Chapter kentang tapi sayang kalau gak dipublish✌🏻😋
November dan hujan, dua kata yang saling berdampingan dalam realita kehidupan. Senin pagi Minggu pertama di bulan November sudah diawali dengan hujan sedang. Tiara membuka jendela kamarnya dan langsung disambut dengan aroma alami tanah yang terkena air hujan yaitu petrikor. Aaaah Tiara menyukai bau petrikor ini karena mengingatkannya dengan buah kesukaannya, semangka. Aneh bukan? hihi.
Di tempat yang berbeda tapi dengan cuaca yang sama, ada Anrez yang juga sedang menikmati hujan. Dengan muka bantalnya, Dia duduk melamun di kursi teras rumahnya sambil memandangi hujan di hadapannya. Hawa sejuk dan suara gemericik air memang sangat cocok untuk melamunkan hal-hal yang indah. Dan benar saja, tanpa Ia sadari sambil masih melihat hujan, Anrez tersenyum sendiri.
Ingatan yang paling segar dalam memori otaknya saat melihat hujan adalah saat dirinya bersama Tiara beberapa waktu lalu. Hujan telah membantu menciptakan momentum yang indah untuknya dan Tiara. Jadi seperti lagu saja kan? Merasa bahagia saat hujan turun karena teringat kenangan manis bersamanya.
Flashback
Tiara dan Anrez sedang duduk berhadapan di sebuah warung bakso. Mereka sudah selesai makan sejak sepuluh menit yang lalu tapi belum juga meninggalkan tempat tersebut. Di luar masih hujan deras dan mobil Anrez berada di basement toko buku seberang dari warung tersebut.
Bagaimana bisa? tentu saja penyebabnya tidak lain tidak bukan adalah si ganteng tapi terkadang kelakuannya membuat jengkel Anrez Adelio. Mereka berdua baru saja membeli buku untuk keperluan kuliah Tiara serta titipan dari Aurel adiknya. Sekeluarnya dari toko tersebut, Anrez mengajak makan bakso di seberang jalan karena itu adalah tempat makan favoritnya semasa SMA dulu. Dia berinisiatif untuk pergi ke tempat itu berjalan kaki saja dengan alasan jaraknya yang tidak jauh dan ingin mencari suasana baru, berjalan berdua bersama Tiara di tempat umum. Tiara hanya mengangguk saja karena menurutnya di jalanan tidak akan ada yang menyadari keberadaan mereka dengan masker, jadi tidak ada masalah dengan hal tersebut.
Anrez melihat jam di tangannya, dan mulai sedikit resah. Hujan semakin deras dan Dia harus sampai di lokasi syutingnya satu jam lagi, belum dikurangi waktunya untuk mengantar Tiara pulang ke rumahnya nanti.
"Hujannya makin deres,"
"Iya nih, Aku ada syuting pula sejam lagi."
"Tadi pake ngide ke sini jalan kaki sih, repot kan jadinya."
"Ya kan gak kepikiran kalo bakal hujan deres gini."
"Kayaknya bakal lama redanya."
"Aku tinggal ambil mobil dulu ya, mau pinjem payung yang punya warung ini,"
"Jangan!" Anrez menatap Tiara bingung.
"Aku ikut,"
"Di sini aja, hujannya deres nanti Kamu tetep basah."
"Gak mau,"
"Ya udah." Anrez hanya bisa menghela nafasnya mendengar Tiara barusan. Terdengar malas tapi dalam hatinya senang karena Tiara tidak mau jauh dirinya walaupun hanya sebatas ditinggal sebentar untuk mengambil mobil.
Anrez dan Tiara berdiri menunggu jalanan sepi untuk menyeberang di bawah satu payung .
"Sini gandengan, kan mau nyebrang."
"Norak,"
"Ini nih yang bikin sayang, ngedumel gemes."
"Cringe,"
"Can't help,"
"Sok Inggris banget buaya condet,"
"Ojo nesu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ulang Tahun Tiara
UmorismoTiara berulang tahun yang ke 20 dan mendapat kejutan spesial kedatangan dua sahabatnya. Apakah ada orang lain yang menjadi hal spesial untuk Tiara di hari ulang tahunnya ?