Part 35 - Trio KST mission

789 155 76
                                    

"Kau tidak apa-apa?" Wajah Hinata kentara khawatir melihat wajah Naruto yang pucat. Mereka sekarang sedang berada di ruang tamu.

"Aku tidak apa-apa, lagi pula kau sudah memberikan teh hangat." Naruto menggenggam segelas teh hangat, ia kemudian menampilkan senyum untuk menunjukkan dia baik-baik saja. 

"Syukurlah kalau begitu," Hinata membuang napas lega.

Selepas Naruto tercebur ke dalam kolam renang, Kiba melarikan diri agar tak ikut tertarik. Kiba terbirit-birit sembari tertawa kencang. Amarahnya hilang ketika berhasil membalas perbuatan Naruto padanya. Sementara Naruto berteriak-teriak mengumpati Kiba yang telah membuatnya terjatuh.

Kiba tak berniat menolongnya karena Naruto pandai berenang. Namun tetap saja perlakuannya membuat seorang gadis begitu khawatir. Dengan sigap Hinata menghampiri Naruto, membawakannya handuk kering lalu menuntunnya masuk.

"Hinata, bisakah kau bantu Toneri menyiapkan daging untuk dipanggang?" Shion nongol di balik pintu kaca yang menghubungkan langsung ke halaman belakang.

Hinata tersentak kecil, ia menoleh ke asal suara sebelum berucap, "Ah, baiklah, aku segera ke sana!" 

Hinata mengalihkan perhatian kepada Naruto setelah menjawab Shion, ia merasa tak enak hati meninggalkan Naruto seorang diri dengan selimut yang melilit di badannya. Pria itu tadi sempat menggigil kedinginan.

"Naruto-kun tidak apa aku tinggal?"

Naruto bengong, ini kedua kalinya Hinata memanggilnya seperti itu. Ia merasa besar kepala sekarang, "Tidak apa, aku bisa jaga diri kok. Aku nanti menyusul sebentar lagi."

"Eumm... baiklah, aku pergi dulu membantu Toneri." Sejurus kemudian, Hinata berlalu dari hadapan Naruto.

Naruto mengerjap berkali-kali, apa tadi dia bilang? Toneri? Naruto segera bangkit lalu menghempaskan selimutnya begitu saja. "Shit! Kenapa harus Toneri?!" gumamnya kesal sendiri. Ia tidak sanggup memikirkan jika harus bersaing cinta dengan Toneri. Toneri itu teman yang baik, ia sudah merasa nyaman berteman dengannya.

.

Apa yang lebih menyakitkan dari melihat gebetan tertawa bahagia bersama pria lain yang mungkin adalah gebetan si gebetan? Naruto tak dapat membayangkannya apa lagi melihatnya. Rasanya matanya mendadak terasa perih dengan perasaan yang bergemuruh hebat meminta untuk dilampiaskan. 

Namun, ia masihlah waras, menarik napas dalam dan mulai melangkah, Naruto berniat untuk menghampiri keduanya dengan alasan membantu. Tentu dengan maksud tersembunyi agar mereka tidak dapat berduaan.

Kiba dan Shion saling lirik dan mengangguk pelan, dan tak lupa senyum misterius mereka tampakkan. 

"Naruto-kun mau kemana?" Kiba berujar manja sembari mengapit lengan Naruto.

Otomatis Naruto menghentikan langkahnya dan menatap sengit Kiba. Apalagi ketika mengingat Kiba yang tak membantunya keluar kolam dan tertawa senang, ia kesal pada pria penyuka anjing itu.

Naruto berusaha menghempaskan lengan Kiba, namun Kiba tak patah arang, ia kembali mengapit lengan Naruto kencang. "Lepasin! Gue jijik tau gak?!"

Kiba menekuk wajahnya seolah bersedih, "Naruto-kun jahat!"

"Drama mulu lo!" Dengan sekali hentakan tangan Kiba pun terlepas dan Kiba berdecak kesal.

Shion memutar bola matanya, kenapa Kiba berlebihan sekali dalam usahanya? Kini Shion harus mengeluarkan kemampuan beraktingnya sebagai anggota klub drama sekolah. Shion mengambil tumpukan piring dan gelas dikedua tangannya. Berdehem singkat sebelum memulai aksinya, ini berat sekali.

Likes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang