjadi lebih nyaman saat tidur. Saat Minho bertelanjang dada dia dapat melihat dengan jelas bantuk badannya yang sudah berubah sekarang.
"Arhh" tendangan kecil itu Minho dapatkan. Senyuman itu terlihat di bibir manisnya, dia lalu mengusap perut buncitnya itu.
"Aku tidak keberatan kau menendang ku berkali-kali, Biarpun agak sakit tapi aku akan menerimanya. Berjanjilah agar kau lebih kuat dari kakak mu, aku akan berusaha menjaga mu dengan baik walaupun nyawa ku taruhannya" kata Minho berbicara pada janinnya.
Di sisi lain ternyata Chan mengintip dari Sela pintu yang masih agak terbuka di kamar Minho. Saat di rumah mereka tidur di kamar yang berbeda.
"Hmm" Chan mendehem lalu dia membuka pintu itu. Dengan cepat Minho terkejut lalu dia memakai piyama malamnya.
Dia berusaha menyembunyikan tubuhnya dari pria itu.
"Sini aku bantu, kau sangat lamban dalam semua hal" kata Chan membalikkan tubuh Minho ke arahnya, dia lalu mengancingkan piyama milik pria manis itu. Minho jujur dia benar-benar gugup saat itu.
"Terima kasih" kata Minho lalu dia tersenyum.
Chan lalu menjongkok dan mencium perut buncit si manis beberapa kali.
"Kau tidurlah dengan nyenyak" kata pria itu lalu dia mengusapnya dengan lembut. Setelah itu dia kembali berdiri.
"Kau sudah makan kan? Jika sudah tidurlah" kata Chan dengan wajah datarnya. Minho mengangguk lalu dia langsung naik ke atas kasur.
Minho langsung memejamkan matanya, berusaha untuk tidur. Minho kadang merasa bingung dengan sikap Chan, kandang dia dingin kadang juga dia bersikap seperti biasa.
"Lupakan saja" kata Minho.
Minho benar-benar lega saat dia masuk ke air hangat itu. Seperti semua otot-ototnya terelaksasi.
"Wah aku bisa merasakan mu" kata Minho saat bayi itu benar-benar aktif bergerak.
Saking nyamannya, Minho sampai terlelap di sana tanpa dia sadari.
Saat Chan masuk ke rumah, dia melihat rumah dengan suasana sepi.
"Minho!" Panggil pria itu memanggil si manis.
Namun tidak ada respon, pria itu lalu naik ke atas ke arah kamar Minho. Saat dia membuka pintu kamar, kosong tidak ada orang sama sekali.
"Minho" panggil Chan lagi. Nihil tidak ada orang.
"Aiss mana dia malam-malam begini" gumam Chan kesal. Pria itu lalu menelepon Minho, tapi suara deringan ada di dalam sana.
Chan lalu masuk ke sana, dia langsung memeriksa kamar mandi.
"Hai kau di dalam?" Tanya Chan sambil menggedor pintu. Tetap tidak ada suara.
Chan lalu membuka gagang pintu itu, ternyata terkunci. Hal itu membuatnya langsung cemas.
Dengan gusar pria itu langsung mendobrak pintu itu, dia terkejut saat melihat Minho berada di dalam bathup dengan keadaan telanjang dan menunduk.
"Minho" panggil Chan langsung berlari ke sana.
Saat Chan menepuk pipi pria manis itu, tiba-tiba mata besar itu terbuka.
"Kenapa kau bisa ada di sini?" Tanya Minho saat melihat Chan ada di sana. Chan menghembuskan napas panjang, lalu dia berdiri.
"Kau membuat ku cemas, kenapa tidur di sini? Kau tahu itu sangat berbahaya" Chan mulai mengomel pada Minho.
"Maaf aku tidak sengaja" kata Minho sambil menunduk. Chan masih menatap pria itu tajam.
"Arhh" Minho memegang perutnya, rupanya tendangan itu terasa lagi.
"Dia marah karena kau mengomel" Minho berusaha memecah suasana saat itu. Chan lalu mendekat dan dia mencelupkan tangannya ke dalam air.
"Jangan galak-galak sayang" kata Chan sembari mengelusnya lembut. Minho tersenyum mendengar itu.
"Dia galak sama seperti ayahnya" kata Minho. Chan lalu menatap pria itu tajam lagi, hal itu berhasil membuat Minho terkekeh.
"Kenapa masih bangun?" Tanya Chan dari luar pintu.
"Aku akan tidur sebentar lagi" kata Minho sambil menuangkan minyak urut itu ke tangannya. Chan lalu masuk ke dalam sana.
"Apa tidak berbahaya memakai minyak itu?" Tanya Chan. Minho langsung menatap botolnya.
"Bahaya?" Tanya Minho. Chan lalu memberikan sebuah botol kecil.
"Ini lebih bagus untuk mu, berbalik lah aku akan memijat mu" kata Chan pada Minho.
"Tidak usah, kau tidur saja. Pasti besok kau akan bekerja kan?" Kata Minho.
"Jangan membantah, lalukan apa yang ku suruh" kata Chan. Minho lalu menurut dia berbalik membelakangi pria itu.
"Lepaskan baju mu" kata Chan.
"Aku naikan saja" kata Minho. Hal itu benar-benar membuat Chan kesal.
"Hai!" Kata Chan. Minho lalu melakukan apa yang Chan suruh.
Chan lalu memijat tubuh Minho malam itu, hal itu benar-benar membuat Minho menjadi merasa lebih nyaman.
"Sudah selesai" kata Chan. Jujur saja Minho masih benar-benar nyaman, dia lalu menahan tangan pria itu.
"Apa kau bisa menemani aku malam ini Chan?" Tanya Minho sambil memegang tangan pria itu. Chan seketika menegang, dia tidak tahu harus mengatakan apa.
"Aku ingin bersama mu" kata Minho lagi, dia lalu berbalik dan menatap mata pria itu lekat.
Chan diam, saat Minho memajukan wajahnya, tapi Chan langsung mundur beberapa saat.
"Lebih baik kau tidur" kata Chan. Minho menjadi malu seketika saat itu.
"Maaf aku tidak bermaksud untuk melakukannya" kata Minho menunduk.
"Kau tidur saja ke kamar mu" kata Minho lalu dia merebahkan diri dan menyelimuti dirinya dengan selimut.
Minho berusaha keras agar terlelap, tapi sangat sulit baginya. Jujur dia sangat malu tadi dengan Chan, entah apa yang pria itu pikirkan sekarang tentang Minho.
Ternyata tak hanya Minho yang tidak bisa tidur, tapi janin itu juga begitu. Dia saat ini benar-benar aktif bergerak.
"Kau tidur ya sayang" bisik Minho sambil mengusap perutnya. Dia mengatakan itu sambil memejamkan matanya.
Minho mendengar Chan sudah keluar dari sana. Hal itu membuatnya benar-benar lega. Dia kemudian kembali memejamkan matanya.
Saat Minho hampir terlelap, sesuatu menarik tubuhnya ke belakang. Hal itu membuat Minho terbangun lagi.
"Tidur saja" suara itu kemudian terdengar, rupanya itu Chan yang berbaring di belakang Minho. Dia memeluk Minho dari belakang dan mengusap perut buncit si manis dengan lembut.
"Sayang ayah ada di sini, jadi tidurlah" kata Chan dengan lembutnya. Senyuman itu kemudian terlihat di bibir Minho. Dia benar-benar sangat merasa aman dan nyaman malam itu.
Minho terkejut melihat wajah Chan ada di depannya saat ini.
"Kenapa menatap ku seperti itu?" Tanya Chan dengan wajah datarnya. Minho langsung melepaskan pelukannya dari pria itu.
"Maaf aku tidak bermaksud" kata Minho lalu dia duduk dengan hati-hati. Chan hanya mengangguk lalu dia pergi meninggalkan kamar pria itu.
"Kenapa aku sangat agresif" Minho menutup wajahnya, dia benar-benar malu saat itu.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT CRY | BANGINHO✔
FanficNote: Sebelum baca wajib follow aku author dulu! BANGINHO FANFICTION Semua kesakitan dan kepahitan dia dapatkan, namun seberat apapun itu Minho tidak pernah menunjukannya pada orang lain. Saat di mana Chan datang membawa cinta untuknya tapi cinta...