9. Helping

751 107 2
                                    

Minho terbangun malam itu, dia merasakan perutnya benar-benar nyeri.

"Ahh kenapa tiba-tiba?" Gumamnya sambil memegang perutnya. Saat dia mencoba untuk bangun, di kasurnya sudah terdapat noda darah kehitaman.

"Tolong!"  Teriak Minho.

Felix dan bibi Lee bangun dan masuk ke kamar Minho.

"Minho kau kenapa? Sudah mau melahirkan?" Tanya wanita itu. Minho menggeleng, jujur saja dia benar-benar tidak tahu apa yang terjadi padanya.

Minho meneguk salivanya saat melihat dokter tengah diam saja sambil memeriksan denyut jantung janin bayinya.

"Ada apa? Dia baik-baik saja kan?" Tanya Minho mulai cemas. Dokter itu terdiam. Dia kemudian menghela napas.

"Sejak kapan dia berhenti bergerak?" Tanya sang dokter kandungan.

"Sejak dua hari yang lalu" jawab Minho. Dokter itu lalu memegang tangan Minho.

"Bayi mu sudah meninggal di dalam kandungan" Mendengar itu membuat semua orang yang ada di kamar itu terkejut.

"Apa? Ini tidak benar, dokter bohong kan?" Tanya Minho sambil menangis seketika.

"Kau mengalami solusio placenta, di mana placenta lepas sebelum waktunya dan karena lepasnya placenta semua makanan, oksigen yang disalurkan placenta dari mu berhenti dan karena itu bayi ku menjadi kekurangan oksigen ataupun makanan" jelas sang dokter. Minho tidak bisa menerima semua itu, ini semua benar-benar salahnya. Jika saja dia selalu memeriksakan kandungannya pasti ini tidak akan terjadi.

"Operasi untuk mengeluarkan bayi anda akan segera kami lakukan Tuan" kata dokter itu. Minho benar-benar tidak tahu harus melakukan apa, hidupnya benar-benar sangat kacau.

"Minho kau harus menerimanya, ini sudah takdir. Jangan merasa sendirian nak kami ada untuk mu" bibi Lee berusaha untuk menyemangati Minho. Dia takut jika Minho melakukan hal itu lagi.

💦

Sejak saat itu Minho terlihat murung dan diam saja. Hal itu membuat Felix menjadi benar-benar cemas.

"Kak ibu menyuruh ku untuk mengajak mu pergi ke luar. Ayo kak" kata Felix. Minho menggeleng pelan, dia kemudian menangis.

"Kenapa semua orang yang aku cintai harus pergi?" Tanya Minho.

"Aku percaya suatu saat nanti, kau pasti akan menemukan cinta mu lagi. Jadi ayo jalani hidup ini dengan baik kak" jelas Felix.

"Bagaimana nak apa kau suka?" Tanya Bibi Lee sambil memberikan pakaian couple itu pada Minho.

"Apa aku bisa memakai ini bibi?" Tanya Minho sambil membaca tulisan di baju itu.

"Tentu saja, kau anak ku juga mulai sekarang. Jadi jangan panggil aku bibi lagi" kata wanita itu. Hal itu membuat Minho terdiam.

"Jika kau tidak nyaman, jangan lakukan Minho" kata wanita itu. Minho langsung berlari dan memeluk wanita itu.

"Terima kasih ibu" kata Minho sambil memeluk wanita itu dengan erat. Entah kenapa hal itu membuat Nyonya Lee menjadi berkaca-kaca. Dia menjadi ingat dengan mendiang anak sulungnya yang tengah meninggal dua tahun yang lalu karena kecelakaan.

Saat itu, Minho tengah merapikan kamarnya. Karena Nyonya Lee tengah pergi ke luar kota jadi dia yang harus menjaga rumah itu.

"Aku tidak mau, titik!" Suara itu membuat Minho keluar dari kamarnya.

"Felix ini sudah diamanatkan oleh ayah mu jadi kau harus melakukannya" kata wanita itu.

"Ibu, Felix ada apa?" Tanya Minho sambil turun dari tangga.

"Pokoknya tidak mau" Felix lalu berlari menuju kamarnya. Terlihat wajah wanita itu mulai cemas.

"Ada apa?" Tanya Minho mendekat ke arah wanita itu.

"Minho bagaimana ini? Felix menolak untuk dijodohkan, padahal ini sudah amanat dari ayahnya" kata wanita itu. Minho menghela napas, dia merasa cemas mendengarnya. Felix juga masih sangat muda, bagaimana jika Felix mengalami hal yang sama seperti dirinya.

"Sebenarnya perjodohan itu untuk anak sulung ku. Tapi karena dia sudah meninggal Felix yang akan menggantikan. Jujur saja aku sangat takut Minho" kata wanita itu dengan air mata yang keluar.

"Ibu aku harap, aku bisa membantu kalian. Tapi tak ada yang bisa aku lakukan" ujar pria manis itu.

"Kau benar ingin membantu kami?" Tanya wanita itu.

"Hmmm iya, kalian sudah menganggap ku seperti keluarga padahal aku ini adalah orang asing yang baru kalian kenal selama satu tahun ini. Aku akan melakukan apapun untuk kalian" jelas Minho sambil mengusap pundak wanita itu.

"Felix kau benar tidak ingin perjodohan ini?" Tanya Sang itu pada pria manis itu.

"Iya, aku tidak mau. Aku masih ingin sekolah" jawab Felix.

"Baiklah kalau begitu, Kak Minho akan menggantikan mu" ujar wanita itu. Felix seketika berbinar. Dia lalu menatap ke arah Minho.

"Kak Terima kasih banyak" pria manis itu langsung memeluk Minho.


💦


"Minho jika mereka bertanya, katakan mau adalah anak ku" kata wanita itu sambil merapikan poni milik Minho.

"Baik ibu" jawab pria manis itu.

Saat sampai di restaurant itu membuat Minho terkejut. Sepertinya dia pernah melihat dua orang itu.

"Nyonya Lee" kata wanita itu bangun. Bibi Lee langsung membungkuk memberi hormat lalu dia melambai.

"Ini tidak mungkin" batin Minho saat melihat kedua orang tua Chan yang mereka temui.

Saat mereka melihat ke arah Minho, membuat pria manis itu tersenyum canggung.

"Kau?" Tanya wanita itu.

"Ahh ini anak sulung ku, namanya Lee Minho" jawab bibi Lee dengan segera.

"Kau bukankah teman Chan?" Tanya pria itu kemudian. Minho langsung menggeleng pelan.

"Aku belum pernah mendengar nama itu" jawab Minho.

"Ahh seperti nya bukan dia, ayo duduk" kata mereka dengan ramahnya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Ibu Chan pada Minho. Terlihat Minho nampak kebingungan menjawabnya.

"Jadi begini, jujur saja karena kematian suamiku aku takut membiarkan Minho untuk pergi, jadi saat dia menamatkan diri di sekolah menengah atas dia hanya diam di rumah" jelas wanita itu. Terlihat kedua wanita itu mengangguk pelan.

"Hmm jika dia kurang menurut kalian, perjodohan ini bisa dibatalkan kapan saja" ujar bibi Lee.

"Tidak masalah, lagipula saat menikah dengan Chan kami, kau hanya perlu menjaga rumah, suami dan anak saja" kata wanita itu. Minho jujur saja merasa sangat gugup. Bagaimana bisa dia menemui Chan?

"Kau tidak usah khawatir Minho, mereka dari keluarga baik-baik. Mereka adalah sahabat kami dulu" jelas wanita itu.

Minho mengangguk pelan, sebenarnya dia tidak merasa nyaman tapi hanya ini yang bisa dia lakukan untuk membantu mereka.


💦

"Chan kapan kau pulang? Sebentar lagi kau akan segera menikah. Kami sudah menyiapkan semuanya. Kau bahkan belum pernah melihat wajah calon istri mu" kata ibu Chan lewat telepon.

"H-1 aku akan pulang ibu, aku akan menerimanya bagaimana pun rupanya nanti" jelas pria itu.


TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

SILENT CRY | BANGINHO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang