(Y/n) P.O.V.
Setelah kejadian USJ itu kehidupan sekolahku kembali seperti biasanya, tapi entah mengapa... Aku merasa kalau kepopuleranku di sekolah ini semakin menggila...
Dan saat media ingin mencari informasi lebih lanjut, aku sama sekali tidak tampil untuk memberikan informasinya... Dikarenakan aku masih ingin menutup keberadaanku...
Dan perkiraanku soal aku akan dimarahi okaa-san itu benar-benar terjadi.
"(Y/n)... Jelaskan pada okaa-san ya, kenapa kau menggunakan quirkmu dengan gegabah, h-m?" kata okaa-san sambil memasang wajah horornya.
"E-eto..." ucapku dengan ragu. "Kenapa kau memakai quirkmu itu untuk ini hm?" katanya lagi dengan senyum setan.
Tolong aku... Siapapun itu... Aku dimarahi okaa-san....
"Maafkan aku okaa-san... Aku benar-benar tak pikir panjang soal itu... Aku... Benar-benar ingin menyelamatkan teman-teman..." ucapku sambil menunduk.
"Itu membantu atau kau menyombongkan diri hm?" ucapnya lagi dengan senyum yang menyeramkan. "Ti-tidak kok! Sungguh okaa-san...!" ucapku dengan tegas.
Okaa-san mulai menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menghela nafas, "(Y/n)... Sampai kapan kau mau begini?"
Deg!
"Sekarang... Kau sudah tak lagi aman (y/n)... Kau akan lebih mudah dicari kau tahu?" ucap okaa-san pelan.
Aku menatap matanya, dari matanya aku dapat melihat pupil matanya yang menegang karena khawatir padaku.
"Aku sudah dewasa kan... Okaa-san?" tanyaku padanya. "(Y/n)... Jangan melakukan itu lagi oke? sembunyikan quirkmu dan hiduplah dengan normal..." ucap Okaa-san sambil mendekatiku yang duduk di kasur.
Dia ikut duduk di kasur, dan menatapku dengan rasa iba. "Karena itu (y/n)... Tolong keluar dari U.A. dan hiduplah dengan normal..."
Deg!
Aku? Keluar? Lalu selama ini? Aku-
"Aku tidak mau..." ucapku sambil memalingkan wajahku. "Aku... Baru saja mulai okaa-san... Aku benar-benar ingin menjadi hero... Dibanding hidup dalam persembunyian... Aku... Ingin hidup seperti orang biasa tanpa menyembunyikan identitasku... Tetapi... Sepertinya aku tidak bisa egois seerti itu... Iya kan okaa-san?" ucapku dengan nada rendah.
"(Y/n)... Okaa-san sebenarnya..." dia terdiam memberhentikan kata-katanya.
"Maaf okaa-san... Bisakah kau keluar dari kamarku? Aku butuh waktu sendirian..." ucapku kepadanya.
"(Y/n) bukan begitu... Okaa-san hanya ingin..." Dia kembali memberhentikan kata-katanya. "Aku tahu okaa-san... Karena itu biarkan aku instropeksi diri ya..." ucapku padanya. "Ah baiklah, selamat tidur ya" ucap Okaa-san langsung pergi dari ruanganku.
Saat itu aku tak tahu harus bagaimana, karena itu aku menangis semalaman.
//Time skipped : keesokan harinya
3 R.d. Person P.O.V.
(Y/n) yang menangis hampir semalaman itu menyadari kalau matanya membengkak dan kepalanya pusing. "Aduh, kalau gitu aku nga nangis deh... Ini bener-bener ga enak soalnya" ucapnya sambil membuang nafas kasar. "Kalau begitu aku tutup pakai make up sebisa ku aja deh" sambungnya sambil mengaplikasikan bedak. Lalu (Y/n) memulai hari-harinya seperti biasa, dan pergi ke sekolah bersama adiknya itu.
Di sekolah (Y/n) yang biasanya sudah menjadi pusat perhatian, kini mdia makin disorot oleh anak-anak disana karena rumor yang beredar. "Wah, itu ya yang katanya anak berbakat di kelas 1?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] Be My Side | Bakugou Katsuki x Reader | Revision on progress
Fanfiction[Musim 1 - Completed] Dulu aku pernah mengalami suatu keadaan yang mengerikan. Udara dingin mulai menyelimuti keadaan sekitar, lalu aku mulai menemukan diriku di dalam sel penjara sambil mengenakan baju lusuh. Tampak beberapa mayat anak, yang tidak...