Likes ✔

Part 28

Ada yang berbeda dengan Saara, setelah perbincangannya kemarin dengan gadis tersebut, gadis itu tak lagi bersikap manja-manja dan menempel kepadanya. Saara bersikap normal, menyapa seadanya tanpa nada manja dan mengapit tangannya. Apa Saara sudah sadar dengan perilakunya yang membuat dirinya dan orang-orang risih? Jika begitu, Naruto merasa bersyukur dan dapat kembali berteman dengannya.

"Ini untukmu!" Saara menyimpan sekotak makanan di atas meja.

Naruto mengernyit, "Untukku?"

Saara mengangguk pasti. "Sebagai tanda permintaan maafku."

Naruto masih bergeming, ia menatap bergantian antara kotak makan tersebut dengan wajah Saara. Di sisi lain ia juga merasa bimbang, takut-takut jika Hinata membuat bekal seperti biasa.

Di tengah kebimbangannya, bunyi ponsel miliknya menyita perhatian. Ia tahu betul jika yang mengirim pesan adalah Hinata. Ia sama dengan Hinata yang menggunakan nomor tersebut hanya untuk berhubungan dengan teman onlinenya dulu.

Naruto mendesah kecewa ketika melihat isi pesan dari Hinata. Bahkan gadis tersebut tidak menyinggung sedikitpun masalah semalam. Naruto tersenyum tipis ke arah Saara, ia lantas mengambil kotak makan tersebut tanpa rasa bimbang.

"Terimakasih. Aku anggap ini sebagai tanda kau telah kembali."

Saara tersenyum lega, ia mengerti apa yang diucapkan Naruto. "Tentu saja, mulai hari ini kau akan menemui Saara yang biasa kau temui."

Mereka saling melempar senyum, membuat Kiba yang tadinya akan menghampiri Naruto menghentikan langkahnya sejenak dan kembali duduk di kursinya.

Dengan tergesa, Kiba membuka aplikasi pesan untuk memberikan informasi penting yang begitu mendesak ini kepada seseorang.

...

"Ini tidak bisa dibiarkan." Seru Shion ketika usai membaca pesan dari Kiba.

Hinata terperanjat ketika mendengar gebrakan meja yang ternyata Shion pelakunya. Tadi ia sangat mengantuk, ia baru saja tertidur di atas lipatan tangannya di atas meja.