Minho benar-benar merasa nyaman di sana, dia seperti tidak memiliki beban apapun. Kecemasan dan ketakutannya seketika hilang dengan sekejap.
"Bagaimana kolam air panasnya, apa kau merasa nyaman?" Tanya Chan sambil memijat punggung Minho.
"Sangat menyenangkan, terima kasih Chan" kata Minho sambil tersenyum semanis mungkin pada Suaminya.
"Aku akan melakukan apapun untuk mu Minho" kata Chan sembari mengusap rambut Minho.
Saat Minho keluar kamar, tiba-tiba dia merasakan perutnya mulai sakit.
"Arhh apa ini waktunya?" Tanya Minho sambil memegang perutnya.
"Chan" panggil Minho.
Chan langsung keluar dari dapur hotel, dia benar-benar terkejut saat melihat pria itu terlihat kesakitan.
"Ayo kita ke rumah sakit" kata Chan saat melihat cairan itu keluar dari sekangkangan Minho.
"Kau tidak akan meninggalkan aku kan?" Tanya Minho yang sudah lengkap dengan alat-alat seperti infus, oksigen dan lainnya. Chan langsung menganguk sambil memegang tangan Minho.
"Aku juga akan masuk ke dalam" kata Chan pada sang dokter.
Chan memegang tangan Minho sembari dokter melakukan operasi saat itu. Chan benar-benar cemas melihat pria itu tengah tidak sadarkan diri sekarang karena di bius oleh dokter.
"Minho sebentar lagi bayi kita akan lahir" kata Minho sambil menatap wajah Minho.
Saat suara bayi itu terdengar membuat Chan seketika berbinar.
"Dokter Chan bayi anda sudah lahir pukul 12, gerakan aktif dan tangisan keras" Chan langsung mendekat dan melihat bayi mungil itu.
Saat perawat sudah selesai membersihkannya, mereka menyerahkannya pada Chan.
"Kau ternyata seorang pria kecil" kata Chan sambil menyentuh pipi si manis kecilnya.
"Kau sangat mirip dengan ibu" ujar Chan.
Chan sambil memegang bayinya sambil melakukan tranfusi darah, karena tadi Minho sempat mengalami pendarahan.
"Ibu mu akan segera sadar nak" kata Chan sambil mengecup pipi sang anak. Dia lalu menatap ke arah Minho yang terbaring tak sadarkan diri di atas bad rumah sakit.
Minho terbangun saat itu, dia merasa masih pusing. Tapi saat menatap ke samping dia melihat Chan tengah tidur sambil memegang tangan Minho.
"Bang Chan" kata Minho. Chan langsung menaikan wajahnya, lalu dia membuka matanya perlahan.
"Kapan aku sadar?" Tanya Chan.
"Baru saja, di mana Lili?" Tanya Minho. Chan benar-benar terkekeh mendengar nama itu. Beberapa hari kemarin mereka sempat memilih beberapa nama setelah melakukan USG yang terakhir.
"Lili adalah seorang pria kecil" kata Chan terkekeh. Minho menbukatkan matanya.
"Bayi kita benar laki-laki?" Tanya Minho terkejut. Chan mengangguk sambil tersenyum.
Chan lalu bangun dan mengambil Lili dari boks bayi.
"Ini ibu mu, dia yang selalu membawa mu kemanapun dia pergi dulu" kata Chan sambil menyerahkan bayi itu pada Minho.
Air mata Minho langsung menetes, dia tidak mengira bisa menggendong bayinya dengan selamat.
"Lihatlah dia, baju Pink ini membuatnya menjadi sangat menggemaskan" kata Chan sambil menyentuh pipi milik sang anak.
Setelah keluarga mereka pergi, baru saat itu Minho bisa istirahat.
"Kau pasti sangat lelah. Tidurkah Minho aku akan menjaga Lin" kata Chan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT CRY | BANGINHO✔
FanfictionNote: Sebelum baca wajib follow aku author dulu! BANGINHO FANFICTION Semua kesakitan dan kepahitan dia dapatkan, namun seberat apapun itu Minho tidak pernah menunjukannya pada orang lain. Saat di mana Chan datang membawa cinta untuknya tapi cinta...