Prolog : Isekai

6.8K 832 96
                                    

"Hyunjae, kalo aku mati, aku bisa isekai ga?" Tanya seorang pria bersurai putih, pada orang disampingnya.

"Ga, kamu bakal mati, Hyun." Jawab pria bersurai hitam berjalan bersampingan dengan pria surai putih.

"Haa... Aku mau bundir ganda." Ucap Hyun melantur, tangannya ia taruh di belakang kepala dalam posisi silang.

"Nggak ada Dazai, sendiri aja sana." Balas Hyunjae sambil terus memainkan ponselnya, game tentu.

"Kan ada kamu." Hyun melirik pria surai hitam itu, sementara sang empu hanya mengenyitkan dahi.

"Aku masih mau hidup." Balasnya, lalu mereka berhenti berjalan.

Suara kereta terdengar dari jauh, mereka hanya menghela napas lelah, sekolah benar-benar satu hal yang paling dibenci oleh dua pria beda surai itu.

"Eh iya, katanya komik ORV bakal di terbitkan tahu." Hyun berkata sambil melirik jalur kereta, mulai terlihat batang hidung kereta.

"Oh... Lagi pula, kita sudah baca novelnya, berulangkali. Kau ingin komiknya juga?" Hyunjae bertanya dengan nada tidak percaya.

"Entahlah." Balas Hyun tidak yakin, melihat kereta semakin dekat.

"Hyunjae, jika kau dorong aku, terus aku mati tertabrak kereta, apakah aku akan isekai ke Tokyo Revenger? Tampaknya keren. Aku ingin bertemu Baji... Ngan." Ucap Hyun terkekeh diakhir kalimat.

"Aku malah mau isekai ke Jujutsu, biar bisa nistain bangsat-Toru." Balas Hyunjae mengikuti arah pandang Hyun.

Kereta semakin dekat, lalu berhenti dengan para penumpang yang mulai keluar.

Setelah para penumpang dalam kereta keluar, kini penumpang dari luar kereta masuk ke dalam. Hyun dan Hyunjae berdiri di dekat pintu keluar karena keadaan cukup penuh. Jam menunjukkan pukul 5 sore, karyawan, pelajar, atau orang biasa akan pulang, beberapa akan pergi.

"Lain kali jalan kaki saja ya?" Hyun kembali berbicara, menaikkan kacamatanya yang turun.

"Itu kejauhan. Aku tidak mau mati ketika kita sampai rumah." Balas Hyunjae menyenderkan kepalanya ke kepala Hyun.

"Benar juga."

Kereta mulai bergerak, Hyun menatap ponselnya sambil berpegangan pada tiang.

Ia kembali membaca novel kesukaannya itu untuk yang ke... Entahlah, terlalu sering ia baca ulang hingga akhirnya novel itu Hyun hafal di luar kepala.

"Kayaknya Dokja ganti nama jadi Dazai Osamu deh, sering banget mati, terus hidup lagi." Kekeh Hyun.

Hyunjae hanya mendengarkan sambil memakan snack p*ck* milik Hyun. Sementara sang pemilik hanya mendiamkannya, sudah biasa.

Suara operator terdengar setelah cukup lama kereta berjalan, Stasiun yang akan di turuni oleh dua 0C ini.

Pintu terbuka, Hyunjae menarik tangan Hyun untuk keluar, karena si surai putih sibuk dengan novelnya.

Mereka lalu menaiki bis dan sibuk dengan ponsel masing-masing. Hingga terdengar suara kegaduhan yang membuat Hyun dan Hyunjae saling menatap dengan bingung, lalu melihat ke arah depan.

"Asik, isekai jalur ketabrak, aku datang." Ucap Hyun yang hanya dibalas gelengan ngeri oleh pria surai hitam di sampingnya.

BRAKKKKKKK

Oke, bis tertabrak oleh Truck-kun yang mulai beraksi.

"Hehehe, kalau begini, namanya mati berjamaah kan." Hyun melihat sekeliling dengan buram, lalu melihat ke arah Hyunjae yang berada di sampingnya.

Tubuh Hyun terasa sakit, karena dia bersampingan dengan jendela, kaca-kaca serasa menusuk-nusuk tubuhnya. Dan dia hanya terkekeh??

Hyunjae juga tidak berbeda jauh darinya, hanya kebanyakan kaca mengenai Hyun.

"Hyun... Kita akan isekai?" Nada suara terdengar parau, Hyun dengan segenap tenaga, memeluk tubuh Hyunjae yang mulai mendingin, sama sepertinya.

"Kayaknya... Kita isekainya ke ORV deh, Hyunjae."

Kedua pria berbeda surai itu pun mulai menutup mata, ingin beristirahat untuk selamanya.

Eak

Te Be Ce

Twins in ORVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang