03

4.7K 422 47
                                    


Gak mau basa-basi, aku juga tau kalian pasti baik-baik aja.

Vote+comen nya di banyakin ya sayang^^

Jadi, happy reading and i love you<3






****

Sudah tiga puluh menit Abel berdiam diri di salah satu cafe ternama di kota ini, kebetulah tempatnya pun tidak jauh dari kediaman Rima.

Dia tengah menunggu Abu, sebenarnya sebelum Abu menyetujui untuk bertemu ada beberapa perdebatan yang di lakukan mereka berdua.

Flashback on

"Kamu jangan main-main! Saya gak kenal sama kamu!"

Demi apapun Abel sangat ingin melempar kepala Abu dengan sendal yang saat ini dia pakai, di saat keadaan genting begini mana mungkin dia berbohong!

"Bubu ini aku Rara! Kamu gak percaya? Oke, kamu suka sama Rara dari dulu, tapi sayang kamu keti--"

"Heh! Semua orang juga tahu kalau saya dulu pernah suka sama Rara, kamu cuma ngarang cerita 'kan?!"

Air muka Abel kian berubah lesu, Abu sama sekali tak percaya padanya, lalu apa yang harus dia lakukan?

"Bu, ini aku beneran Rara! Abel Feranika yang kamu panggil Rara! Kamu masih gak percaya sama aku Bu?" tanyanya dengan lirih membuat orang di sebrang sana tak tega.

"Bubu punya Rara, Rara punya Bubu," sambung Abel membuat Abu terdiam mematung. Dia masih ingat dengan kata-kata itu, mereka mengatakannya saat masih kecil.

"Ra? I-ini beneran kamu?" tanya Abu tak percaya. "Gimana bisa?" tanyanya lagi.

"Nanti aku ceritain, bisa kita ketemu?" tanya Abel.

"Bisa. Dimana?"

"Di cafe deket perumahan Cagar 2!" balas Abel.

"Oke. Tunggu aku, Ra!"

Abel mengangguk pelan, dia pun segera mematikan sambungan telepon. Akhirnya Abel bisa bernapas lega, bebannya mulai berkurang sedikit.

Flashback off

Abel mengetuk-ngetukkan jarinya pada meja, dia mulai merasa bosan juga kesal menunggu Abu.

Drrt!

Abel melirik ponselnya yang bergetar, di sana tertera nama Abu, dengan segera dia mengangkatnya.

"Aku udah nyampe, kamu duduk dimana, Ra?"

Sontak Abel melihat ke arah pintu masuk cafe, di sana ada Abu juga ... seorang anak perempuan yang sedang dia gendong.

Tak ingin berlarut dengan rasa penasaran, Abel segera mengangkat tangan kanan nya dan melambaykan pada Abu.

"Aku di sini, Bu!" ucap Abel pada telepon yang masih tersambung. Setelah mengatakan itu, Abel mematikan panggilan.

Terlihat Abu melangkah ke arahnya, dia berjalan sedikit buru-buru.

"Loh, Rima?" kaget Abu saat melihat bukan Abel, tapi saudara sepupunya, Rima.

"Duduk dulu, Bu!" suruh Abel membuat Abu duduk tanpa membantah sembari memangku anak perempuan tadi.

Suara Abu rasanya tercekat di tenggorokan, orang yang di depan matanya jelas-jelas bukan Abel, lalu dimana Abel?

"Apa kabar?" tanya Abel membuka pembicaraan dengan tersenyum begitu manis.

Second Life (Sequel A2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang