10. Marriage

920 115 4
                                    

"Minho tunggu ya, sebentar lagi Chan akan datang. Kau bersiaplah dulu" kata calon mertua Minho.

Saat itu mereka akan membuat foto sebelum acara pernikahan. Sejak sampai di sana Minho merasa gelisah. Dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana jika bertemu dengan Chan.

"Wah anda sangat memesona" kata wanita yang merias wajah Minho.

"Apa aku terlihat seperti orang tua?" Tanya Minho. Wanita itu dengan cepat menggeleng pelan.

"Anda sangat tampan dan manis" kata wanita itu.

"Wah anak ayah sangat tampan" kata ayah Chan sembari merapikan jas yang Chan pakai.

"Apa harus melakukan foto?" Tanya Chan kesal. Jujur saja, sejak Chan mengelola perusahaan keluarganya dia menjadi sangat sibuk.

"Iya untuk kenangan" kata Ibu Chan sambil tersenyum.

"Baiklah cepat ya, aku sangat sibuk. Padahal aku akan datang h-1 pernikahan" kata Chan.

"Dia ada di ruangan itu, kau ajaklah dia keluar" kata Ibu Chan. Pria Bang itu langsung berjalan ke sana tanpa ragu.

Saat dia membuka matanya, punggung pria itu terlihat jelas. Pria itu tengah duduk sambil menatap ke arah jendela dengan tuxedo yang berwarna putih berkebalikan dari apa yang Chan pakai.

Langkah Chan terhenti, saat manik mata itu menatap dirinya.

"Kak Chan" panggil pria itu. Mendengar hal tersebut membuat Chan membeku, mustahil kenapa pria itu ada di sini, batin Chan.

"Kau? Kenapa kau bisa ada di sini?" Tanya Chan dengan cepat. Minho menunduk, bagaimana dia menjelaskan semua itu pada Chan.

"Chan bawa Minho keluar, pemotretan akan segera di mulai" kata Ayah Chan yang menengok dari luar pintu.

"Hai! Kenapa bisa kau? Kenapa aku bertemu dengan mu. Sial!" Teriak Chan kesal.

Minho berdiri, mencoba mendekat ke arah pria itu. Namun Chan mundur lalu dia pergi dari sana.

"Kenapa nak? Kenapa kau terlihat sangat marah?" Tanya Ibu Chan saat melihat anaknya.

"Kenapa dia bisa ada di sini?" Tanya Chan menunjuk ke arah Minho.

"Dia anak Nyonya Lee" kata Ayah Chan. Terlihat pria Bang itu mengusap wajahnya frustasi.

"Aku tidak ingin menikahinya, kalian bisa carikan orang lain tapi jangan dia" kata pria itu lalu dia langsung pergi dari sana.

💦

"Minho jangan hiraukan dia, kami akan berusaha untuk membujuknya" kata Ibu Chan pada Minho. Pria manis itu benar-benar menjadi merasa bersalah, Chan terlihat sangat membenci dirinya sekarang.

"Apa aku bisa menemui dia?" Gumam  Minho.

Chan menyiram dirinya di bawah shower untuk menenangkan dirinya.

"Saat aku sudah bisa melupakannya, kenapa dia muncul lagi di kehidupan ku?" Kata pria itu sambil memukul tembok kamar mandi.

"Aku benci kau Minho, benci!" Teriak pria itu.


Minho membaca alamat yang Ibu Chan berikan padanya tadi malam. Rumah itu sangat besar dan mewah.

"Apa benar ini rumahnya?" Gumam Minho lalu dia mencoba untuk masuk.

"Ada yang bisa kami bantu?" Tanya Satpam rumah itu saat melihat Minho.

"Apa Tuan Bang Chan ada?" Tanya Minho. Pria itu mengangguk pelan.

"Ada, apa anda ingin menemuinya?" Tanya satpam itu. Minho langsung mengangguk dan dia dipersilahkan untuk masuk ke dalam.

Minho menekan bel pintu rumah benar itu. Tak lama kemudian pintu itu terbuka dan menampakan seorang pria dengan rambut hitam legamnya.

"Kak Chan" panggil Minho. Melihat medatangan Minho, Chan berusaha untuk menutup pintu itu.

"Pergi kau! Aku tidak ingin melihat wajah mu" kata Chan.

"Dengarkan aku dulu, tolong Kak" kata Minho.

"Aku akan menunggu mu di sini, sampai kau ingin berbicara pada ku" Teriak Minho dari luar. Dan benar saja Minho duduk di depan pintu rumah Chan.

"Bagaimana pun aku tidak akan mengecewakan Ibu dan Felix" kata Minho.

Berjam-jam kemudian, seseorang menepuk pundak milik Minho. Pria manis itu langsung membuka matanya.

"Apa yang kau lakukan di sini nak?" Tanya Ibu Chan tiba-tiba ada di sana.

"Aku menunggu Chan" kata Minho. Wanita itu lalu mengusap rambut pria manis itu.

"Kau tidak usah khawatir, kami sudah berhasil membujuknya" kata wanita itu. Terlihat Minho mengangguk pelan.

💦

Hari pernikahan tiba, tapi hanya keluarga inti yang menghadirinya. Chan mau menikah dengan Minho, jika tidak ada orang lain yang diundang di sana.

"Iss Dasar penipu" kata Chan saat melihat Minho berpelukan dengan ibu dan adik angkatnya.

"Jaga diri mu baik-baik Minho" ujar mereka. Minho mengangguk pelan, lalu dia melambai pada mereka.

Ini pertama kalinya Minho memasuki rumah Chan. Di dalamnya ternyata sangat besar nan mewah sangat berbeda dengan dulu waktu Chan masih bersekolah.

"Kau senang sekarang?" Sindir pria Bang itu pada Minho.

"Kak Chan aku minta maaf, jika saja aku menuruti mu dulu peristiwa itu tidak akan terjadi" kata Minho.

"Jangan membicarakan masa lalu dengan ku, anggap saja kita tidak pernah kenal. Dan jangan menyembutku dengan panggilan itu, jujur sangat memuakan" kata pria itu lalu dia pergi dari sana.

"Kau ingin pergi ke mana?" Tanya Minho saat melihat Chan mengambil kunci mobilnya.

"Bukan urusan mu" kata Chan lalu dia mendorong Minho dari hadapannya.

"Tapi ini kan malam" Chan terlihat tersenyum miring mendengar itu.

"Malam pertama maksud mu? Cuih kau kira aku akan melakukannya pada mu? Jangan berharap, aku menikahi mu bukan karena cinta tapi paksaan" jelas Chan. Minho hanya bisa diam saja mendengar itu. Dia tak tahu Chan akan sebenci itu padanya sekarang.

"Hati-hati" kata Minho pelan.

"Kenapa aku di sini? Apa yang aku lakukan? Aku tidak tahu apa bisa bertahan atau tidak" kata pria manis itu sambil mengusap air matanya.

"Kenapa hidupku selalu menyedihkan seperti ini?" Lanjutnya.

"Dia pantas memperlakukan ku seperti ini, dulu aku menolaknya mentah-mentah" kata pria itu.

Pagi itu Minho membuka matanya, ternyata kamar itu masih kosong. Dia lalu bangun dan berjalan ke luar.

"Chan bangun" panggil Minho saat melihat pria Bang itu tengah tidur di atas sofa.

"Chan" panggil Minho lagi.

"Aiss bisa diam tidak? Kau membuat ku pusing" Teriak Chan sambil memegang kepalanya.

"Kau akan pergi ke mana?" Tanya Minho saat melihat Chan sudah rapi dengan pakaian kantornya.

"Bukan urusan mu" kata Chan sarkas. Minho menghela napas, lalu dia memberikan kotak itu pada Chan.

"Ini, kau belum memakan apapun sejak pagi ini" kata Minho sambil tersenyum.

Dengan cepat Chan langsung mendorongnya.

"Tidak usah repot-repot, aku akan makan di luar" ujar pria itu lalu dia pergi keluar dari sana. Minho menghela napas panjang, dia mencoba untuk bersabar menghadapi pria itu.

TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

SILENT CRY | BANGINHO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang