Pria manis itu berlari ke sebuah ruangan. Dengan detak jantung yang sangat cepat dan napas yang terengah-engah saat dia membuka pintu kayu itu.
Tatapan tajam dia dapat lihat dari dalam sana, nampak seorang pria paruh baya yang duduk di sebuah meja dan di depan pria itu seorang pria muda duduk.
"Kau yang bernama Lee Minho?" Tanya pria itu pada si manis.
Jantung pria manis itu kembali berdegup kencang, tangannya juga seorang sudah merasa basah saking takutnya. Dengan ragu Minho menghadap ke sana.
"Iya benar Pak" kata Minho dengan nada lemah. Jujur saja pria yang menjadi Wali kelas nya itu benar-benar sangat menakutkan.
"Kau tak usah takut, aku tidak akan memarahi mu Minho. Kau lihat anak ini kan?" Pria itu menunjuk ke arah pria dengan rambut blonde nya itu.
Tanpa rasa bersalah pria yang di tunjuk itu malah tersenyum sinis dan dia melipat kedua tangannya tanpa malu.
"Bang Chan jaga sikap mu!" Teriakan itu terdengar. Tapi pria itu sama sekali tak memerdulikannya dia masih duduk diam sambil menatap ke sekeliling.
"Minho lihatlah dia" sang Wali kelas memijat keningnya.
Minho mengangguk pelan, lalu dia menatap Bang Chan.
"Kenapa?" Tanya Chan pada Minho.
"Diam kau anak nakal, Hmmm kalau saja orang tua mu tidak memohon-mohon. Kami pasti akan mengeluarkan mu dari sekolah ini" ancam pria paruh baya itu.
"Silahkan saja, aku tidak takut" ujar Chan.
"Sudah lama aku di sini, kalian mengobrolah aku yang akan keluar" kata Chan lalu dia bangun dan pergi dari sana.
"Bapak kenapa?" Tanya Minho pada pria paruh baya itu. Dia melihat Wali kelasnya memegang kepalanya.
"Minho kau ketua kelas kan? Apa kau bisa membantu ku untuk mengawasi pria tadi?" Tanya pria itu. Minho terlihat agak ragu mendengar itu.
"Aku rasa karena dia tidak memiliki teman jadi dia seperti itu. Jadi tolong ajak Chan berbaur di kelas kalian ya" lanjut pria itu. Akhirnya Minho mengangguk pelan walaupun dia tak yakin bisa melakukan itu.
"Kelas menjadi tanggung jawab mu sekarang" kata pria itu saat Minho akan keluar dari sana.
💦
"Minho apa yang terjadi?" Tanya Juyeon teman sekelas Minho. Terlihat Minho nampak malas menjawabnya.
"Bang Chan, kenapa kau tidak keluar saja dari sini" ujar Juyeon sambil menggeleng pelan.
"Hmm kau benar, kenapa dia bisa tidak lulus tepat waktu dan menjadi sekelas dengan kita" kata Minho nampak kesal.
"Horeee!" Suara itu terdengar di dalam kelas itu. Para siswa nampak sangat bergembira dan penuh semangat.
"Karena guru matematika tidak datang, jadi kita di tugaskan untuk membuat tugas kelompok. 1 kelompok terdiri dari 2 orang. Karena jumlah kita 36 orang jadi Pas ya 2 orang dalam satu kelompok" jelas Minho pada teman-teman kelasnya. Mendengar itu semua siswa menjadi ribut mencari kelompok nya masing-masing.
"Kau bersama ku kan?" Tanya Juyeon pada si manis. Minho mengangguk pelan.
Saat Minho akan pergi ke perpustakaan bersama Juyeon. Seseorang berlari ke arah mereka.
"Kang Ayu kau kenapa?" Tanya Minho saat melihat gadis itu nampak panik dan takut.
"Minho apa kau bisa bertukar kelompok dengan ku? Aku takut dengan Bang Chan. Tolong Minho" kata gadis itu sambil memohon-mohon.
Minho nampak terdiam mendengar itu. Karena dia tahu bagaimana seorang Bang Chan.
"Juyeon kau dengan Ayu, aku akan dengannya" kata Minho pasrah.
"Tapi Minho kau tidak apa kan?" Tanya Juyeon ragu. Minho menggeleng lalu dia berbalik dan pergi dari sana.
