11

3.3K 245 27
                                    

Sebenernya belum 100 vote, tapi gak papa deh. Tapi kali ini harus tembus 100+ vote ya guys:)

Bantu follow akun aku juga biar jadi 1k!

Jangan lupa vote+comen yang banyak ya hihi



***

"Makasih udah nganterin gue," ucap Abel ketika turun dari motor milik Rio.

"Gak gratis," balas Rio dengan menaik turunkan kedua alisnya.

Mendengar apa yang Rio katakan sontak Abel menendang kaki Rio membuat si empunya meringis. "Kalo gak niat gak usah so-soan mau nganterin gue ya jingan!"

"Gue becada elah," balasnya dengan mengusap-usap kakinya. "Gue mau lo bayar pake nama lo doang, gue mau tahu siapa nama lo,"

Abel memutar bola matanya malas, dengan bersedekap dada dia menatap Rio. "Penting buat lo?"

"Banget."

"Oke. Nama gue Rima, cukup?"

Dengan semangat Rio menggeleng membuat Abel memutar bola matanya lagi.

"Lo mau apa lagi sih? Plis ya Rio, gue gak mau berurusan sama lo lagi," ucapnya penuh penekanan.

"Gue gak bakalan ganggu lo kalo lo udah jadi pacar gue," balasnya dengan amat sangat santai.

"Ck, lo gila?"

"Gara-gara lo. Gue minta nomor hp lo!"

"Jangan ngelunjak ya jingan! Gue males berurusan sama lo, mending sekarang lo pergi sebelum gue teriak maling," ancam Abel.

Rio mengedikkan kedua bahunya sekilas. "Gue gak takut, silahkan kalo lo mau teriak,"

Abel menengok ke segala arah kemudian membuka mulutnya untuk berteriak. "Tol hhmmpp!"

Rio lebih dulu membekap mulut Abel, membuat si empunya tak terima. "Cih najis tangan lo asin!" jeritnya setelah berhasil lepas dari Rio.

Sedangkan Rio hanya menyengir kuda, dia sampai ketar-ketir saat Abel berteriak tadi, dia kira Abel tidak akan berani ternyata dugaannya salah besar. Oh ya satu lagi Rio harus mencatatnya bahwa Abel atau Rima ini wanita nekat.

"Lo mau gue di gebukin orang?" tanya Rio dengan sedikit berbisik.

"Gue perduli? Udah sana lo balik!" usirnya.

Helaan napas berat terdengar dari Rio. "Oke-oke, pertemuan kita berikutnya gue pastiin lo bakalan ngasih nomor lo sama gue," ucapnya begitu percaya diri.

Abel tersenyum miring meremehkan. "Mimpi," gumamnya.

"Kalo gitu gue duluan calon pacar," pamit Rio dengan mengelus rambut Abel sebelum dia pergi dari sana.

Abel yang tak terima sontak melebarkan matanya, dia mengusap kasar rambut yang baru saja di pegang Rio, dan apa tadi calon pacar? Menurut Abel Rio terlalu berhalusinasi.

Abel berbalik badan dan melihat gedung apartemen yang menjulang tinggi, dia ingin tahu reaksi apa yang akan Abel dapat dari sahabatnya Laura.

Dengan langkah pasti dia memasuki gedung apartemen, kakinya mengayun menuju lantai 7 dimana kamar Laura berada.

Setelah sampai, Abel diam terlebih dahulu di depan pintu kamar. Tangannya menekan bel beberapa kali.

"Siapa sih orang yang bertamu di sore hari gini, gak ada kerjaan banget," gerutu orang yang baru saja membuka pintu.

"Eh, cari siapa ya?" tanyanya ketika melihat siapa orang yang berdiri di depan pintu kamarnya. Dia sedikit heran dengan keberadaan perempuan berusia 17 tahunan.

Second Life (Sequel A2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang