14

2.3K 158 68
                                    


Aku ga tau ini nyambung atau ngga😭 tapi ya semoga nyambung ya.

Seneng banget baca komentar kalian yang pengen cerita ini di lanjut🥲 aku usahain bakal lanjutin meskipun agak ngaret ya😆

Jangan lupa vote+comennya!

Happy reading guys!!!







_________________

"Ah iya, salam kenal mbak," ucap Abel sembari tersenyum hambar.

Hatinya sedikit terasa nyeri saat anak yang ada di depan matanya menyebut Citra dengan kata mama. Anak ini adalah anak yang ada di foto, apakah mungkin Abi dan Citra menikah?

Tawa hambar begitu terdengar di pikirannya, rasa marah bercampur sedih menjadi satu. Dia masih berpikir apa benar mereka berdua menikah setelah kepergiannya? Apa mereka merasa begitu senang dengan kepergiannya? Banyak sekali pertanyaan yang berputar di dalam otaknya.

"Rima? Kamu gak papa?"

Pertanyaan dari Citra sukses membuat Abel tersadar, kemudian dia mengangguk kecil pertanda baik-baik saja.

"Makasih ya Rima, saya beneran panik saat Arka hilang gitu aja," ucapnya dengan nada yang terdengar akan kelegaan.

Abel mengangguk sekilas dengan senyum tersemat di bibirnya. Matanya melirik wajah Arka dengan seksama, entah kenapa anak ini benar-benar memiliki daya tarik tersendiri bagi Abel. Dia ingin terus bersama anak itu, tapi rasanya tidak mungkin bukan?

"Kakak cantik mau ikut Alka pulang?" Tanya Arka membuat dua orang dewasa itu menatap ke arahnya.

"Euuu," Abel menggaruk alisnya pertanda dia merasa canggung, kemudian menatap Citra yang juga kini sedang menatap nya.

Wajah polos dari Citra entah kenapa membuat kejadian dulu teringat lagi, apa lagi saat mendengar Arka memanggil Citra dengan sebutan Mama sedikit ada rasa kecemburuan di sana.

"Lain kali saja ya Arka, Kakak harus mampir dulu ke tempat lain," balas Abel dengan sedikit merasa bersalah melihat wajah murung Arka.

"Kakak cantik pasti gak suka ya sama Alka? Kakak cantik jijik sama Alka 'kan?" Tanya Arka dengan mata berkaca-kaca membuat mereka kelabakan.

Dengan cepat Abel menggeleng pertanda tak setuju dengan apa yang Arka katakan. "Kakak gak jijik sama Arka, tapi beneran deh kakak gak bisa ikut Arka," ucapnya dengan mensejajarkan tingginya. "Kalo kita ketemu lagi kakak janji bakalan ajak Arka main, mau?"

"Benelan ya?" Sergah Arka dengan mata memicing tajam, namun dengan matanya yang bulat itu terlihat amat sangat lucu.

"Iya, janji!" Balas Abel dengan mengacungkan jari kelingkingnya dan di sambung dengan gembira anak itu.

Citra tersenyum sekilas kemudian menggendong tubuh mungil Arka. "Ayo kita pulang!" Serunya.

Bibir anak itu mencuat sedikit menandakan dia merasa kesal, "mama Arka mau main sama Kaka cantik tau!" Rengeknya begitu menggemaskan.

"Besok, oke?"

Terdengar decakan kesal dari bibir mungil itu, kemudian wajahnya di telungkupkan ke bahu Citra.

"Sekali lagi makasih ya Rima, kapan-kapan kita bisa bertemu lagi ya," ucapnya dengan senyum manis.

Anggukan canggung begitu amat terlihat, "semoga aja kita bisa bertemu lagi ya," ucapnya. Padahal di dalam hati kecilnya Abel tidak ingin menemui Citra lagi, entah kenapa rasanya masih menyesakkan dada.

"Pamit ya, Rim."

Lagi-lagi Abel mengangguk sekilas sembari memperhatikan punggung Citra yang kian lama kian jauh.

Second Life (Sequel A2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang