Note :
Sy mao promosi cerita baru sy.Btw, bikin ff Eleceed sabi kali yak.
||||||||||
Hanya dengan satu pukulan, sang regressor tumbang.
Bentar authornya ngakak dulu.
Oke udah.
「 "Wah, muncul pemenang yang tak terduga ya." 」ucap Paul menatap ke arah jalanan.
Jonghyuk terkapar, telentang dengan punggung diatas, si kembar terus menerus menahan tawa mereka, meski jujur itu sulit.
Dokja mengangkat bahu Jonghyuk, menampilkan wajah garang dari sang regressor yang nyatanya tidak sadar namun tetap membuka mata.
Shield yang menghalangi arena telah menghilang, bersamaan dengan itu, banyak notifikasi mengenai tanggapan para konstelasi yang 'agak' tidak senang karena Dokja adalah pemenangnya.
「 "Yah baiklah. Hasil tetaplah hasil. Pengumuman untuk semua inkarnasi di Seoul. Saat ini... Baru saja lahir pemilik baru 'absolute throne'!" 」
Gumaman terdengar dari beberapa inkarnasi, menatap tak percaya pada Dokja sementara si kembar kini terdiam mengingat-ingat kejadian selanjutnya yang akan dilakukan oleh Dokja.
"Tunggu sebentar. Ini terlalu terburu-buru kan. Aku bahkan belum naik ke takhta, kenapa kau sudah mengumumkannya?" Protes Dokja membuat para inkarnasi terdiam dengan wajah jengkel.
「 "Tidak masalah kan? Toh sekarang kau akan naik ke situ." 」jawab Paul menatap Dokja aneh.
"Hm... Aku bisa apa dengan ini ya?"
「 "Apa saja yang bisa dilakukan pada manusia. 'absolute throne' adalah item yang sesuai namanya. Selama kau duduk di takhta itu, kau bisa menjadi penguasa yang tidak terkalahkan." 」
"Apa sudah semua? Mustahil kalau hanya kemampuan bagus saja kan. Untuk aku bisa menikmati 'wewenang mutlak' di atas 'tanah' yang aku kuasai."
Perdebatan berlanjut hingga Paul mengancam akan menghancurkan takhta jika Dokja terus beromong-kosong. Namun jawaban Dokja sangat diluar akal sehat menurut Paul, karena pria itu menyetujui dan mempersilahkan Paul untuk menghancurkan takhta.
Dokja berbalik, menatap para inkarnasi yang menatapnya tak percaya.
"Aku tidak akan duduk di 'absolute throne' ini." Final Dokja.
Langit mendung, petir terdengar dan tetesan hujan yang terasa semakin deras, Paul tampak sangat kesal atas pernyataan Dokja, meminta Dokja mengulangi kata-katanya.
「 "Aku tidak mengerti kenapa kau bersikeras seperti itu. Terima saja hadiahnya. Tanpa kekuatan 'absolute throne', Seoul dome tidak akan bisa bertahan di 'skenario ke-5'." 」
「 "Takhta bisa memberikan lebih dari yang kau inginkan. 'dongeng' tentang dirimu akan terbentuk hanya dengan duduk di takhta, dan status konstelasi pendukung yang melakukan kontrak denganmu akan meningkat." 」
Paul memperingati Dokja.
「 "Dan aku ingin memperingatimu, aku berbeda dengan Dokkaebi tingkat rendah. Jangan berpikir trik payah akan mempan padaku." 」guntur terdengar setelah Paul mengatakan itu.
Para inkarnasi protes pada Dokja, dan di jawab dingin Dokja. Dokja menyiapkan kuda-kuda, tidak membiarkan ada satu inkarnasi pun naik dan duduk di takhta.
Paul ingin berbicara namun dipotong Dokja yang berteriak, tampak menyadarkan para inkarnasi dan konstelasi mengenai pertempuran yang kurang saya pahami.
Paul tampak kesal, menjentikkan jarinya dan muncul sub skenario untuk mengalahkan Dokja dan duduk di takhta.
Heewon berlari, memunggungi Dokja untuk melindungi pria itu, berteriak menantang para inkarnasi, party yang lain juga mendekat, Hyun dan Hyunjae yang melihat itu menghela napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins in ORV
Fanfiction[Omniscient Reader's Viewpoint x Male OC] "Jalan cerita ini... Hanya aku yang tahu!" "Hee... Padahal aku tahu masa depan lebih darimu." "Bajod." "Duh ni om-om satu bundir mulu si, ga bosen?" "Ini disebut mengorbankan diri!" "Bilang aja biar estetik...