14. Troubles

1K 113 16
                                    

🔞

Chan bergegas kembali ke kamarnya, dia berusaha untuk menuntaskannya di kamar mandi.

Namun perhatiannya tertuju pada Minho yang tengah tidur di atas sofa dengan tubuh yang hampir jatuh.

"Aiss tidur dengan benar saja tidak bisa" geritu pria itu. Dia kemudian mendekat dan membenarkan posisi Minho. Namun tak sengaja Chan melihat leher Minho yang penuh keringat, membuat hasrat itu tidak tertahankan.

"Hmm kenapa dia sangat menggoda" kata Chan sambil menatap wajah damai milik pria manis itu. Tanpa dia sadari dia mendekatkan wajahnya ke leher pria itu. Chan mengecupnya singkat, lalu kemudian dia menyesapnya dengan lembut.

Namun semakin lama semakin dia kehilangan kontrol. Tangannya tak sengaja masuk ke dalam baju pria itu. Dia meraba perut rata milik si manis.

Sampai pada akhirnya Minho terbangun, hal itu membuat terkejut. Dengan cepat Chan menutup mulut Minho dengan tangannya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Minho mencoba untuk bangun.

"Jangan salah paham, kau sudah tahu fungsi mu untuk apa kan sekarang?" Tanya Chan pada pria itu. Minho meneguk salivanya.

"Puaskan aku malam ini, kau akan menurut kan dengan apa yang aku katakan?" Tanya Chan sambil memegang wajah pria itu.

Minho menghela napas pelan, lalu dia mengangguk.

"Jangan gede rasa, ini kebutuhan biologis bukan cinta" kata Chan lalu dia kembali menyambar leher pria itu. Dia menyesapnya di beberapa titik.

"Jangan mencoba menatap ku" Perintah Chan. Minho mengangguk pelan.

Sambil menciumi tubuh Minho, pria Bang itu membuka pakaian si manis dengan cepat. Dia lalu meremas dada milik pria manis itu.

"Hmmm" Minho memejamkan matanya menahan desahan itu keluar.

"Jangan mendesah" kata Chan. Minho hanya bisa mengangguk saja, dia tak tahu apa bisa menurut atau tidak untuk itu.

Sampai pada Chan membuang tubuh Minho ke kasur.

"Cepat lepaskan celana mu, dan kocok sendiri punya mu" kata Chan. Minho menurut, dia melakukan semua yang Chan katakan saat itu.

Saat cairan itu keluar dari penis Minho, pria Bang itu tersenyum lalu dia kembali menindih tubuh Minho.

Chan lalu mengambil dasinya, lalu dia mengikat mata milik pria manis itu.

"Ahhh ahmmmhh" desahan itu tidak bisa Minho tahan lagi. Apalagi saat Chan menggenjot lubangnya, dia seperti terbang ke langit.

"Tahan kau membuat ku jijik" kata Chan lalu dia menarik tengkuk Minho, lalu dia melumat bibir pria itu. Dia melumatnya dengan seksual tanpa jeda.

Saat Chan mengeluarkan lidahnya dari bibir pria itu. Minho baru bisa bernapas, dia menghirup oksigen dengan cepat.

"Ahh sakithh Chanhh" desah pria itu, semakin lama Chan semakin liar.

Minho lalu memeluk pria itu, dia menempelkan wajahnya di dada bidang milik pria itu.

Chan menghentikan genjotannya saat merasakan dadanya basah, rupanya Minho menangis.

"Masih sakit?" Tanya Chan pada pria manis itu. Saat ini dia tengah mengobati  lubang Minho yang penuh lecet itu.

"Sebaiknya kau tidur" kata Minho sambil memeluk bantal guling itu. Chan menghela napas, sebenarnya dia tak bermaksud melakukannya sekeras itu. Namun entah kenapa dia sangat liar, apalagi mendengar desahan dari pria itu, seketika Chan menjadi naik darah.

Mereka tidur satu ranjang, namun saling membelakangi.

"Aku tidak keberatan jika kau melakukan itu pada ku, tapi tadi sangat menyakitkan Chan. Kau menyakiti ku" kata  Minho.

"Aku suka melihat kau kesakitan seperti itu, agar kau merasaka apa yang ku rasakan dulu" jawab Chan. Minho menghela napas.

"Jika memang itu yang membuat mu senang, lakukan saja. Aku akan menerimanya" kata Minho.

💦

Beberapa bulan setelah kejadian itu, Minho benar-benar senang mendengar kabar bahwa bibi Chan sudah mengandung.

"Bagaimana Minho?" Tanya Ibu mertuanya.

"Negatif ibu" kata pria manis itu membawa tes kehamilan di tangannya. Terlihat nampaknya wanita itu sangat kecewa.

"Sudah hampir 4 enam bulan, tapi belum juga jadi. Hmm tidak apa Minho"

Minho merasa tak bisa melakukan apapun, padahal dia dan Chan sudah pernah berhubungan dua kali tapi belum juga jadi. Sedangkan dulu dengan Seungmin, Ahh lupakan.

"Hmm Bagaimana jika kita bercerai saja" Chan dengan cepat mengatakan itu setelah mengetahui tes yang dia lakukan tadi pagi.

"Aku akan menurut jika itu yang kau mau" jawab Minho sambil tersenyum. Hanya senyuman itu yang bisa dia berikan untuk Chan.

"Baiklah aku akan membicarakan itu pada ibu" kata pria Bang itu lalu dia pergi dari sana.

"Chan tunggu!" Panggil Minho lalu  di mengambil sebuah bungkusan di atas meja makan.

"Cepat katakan apa yang kau mau" kata Chan. Minho lalu memberikan bungkusan itu.

"Apa kau bisa menerima ini? Satu kali saja. Aku membuatnya khusus untuk mu. Coba lah, jika tidak enak kau bisa membuangnya saja" kata Minho menyerahkan bungkusan itu.

"Kau pasti menambahkan racun kan?" Tanya Chan sambil menaikan salah satu alisnya.

"Jika menang benar, kau bisa membunuh ku saat itu juga" kata Minho sambil terkekeh.

Chan akhirnya mengambilnya lalu dia pergi dari sana.

Chan benar-benar penasaran apa yang Minho buat untuknya. Saat dia membuka, dia seperti ternostalgia. Makanan itu yang sering mereka makan dulu.

"Aku tidak tahu apa kau masih menyukainya, tapi aku masih menyukainya sama seperti dulu. Aku harap kau juga suka"

Chan langsung membuang kertas itu, dia juga membawa makanan itu ke tong sampah.

"Kau benar-benar ingin melakukannya?" Tanya Ayah Chan pada sangat anak.

"Bagaimana bisa aku bertahan, Lihatlah dia benar-benar tidak berguna" kata Chan kesal.

"Nak Jangan terlalu membuat keputusan dengan tergesa-gesa. Aku melihat Minho mengurus mu dengan baik" kata ibu Chan.

"Tapi aku membenci dia" ujar Chan.

"Ajaklah Minho untuk ikut juga" kata ibu Chan. Namun pria itu benar keras kepala.

"Jika dia ikut, dia pasti mengacaukan semuanya" kata Chan kesal. Minho hanya menunduk saja mendengar itu.

"Chan" Teriak wanita itu. Dia nampak sudah muak dengan sikap anaknya.

"Ibu sudah, aku akan di rumah saja" kata Minho berusaha menegangi mereka berdua.

"Hati-hati Chan, aku akan menunggu mu pulang" kata Minho sambil melambai pada pria itu.

"Kau bisa pergi saja, jangan menunggu ku" ujar Chan ketus sambil memasukkan kopernya ke mobil. Mendengar itu Minho kemudian terkekeh pelan.

"Aku tidak akan melakukan itu" kata pria manis itu sambil tersenyum.

"Aku berharap, kau lenyap dari dunia ini" ujar Chan kemudian. Minho malah semakin terkekeh mendengar ucapan pria Bang itu.

"Baiklah jika itu yang kau mau" jawab Minho sambil terkekeh seperti tidak ada  masalah apapun.

Saat Chan mengendarai mobilnya, pria ingat dengan jawaban Minho tadi.

"Bagaimana jika dia melakukan hal aneh?" Gumam pria itu.

"Tapi dia terlihat seperti bercanda tadi" kata Chan lagi, pria itu merasakan perasaan yang tidak enak saat ini.





TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

SILENT CRY | BANGINHO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang