Minho menutup mulutnya saat itu, dia benar-benar tidak bisa menahan tangisannya.
"Aku seperti ingin mati saja sekarang" kata pria itu sambil bersandar di dinding.
Di tangan kanannya dia membawa sebuah pisau dapur. Dia menatap pisau itu lalu mengarahkannya ke lehernya.
"Ini benar-benar menyakitkan" kata Minho sambil menangis. Pisau itu menggores kulit lehernya sedikit dan berhasil membuat darah keluar dari sana.
Namun saat ponselnya berbunyi Minho menjatuhkan pisau itu ke lantai.
"Ini ibu" dia langsung mengusap air matanya.
"Halo Minho, bagaimana kabar mu?"
"Aku baik-baik saja ibu, bagaimana kabar mu?"
"Aku dan Felix baik-baik saja, kapan kau akan pulang?"
"Hmm aku tidak tahu ibu, aku tidak yakin akan bisa pulang"
"Ahh pasti suami mu sangat sibuk dan kau juga. Baiklah, aku tidak menganggu mu kan sekarang?"
"Tidak ibu, Tentu tidak"
"Baiklah jaga diri baik-baik Minho, kami menyayangi mu"
Minho langsung mematikan panggilan itu, hampir saja dia melakukan hal gila tadi. Jika bukan saja karena mereka, pasti Minho sudah tidak bernyawa sejak dari dulu.
Chan membuka pintu dengan cepat, dia benar-benar cemas saat melihat rumah itu kosong.
"Minho!" Panggil pria Bang itu.
"Lee Minho!" Panggil nya lagi sambil mencari keberadaan Minho. Namun dia lega saat melihat pria manis itu tengah memasak di dapur.
"Hai! Kenapa kau tidak menjawab ku?" Tanya Chan pada pria itu. Minho menoleh ke arah Chan.
"Ahh maaf aku terlalu fokus sampai tidak sadar jika kau datang" kata pria itu sambil tersenyum seperti tidak ada masalah.
"Kau tidak melakukan hal aneh kan?" Tanya Chan memastikanya.
"Aneh? Aku hanya memasak" kata pria itu terkekeh.
"Tapi mata mu bengkak, kau tadi menangis?" Tanya Chan. Minho langsung menggeleng.
"Aku baik-baik saja, kau jangan khawatir" kata Minho sambil mengaduk masakannya.
"Apa ada sesuatu yang tertinggal?" Tanya Minho kemudian saat Chan membuka kulkas dan meneguk sebotol air.
"Iya kau yang tertinggal, ayo ikut aku" kata pria itu.
Minho benar-benar menganga melihat pesawat itu, sangat besar.
"Aku menjadi gugup" kata Minho sambil meremas tangannya.
"Kau kenapa?" Tanya Chan kesal melihat tingkah pria itu.
"Ini aman kan?" Tanya Minho.
"Tentu" jawab Chan lalu dia menarik kopernya.
Ini pengalaman pertama Minho menaiki sebuah pesawat. Dia benar-benar takjub melihat isinya.
"Kenapa berbeda dari yang di TV" Tanya Minho pada Chan.
"Ini kelas VIP bodoh" kata Chan, dia benar-benar malu saat orang lain mendengar pertanyaan Minho.
"Para penumpang diharapkan untuk memasang sabuk pengaman" kata seorang pramugari saat itu.
Minho benar-benar bingung, melihat itu Chan langsung bergerak.
"Tolong jangan membuat ku malu" kata Chan sembari memasangkan pria itu sabuk pengaman.
"Maaf" jawab Minho.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT CRY | BANGINHO✔
FanfictionNote: Sebelum baca wajib follow aku author dulu! BANGINHO FANFICTION Semua kesakitan dan kepahitan dia dapatkan, namun seberat apapun itu Minho tidak pernah menunjukannya pada orang lain. Saat di mana Chan datang membawa cinta untuknya tapi cinta...