Setelah lama mencari akhirnya Minho berhasil menemukan pria itu.
"Hmm dia manusia" ujar Minho sambil berusaha menghilangkan rasa takutnya.
Dia lalu melangkahkan kakinya ke arah Chan yang tengah duduk di atas balkon sambil merokok ria.
"Kak Chan" panggil Minho. Chan nampak menoleh ke arah Minho dengan tatapan sinisnya.
"Kenapa?" Tanya Chan pada Minho.
"Kita satu kelompok Kak, ayo kita buat" kata Minho ragu. Entah apa yang dipikirkan oleh pria itu, Chan nampak tersenyum miring.
"Membuat? Membuat anak maksud mu?" Tanya pria itu. Chan nampak turun dari balkon lalu dia mendekat ke arah Minho.
"Kita akan buat di mana?" Tanya Chan pada pria itu. Minho berusaha untuk mengendalikan dirinya.
"Hai! Jangan macam-macam kau!" Kata pria itu kesal. Dia mendorong Chan saat pria itu mendekatkan.
"Ayo pergi!" Minho mencengkram tangan pria itu lalu dia membawa Chan pergi dari sana.
"Kau buat ini, aku akan membuat ini" Minho membagi tugas dengan Chan. Malas berdebat Chan mengambil buku dan mengerjakannya.
Beberapa manit kemudian, Minho sudah mulai kebingungan karena soalnya sangat sulit untuk dipecahkan.
"Hai! Kenapa hanya diam?" Tanya Minho saat melihat Chan sudah bermain ponsel.
"Aku sudah selesai" kata Chan lalu dia bangun dari sana. Melihat itu membuat Minho langsung menarik jas milik pria Bang itu.
"Mau pergi ke mana kau?" Tanya Minho geram, dia benar-benar tidak tahan dengan sikap pria itu. Chan lalu memegang tangan Minho dan dia langsung melepaskan tangan pria itu.
"Aku katakan bagian ku sudah selesai dan aku akan pulang sekarang" kata Chan lalu dia langsung pergi dari sana. Minho mendengus kesal, Chan lalu pergi dari Cafe itu.
Minho menghela napas lalu dia menatap ke arah kertas kosong itu.
"Apanya selesai" kata Minho berusaha merapikannya, seingatnya tadi Chan hanya memainkan ponselnya saja tadi.
Tapi saat membalik kertas itu, Minho terkejut saat melihat di sana sudah ada jawaban dari bagian milik Chan.
"Apa dia menyalin punya orang lain? Tapi ini jawaban yang benar. Tidak mungkin dia melakukannya tadi dengan waktu singkat itu" kata Minho sambil menatap jawaban itu.
"Baiklah Bang Chan, kau ingin main-main dengan ku rupanya" ujar pria manis itu.
💦
Minho benar-benar terkejut saat seseorang merangkul dirinya dari belakang.
"Hmm dari mana manis?" Tanya pria itu pada Minho. Si manis kemudian berbalik dan menatap ke arah pria itu.
"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja aku menunggu mu" kata Minho pada pria itu lalu dia mengalungkan kedua tangannya di leher pria itu.
Pria yang lebih tinggi dari Minho itu lalu mengecup bibir si manis beberapa kali.
"Baiklah sayang" kata pria itu.
"Sudah Seungmin" Minho lalu melepaskan tangannya.
"Terima kasih" kata Minho pada Seungmin karena sudah membantunya mengerjakan tugas.
"Tidak masalah" jawab Seungmin sambil mengusap rambut pria manis itu.
Semua orang nampak berkerumun di halaman sekolah. Ternyata di sana ada perkelahian.
"Kak Chan!" Teriak Minho saat melihat pria Bang itu tengah memukuli orang itu.
Dengan cepat Minho langsung menarik lengan Chan dan membawanya dengan paksa pergi dari sana.
"Lepas sial!" Teriak Chan pada Minho.
"Kenapa? Kau juga ingin memukul ku? Pukul saja" ujar Minho yang mulai muak dengan sikap pria itu.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT CRY | BANGINHO✔
FanficNote: Sebelum baca wajib follow aku author dulu! BANGINHO FANFICTION Semua kesakitan dan kepahitan dia dapatkan, namun seberat apapun itu Minho tidak pernah menunjukannya pada orang lain. Saat di mana Chan datang membawa cinta untuknya tapi cinta...