07

3.3K 246 17
                                    


Hay hay hay!

Sorry karena buat kalian nunggu lama banget:(

Part jni juga gak panjang tapi semoga kalian suka:)

Jangan terlalu berharap lebih dari cerita ini:))

Jangan bosen-bosen nunggu ya<3

***





Air mata yang sedari tadi di tahan kini mulai runtuh juga, luka yang kian mengering pun kembali menganga semakin lebar. Abel menelungkupkan wajahnya di antara kedua tangan di atas meja, dadanya sedikit sesak namun dia coba tahan.

Abi, mantan atau mungkin masih menjadi suami Abel kini sedang berada tepat di hadapannya sebagai guru dari Rima. Tuhan seakan tidak menginginkan Abel hidup dengan tenang dan mengubur masa lalunya.

"Rima?"

Merasa panggilannya tidak di jawab, Abi segera berjalan ke meja Abel.

Dengan pelan dia menepuk pundak Abel, "Rima? Kamu baik-baik saja?" tanyanya.

Sedikit terkejut Abel mengangkat wajahnya yang sedikit sembab akibat menangis, tentu saja para murid juga Abi merasa kaget melihatnya.

"Kamu sakit? Jika iya segera ke UKS saja!" suruhnya.

Abel menggelengkan kepalanya dengan cepat sembari mengusap sisa-sisa air mata. "Saya baik-baik saja pa-pak," balasnya terbata-bata.

"Beneran?" tanyanya lagi memastikan.

Dengan lambat Abel mengangguk, "iya pak," ucapnya pelan.

Abi mengangguk mengerti kemudian kembali ke meja guru. "Baik, kita lanjutkan materi kemarin di bagian 'Persentil'. Ada yang masih ingat apa pengertian dari Persentil?"

Ya, Abi mengajar sebagai guru Matematika, sebenarnya dia hanya sedang menggantikan pak Budi yang sedang melanjutkan S2-nya di prancis, kurang lebih dia sudah mengajar dari satu tahun yang lalu, dan perlu di ingat juga Abi adalah lulusan terbaik di kampusanya dulu.

"Kenapa hanya diam saja? Rima, kamu tahu pengertian dari Persentil?" tanya Abi pada Abel.

Abel mengangkat wajahnya sembari menunjuk diri sendiri. "Sa-saya, pak?"

"Menurut kamu yang namanya Rima siapa lagi? Cepat jawab,"

Mata Abel melirik ke sana ke mari, oh ayolah otak Abel tidak sampai jika di suruh menjawab pertanyaan seperti itu. Terlebih lagi dia sering bolos.

"Saya tidak tahu pak," ucap Abel dengan menyengir lebar.

Abi geleng-geleng kepala mendengar balasan dari Abel, dia juga merasa sedikit heran dengan perubahan dari Abel atau Rima itu.

"Ada apa dengan kamu Rima? Sepertinya banyak sekali perubahan yang saya lihat setelah kamu pulang dari luar negeri. Kamu siswa yang paling pintar di sini, segala soal yang saya berikan pun selalu kamu jawab dengan tepat. Setelah mendengar jawaban bodoh dari kamu tadi membuat saya kurang yakin dengan kepintaranmu,"

Jleb!

'Mulut lo emang halal buat di potong ya, Bi,' dumel Abel dalam hati.

"Maaf pak," ucapnya dengan sedikit memutar bola matanya.

Abi menghela napasnya pelan. "Jadi, apasih pengertian dari Persentil itu? Persentil adalah suatu nilai yang membagi data menjadi seratus bagian yang sama. Mengerti?"

Tidak ada yang menjawab sama sekali, ruangan begitu sepi seperti kuburan membuat Abi kembali menghela napas panjang.

"Saya rasa kalian tidak mengerti. Lebih baik kita langsung pada contoh soal saja,"

Second Life (Sequel A2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang