13

4.4K 309 138
                                    

Hay semuanya!

Udah lama ya aku ga up haha>< maaf  banget udah buat kalian nunggu:) tapi beneran deh aku lagi males banget buat nulis, ide cerita tuh kaya ilang gitu aja><  tapi mulai sekarang aku bakalan nyoba sempetin waktu buat lanjutin cerita ini.

Sebelumnya maaf kalo cerita ini makin ngawur dan terima kasih udah mau baca:)

Eh part ini pendek banget ngebut banget soalnya:(

Follow akun aku ya guys biar bisa sampe 1k!

Langsung baca aja deh love you guys ♡

_____




"Gue tahu,"

Mendengar jawaban dari Abel membuat Dina memutar sedikit bola matanya, kemudian dia tersenyum ke arah Abel. "Aku gak nyangka kamu bisa maen basket, Rim. Kamu keren banget!" serunya dengan nada ceria.

Abel meneguk air nya kembali dan menatap wajah Dina. "Lo beneran temen gue 'kan?"

Tatapan bingung tersirat dari mata Dina. "Maksud kamu?"

"Gue cuma mastiin aja," balas Abel sembari mengangkat bahunya. "Gue balik duluan deh," lanjutnya sembari meninggalkan Dina yang memasang wajah jengkel.

Dengan segera Dina menyusul Abel. "Kamu gak mau bareng, Rim?"

Helaan napas terdengar dari mulut Abel, dia sedikit merasa jengkel dengan kehadiran dari sahabat Rima itu. "Tolong ya Dina, gue mau pulang sendiri Lo ga perlu ikutin gue,"

Dengan sedikit kesal Dina menganggukkan kepala nya tanda mengerti, menurutnya terjadi banyak sekali perubahan dari Rima.

"Gue gak ngerti sama Abi, dia seolah-oleh cinta sama gue tapi ... kenapa sikapnya dulu kaya benci banget sama gue?"

"Apa bener dia cinta sama gue?"

"AWAS!!"

Teriakan dari seseorang membuat Abel tersadar dari lamunannya, matanya seketika membulat sempurna ketika sadar bahwa dirinya berada di tengah jalan yang ramai kendaraan. Sepersekian detik tangannya di tarik membuat Abel begitu terkejut.

Bruk!

Keduanya terjatuh tepat di saat sebuah mobil melintas begitu kencang, Abel syok di buatnya. Sedikit meringis saat lututnya tergores aspal

Beberapa orang mulai tertarik dengan apa yang mereka lihat barusan.

"Lo gak papa?" Tanya orang yang menarik tangan Abel tadi.

Tanpa menjawab Abel mengusap lututnya yang terasa sedikit perih. Laki-laki tadi mendekat dan melihat lutut Abel, dia segera membantu Abel berdiri.

"Kita ke puskesmas!" Serunya tanpa bantahan.

"Gak usah, luka kecil gini gak perlu di obatin," balas Abel dengan melepaskan pegangan tangan dari laki-laki itu.

"Gue gak suka di bantah."

Dengan jengah Abel menatap wajah orang tadi, "dan gue gak suka di paksa, paham?"

Merasa tak bisa membantah laki-laki itu hanya mampu menghela napas panjang. "Oke. Tapi Lo gak papa 'kan?"

"Gue gak papa, makasih." Ucap Abel dengan mata menatap ke arah lain. "Kenapa Lo bisa ada di sini, Rio?" Sambungnya.

Yap, dia adalah Rio laki-laki yang entah dari mana datangnya itu kini telah menyelamatkan nyawa dari Abel maksudnya nyawa Rima.

"Lo lupa gue ini jodoh Lo?"

Ini lebih menjengkelkan dari pada Abi, laki-laki satu ini memang patut untuk di singkirkan dia berpotensi menjadi salah satu spesial reptil liat yang sering merayu wanita dan sering di sebut sebagai BUAYA.

Second Life (Sequel A2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang