1 Minggu kemudian dimana hari ini Sekar akan membukakan perban yang terus melilit di kepalanya.
Di ruangan yang serba putih itu terdapat dokter herman, dan 2 suster, Sarah, zeline, mora dan Kenzie.
Sekar lah yang meminta Kenzie untuk datang di hari pembukaan perbannya, dan ia berharap ia bisa melihat.
"Buka matanya perlahan ya" ucap dokter herman setelah melepas lilitan perbannya.
Kemudian Sekar perlahan membuka matanya, setelah mata itu terbuka yang hanya di lihat Sekar hanyalah kegelapan.
"Sayanggg, ini bunda" Sarah tersenyum.
Tes
Satu tetes air mata jatuh di pipi sekar "k-kenapa gelap dokkk hiks"
"Aku gak bisa sembuh?"
"KENAPA GELAP HIKS AAAAAAAA HIKS GELAPPPP"
bundanya langsung memeluk Sekar erat, saat Sekar berteriak dan menangis histeris.
"Hiks hiks hiks" Sekar terus menangis sesenggukan.
Bundanya menggelap air mata Sekar dengan tangannya "ada bunda yang selalu nemenin kamu nantinya"
"Dokkk a-apa saya nantinya bisa lihat?"
"Kemungkinan bisa"
"Hiks hiks hiks"
"Kamu yang tenang yah, udah udah" Bundanya memeluk, dan mengelus-elus punggung sekar.
"Aku pengen mata aku di perban lagi"
"untuk apa kalau perban aku di lepas, tapi aku gak bisa lihat hiks"
"Baik kalau ini yang anda mau"
" 2 Minggu lagi kamu harus kontrol kesini, untuk cek keadaan mata kamu"
"Tapi nanti bisa sembuh?"
" Kalau 2 Minggu kamu tetap gak bisa lihat, terpaksa kami akan melakukan operasi mata"
"Apa kamu mau?"
"Saya mau"
...
Kini Sekar sudah berada di rumahnya, karna kata dokter juga sudah di perbolehkan untuk pulang, dan tenang saja ada suster khusus untuk membuka perban atau menutupnya, Sekar juga di antar oleh zelin, mora, dan Kenzie.
Klek
"Sayang ini rumah kamu" kata bundanya.
"Harum" Sekar tersenyum.
"Oh iya nak ken, kamar Sekar kan ada di lantai 3 Tante boleh minta tolong gendong sekar?"
"Iya tante"
Kemudian Sekar memegangi lengan Kenzie untuk bisa berdiri, setelah itu ia rangkulkan dan Kenzie membopongnya, sedang zeline ia melihat kursi roda itu dan di angkat terus naik ke tangga.
Sekar, Kenzie, zeline, dan mora terlebih masuk ke dalam kamar sekar setelah sudah sampai di depan kamarnya, sedangkan bundanya ia mengobrol dengan suster di luar kamar Sekar.
"Sus, suster tinggal aja disini gak enak kalau bulak balik kesini" ucap sarah.
"Disini juga ada banyak kamar yang kosong, kasian susternya kalau harus bulak balik"
"Iya Bu" kata suster diana.
Betul kata bundanya sekar, suster diana harus tinggal di rumahnya saja, karna kan Sekar tiap hari harus membuka perbannya saat ia mau mandi sore dan pagi, dan suster diana juga di perintahkan untuk menjadi suster pribadi Sekar selama menjalani perawatan di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKAR&KENZIE (END)
Teen FictionHai hai👋👋 (FOLLOW SEBELUM BACA) Aku gak bisa bikin deskripsi cerita, yok langsung aja baca cerita pertama aku ini❤️ Mohon maaf kalau banyak typo PERINGATAN Cerita ini mengandung kata-kata kasar, bijaklah dalam membaca